Finalis Essay Keydo_Proses Metamorfosa_edisi revisi

Proses Metamorfosa
Oleh: Ania Maharani, SKM

Sungguh malam yang panjang. Hari itu Andien tak bisa tidur nyenyak seperti biasanya. Ada yang menggetarkan hatinya untuk segera mengambil keputusan. Antara jawaban iya atau tidak, ia masih bingung untuk meyakini keputusan yang benar. Sepertiga malam Andien tampak begitu pasrah dan berkomunikasi dengan Rabbnya lewat shalatnya. Air matanya mengalir deras dan sebongkah perasaanya meluap begitu saja. Andien berkaca-kaca seraya berdoa memohon petunjuk terbaik kepada Rabb-nya. Selepas shalat tahajud dan istikharah, ia mengambil mushaf terjemahan serta memahami ayat-ayat cinta-Nya dengan khusyuk.
 Ia tahu bahwa selama dia mengharap ridho-Nya, ia tidak mengambil jalan yang salah. Ia tak pernah berdua-duaan dengan orang yang bukan mahramnya, apalagi berpacaran dengan lawan jenis. Prinsipnya begitu kuat dan keyakinan untuk menjaga hijabnya semakin bulat. Ia tak ingin menodai perasaannya dengan cinta semu dan sementara. Ia ingin merasakan nikmatnya pacaran seusai pernikahan.
Sebagai anak muda, Andien pun pernah terperangkap oleh gelombang virus merah jambu yang super dahsyat. Ya. Ia pernah menyukai lawan jenis yang dianggapnya ‘teladan’ di kampus. Rasa suka yang bukan hanya simpati namun semakin masuk ke dalam hati. Ia sangat malu karena hatinya sudah terkontaminasi. Namun, ia berusaha kuat untuk segera melupakan dan memproduksi hati yang baru. Memang tidak mudah dalam menjaga perasaan namun ia ingin kembali menyucikan jiwanya. Qad aflaha man zakkaaha. Wa qad khaaba man dassaha. Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikannya. Dan sungguh merugi orang-orang yang mengotorinya (QS Asy Syams: 9-10).
Fajar merekah saat adzan shubuh berkumandang. Kemudian, cahaya berganti haluan menjadi harmoni pagi yang indah. Sinar matahari tampak malu-malu menghangatkan bumi. Embun penyejuk masih membasahi dedaunan di taman. Di sana, Andien mengamati kumpulan kupu-kupu yang menari-nari dan menghisap nektar bunga dengan puasnya. Rasa kagumnya melambung tinggi seraya menengok keindahan warna sayap mereka.
Meski diawali dengan telur lalu bentuk ulat dan kepompong yang buruk rupa, kupu-kupu mampu melewati setiap tahapan dengan kesabaran yang luar biasa. Saat menjadi ulat, kebiasaan makannya tampak begitu rakus namun berubah total saat berubah menjadi pupa. Pada fase ini, pupa harus berkontemplasi (bertapa) dari rayuan daun hijau. Sang pupa berdoa pelan dalam hatinya. Ia berharap dapat menemukan jati dirinya sesungguhnya, yaitu menjadi seekor kupu-kupu yang memberikan warna di alam sekitarnya. Ia yakin bahwa Tuhan akan selalu menolongnya saat dia belajar tentang kesabaran. Berkat kesabaran itulah, perjalanan hidup kupu-kupu disebut dengan metamorfosis sempurna (hemimetabola).
Secuplik kisah kupu-kupu tersebut merupakan analogi yang bijak ketika seseorang berusaha mencari ridho Illahi melalui ikatan yang suci dan memerlukan kesabaran layaknya proses metamorfosa. Pernikahan adalah hubungan persahabatan antara seorang laki-laki dan perempuan yang diharapkan akan berlangsung seumur hidup. Proses pernikahan ada yang berlangsung cepat, namun ada pula yang membutuhkan waktu lama. Mempercepat proses pernikahan adalah lebih baik jika sudah merasa siap lahir batin, tetapi hendaknya tidak terjatuh pada sikap tergesa-gesa. Dari pernikahan tersebut akan membentuk sebuah keluarga yang merupakan unit terkecil dari suatu bangsa.
