Kopi-RAM [2]
[KO]lom ins[PI]rasi [RAM]adhan
Ep.2: 4 - 6 Ramadhan 1433 H
“Sudah Membaca Berapa Juz,
Sobat?”
“Fastabiqul khairat.
Berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan..”
Bulan Ramadhan sebagai syahrul jihad, bulan perjuangan untuk
memerangi hawa nafsu dan memperbanyak amal sholeh. Ladang kebaikan semakin
subur tatkala kita saling menasihati dalam kebaikan dan berpesan dalam
kesabaran. Hari ini sudah membaca berapa juz, Sobat? Pertanyaan ini semata-mata
hanya untuk mengetahui seberapa dekat diri kita dengan Al Qur’an. Apakah dampak
dari membaca Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari? Tentu, sobat semua pernah
mengalami.
Membaca Al Qur’an merupakan transaksi yang selalu menguntungkan,
dan selalu menggembirakan bagi insan yang beriman. Tentunya membaca Al Qur’an
di bulan Ramadhan sangat besar ganjaran dan nilainya. Rasulullah-pun sangat
besar perhatiannya pada Al Qur’an melebihi pada bulan-bulan lainnya. Masih ingat,
kan ? Jika Al
Qur’an diturunkan pertama kali pada waktu Ramadhan (17 Ramadhan), makanya ada istilah yang
namanya Nuzulul Qur’an. Pada saat itulah Jibril datang kepada Rasulullah SAW di
bulan Ramadhan untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali (tahu surat QS Al Alaq, Sobat?).
Ya, arti QS tersebut adalah Bacalah. QS yang menjadi kunci peradaban dunia;
membiasakan membaca.
Sejenak melihat sekumpulan sahabat yang sedang asyik
bercengkerama dengan mushafnya, membuat hati An cemburu.. Ya Rabb, dada An
menahan sejuta rindu untuk memegang mushaf-Mu, membacanya, kemudian memahami
arti di dalamnya, namun diri hanya masih bisa mendengarkan. Sebetulnya, bisa saja mengucapkan
dzikir apa saja untuk menenangkan hati saat jiwa gersang.. Meski demikian, embun
penyejuk dari suara murattal belum terasa menggetarkan. An tak bisa membayangkan
bagaimana jiwa-jiwa tuna wicara yang tak mampu mengeluarkan suara untuk membaca
Al Qur’an?
Begitu naifnya diri ini ketika kemalasan merajai, merasa waktu
yang dimiliki begitu sempit hingga tak sudi untuk membaca ayat-ayct cinta-Nya
dengan khusyuk.. Membaca, tanpa mentadaburinya dengan hati. Membaca, kemudian
melaluinya dengan nada biasa, serta tak menghiraukan arti ayat yang dibaca.
Astagfirullah.. Kadang, beberapa hapalan mudah lenyap begitu saja. Ada apa dengan diri ini?
**
Berikut ini adalah kisah seorang kakek tua yang hidup bersama
cucu satu-satunya. Sang kakek adalah seorang muslim yang
taat, tiada hari dalam hidupnya tanpa membaca Al-Quran.
Si Cucu yang melihat betapa sang kakek begitu khidmat membaca
Al-Quran penuh dengan penghayatan, bertanya : “Kek…!! Mendengar kakek
membaca Al-Quran, aku merasa hatiku sejuk sekali. Aku ingin
sekali bisa memahaminya sebagaimana kakek. Tapi aku
tidak mampu, adapun yang aku pahami, aku lupakan secepat aku menutup buku”
Adakah manfaat-nya kita membaca AL-QURAN tanpa mengetahui
artinya?
Sang kakek seakan tidak menghiraukan pertanyaan cucunya yang
masih muda itu. Dia malah mengajak cucunya itu keluar rumah.
Sang kakek mengambil sebuah ember kotor (bekas
mengangkut tanah liat), lalu dilubangilah ember itu di bagian bawah
dan samping-sampingnya, beberapa lubang.
Si Cucu dengan keheranan dan rasa penasaran ingin mengetahui apa
yang hendak dilakukan oleh kakek kesayangannya itu.
“Anakku…! Bawalah ember ini ke sungai, kemudian bawalah kembali
kemari dengan sudah terisi penuh air.”
Si Cucu tentunya sadar, bahwa ember tersebut sudah bocor, maka
mau tidak mau dia harus berlari setelah mengisi ember tersebut dengan air.
Si Cucu pun menyanggupinya. Dan pergilah dia ke sungai untuk
mengisi ember tersebut dengan air, kemudian dia berusaha berlari
sekencang-kencangnya agar setibanya di tempat kakeknya airnya masih penuh.
Dia pun melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tapi setibanya di
tempat kakeknya, ternyata tidak sedikit pun air yang tersisa. Semua airnya
habis tertumpah sebelum tiba di tempat kakeknya.
Sang kakek sesekali menertawakannya. Dan berkata, “Kali
ini kau harus berusaha berlari lebih cepat lagi. AYO
KAMU PASTI BISA….!”
Si Cucu pun berusaha lebih semangat lagi.
Sampai akhirnya…!!! Dengan terengah-engah dia berkata kepada kakeknya, “Kek…!
Aku rasa ini mustahil secepat apapun aku berlari, air tersebut akan lebih dulu
habis sebelum aku sampai disini. Jadi ini suatu hal yang percuma”
Dengan tersenyum sang kakek berkata, “Anakku
kamu pikir semua ini percuma? Sekarang coba lihat ini……….”
Kakek menunjuk ke ember yang dipegang cucunya tersebut. Dan
berkata, “Bukankah
ember yang kau pegang tersebutsebelumnya kotor sekali?”
“Lihatlah sekarang, sudah menjadi ember yang bersih…! Luar
dan dalam”
“Anakku hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca
Al-Quran. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika
kamu membacanya lagi, kamu akan berubah,
luar dan dalam… Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita.”
**
Ya Rabb.. Dekatkan kami dengan Al Qur’an.. Izinkanlah kami untuk
membacanya dengan penuh kecintaan, keikhlasan dan penuh keistiqomahan…
Berilah kami waktu luang untuk membacanya dengan sepenuh jiwa
hingga meresap ke relung hati. Izinkanlah, ya, Rabb..agar kami selalu menjaga
kualitas dan kuantitas ibadah di bulan suci ini karena-Mu..karena ingin
mendapatkan keridhoan-Mu…
An Maharani Bluepen
Today, bertepatan usia 23 tahun 5 bulan
semoga saja Al-Qur'an menjadi bacaan wajib bagi kita ya :D
insya Alloh...
menjadi bacaan wajib setiap hari ^______^
Cerita Kakek dan Si anak menarik...
he he he,,,
Semoga amalan membaca Al-qur'anya lancar...
AMIN
aamiin..semoga menginspirasii.. ^______^
sangat menginspirasi gan , trimakasih :)
sami-sami, gan..cerita kakek dan cucunya an ambil di blog tetangga ^______^
thn2 kemarin bs 3-4 kali khatam tp skrg dah susah cz bertambah aktivitas.., tp smg ramadhan ini bs khatam walaupun hny sekali.. *smile
subhanallah..bacanya rutin sekalii.. berarti dalam sehari bisa 3 juz, yaa..
3 juz = 24 jam, So, dalam setiap sholat misalnya, dapet satu juz, dua sholat lainnya buat hapalan/ muraja'ah. Wah, lebih bagus lagi kalo diperbaiki bacaan murottalnya..
*satu bulan khatam dua kali saja sudah anugerah indah buat An..