Euforia Job Fair


Penetapan Moratorium PNS yang diberlakukan secara selektif oleh Pemerintah dimulai pada tanggal 1 September 2011 sampai 31 Desember 2012. Penetapan ini ditandai dengan penandatanganan Peraturan Bersama oleh 3 menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi; Menteri Keuangan, Agus Martowardojo; dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, EE Mangindaan pada tanggal 24 Agustus 2011. Penundaan sementara untuk penerimaan CPNS dilingkungan Kementerian Kesehatan dikecualikan bagi: tenaga pendidik (dosen) pada Politeknik Kesehatan, tenaga dokter dan perawat pada Rumah Sakit, dan tenaga sanitarian pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (www.depkes.go.id).
Saya menyikapi keputusan moratorium itu dengan senang hati. Keputusan moratorium adalah kesempatan saya untuk berlari dari dunia PNS. Saya menjelaskan kepada orang tua bahwa menjadi PNS bukanlah sesuatu pekerjaan yang utama. Seorang wanita tidak harus menghasilkan pendapatan tetap setiap bulan, namun hal yang penting adalah tetap mandiri menghasilkan pendapatan. Yap. Kunci utama yang digarisi bawahi adalah sikap kemandirian. Sejak lulus kuliah, saya tidak ingin membebankan pundak orang tua untuk mencukupi kebutuhan saya. Untuk segala urusan pribadi; mulai dari uang bensin, kosmetik, dan barang-barang keperluan pribadi harus ditanggung sendiri. Apalagi, seusai berpenghasilan saya merasa berkewajiban untuk menyisihkan sebagian pendapatan yang saya peroleh.
Momentum job fair di bulan Oktober adalah sebuah episode petualang saya dalam dunia kerja. Dulu, saya masih bercita-cita idealis, “Pengin banget menciptakan lapangan kerja bukan masuk dalam lapangan kerja orang lain.” Cita-cita saya itu belum terealisasi sempurna saat Ibu mendukung saya untuk mencari pekerjaan layak dan lebih ‘aman’. Hyum hyum. Saya ikuti pemikiran Ibu untuk mengikuti job fair dengan senang hati. Bismillah. Bersama sahabat saya, mbak Atik, kami menjelajahi stand job fair di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Semarang (11/10). Sebelumnya, kami membuat surat AK1, surat keterangan dari Disnakertrans untuk mencari lowongan kerja. Biasanya, ada instansi yang melampirkan surat keterangan AK1/ surat kuning.
Wuihh...
Subhanallah, baru satu setengah jam kami menunggu giliran masuk stand, jumlah peserta job fair yang masuk sudah mencapai ribuan. Pada saat itu, saya mendapatkan tiket no.462, sedangkan mbak Atik no.315. Euforia job fair yang menyesakkan! Kami terpaksa untuk menunda masuk ke lokasi stand karena riuhnya suasana dan berkas-berkas yang kami lampirkan belum lengkap.

Pada hari kedua (12/10), jumlah kunjungan semakin padat merayap. Pada saat saya mendaftar lagi untuk tiket pendaftaran, nomor yang saya dapatkan adalah 3.642! Subhanallah, bukan? Padahal, pada saat itu suasana masih segar dan antrean tidak begitu panjang. Saya tidak bisa membayangkan kondisi pada hari terakhir di job fair Disnakertrans ini. Pastinya, euforia pengunjung lebih memuncak. Alhamdulillah, pada hari kedua, kami memasukkan berkas lamaran ke stand job fair yang kami inginkan.

Masih ingat percakapan kami tentang pekerjaan ideal seorang wanita. Kalau mencari pekerjaan, juga perlu menimbang konsekuensi pekerjaan pada saat berkeluarga nanti. Apakah menyita waktu yang panjang sehingga menelantarkan buah hati dan keluarga? Kalo bisa, sih, pengen jadi IRT yang ideal. Bisa menjadi ibu yang memiliki keterampilan, jiwa kewirausahaan dan daya ulet yang tinggi. Tidak perlu berlelah-lelah sehingga waktu berkerjanya dinikmati di rumah saja. ^^
An Maharani Bluepen
Saat menikmati dunia kerja...
13 Oktober 2011
0 Response to "Euforia Job Fair"
Posting Komentar
Thanks for reading
^________^