Di pojok ruangan tamu, Andien tak sengaja menemukan skripsi temannya yang berjudul “Perilaku Remaja dalam Kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan.” Skripsi itu baru saja dipinjam sebagai bahan tesisnya di daerah lokalisasi. Dari latar belakang skripsi, Andien mengambil informasi bahwa kehamilan tidak diinginkan (KTD) disebabkan oleh hubungan seks di luar nikah dan tidak diterima oleh salah satu calon orang tua bayi. Akar dari KTD adalah hubungan seks di luar nikah yang dilakukan oleh remaja dengan mengabaikan tanggung jawab dan risiko dari perilaku yang bertentangan norma agama dan asusila. Andien pun memahami bahwa seks sudah tidak dianggap tabu oleh kaum remaja era modern saat ini. Hal ini akibat pengaruh teknologi yang semakin canggih sehingga penyebarluasan informasi sangat cepat, termasuk film pornografi yang mudah diakses oleh siapa saja, termasuk kaum remaja. Selain itu, kondisi iman yang labil dan pergaulan remaja yang salah dapat menjadi alasan bagi mereka yang penasaran melakukan hubungan di luar nikah.
Hasil studi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mengenai perilaku seks remaja di Indonesia menyatakan bahwa remaja merupakan kelompok risiko tinggi terhadap KTD serta berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Pada tahun 2000-2003, sekitar 30% dari 37.000 kasus perempuan yang mengalami KTD adalah remaja. Remaja berusia antara 15 – 24 tahun sangat rentan terhadap KTD karena mereka cenderung selalu ingin mencoba sesuatu yang baru. Berdasarkan data PKBI Semarang pada tahun 2004, hingga bulan Juni tercatat 101 kasus KTD. Mereka yang mengalami KTD berusia 10 – 24 tahun atau remaja usia SMP sampai mahasiswa. Sementara itu, kasus aborsi di Semarang mencapai dua juta kasus tiap tahunnya. Data pilar PKBI Jateng pada tahun 2010 menunjukkan dalam sebulan terdapat 8 – 10 remaja datang berkonsultasi dalam keadaan hamil. Menurut survei Komnas Perlindungan Anak di 33 Provinsi pada Januari – Juni 2008 menjelaskan 21,2 % remaja pernah melakukan aborsi. Sekitar 30% aborsi dilakukan wanita usia 15 – 24 tahun dari kalangan SMA, mahasiswa, hingga korban perkosaan.
KTD memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan remaja maupun keluarga, sekolah dan masyarakat di sekitarnya. Remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan menghadapi masalah aib karena hamil tanpa nikah, merasa berdosa bila menggugurkan kandungan serta merasa tertekan bila kandungan semakin membesar. Akibat lain dari KTD yaitu risiko kematian pada kehamilan remaja 2 kali lebih tinggi. Hamil pada usia remaja sangat rentan terhadap komplikasi kehamilan dan persalinan. Bayi yang lahir dari ibu remaja cenderung lahir prematur. Ketidaksiapan orang tua menyebabkan anak ditelantarkan, kurang gizi dan kecerdasan rendah. Selain itu, menyebabkan remaja putus sekolah atau tidak mendapatkan pekerjaan layak.
Melihat dampak KTD yang begitu besar bagi remaja, Andien menilai fenomena KTD harus dihindari dan dicegah demi masa depan bangsa yang cerah. Remaja harus memiliki prinsip yang kuat agar terhindar dari KTD, misalnya dengan menjaga dari zina hati, lisan, pikiran dan perilaku yang mendukung seks di luar nikah. Andien merasa bersyukur karena hidup di lingkungan yang baik sehingga mengetahui tata cara yang benar dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Pengetahuan tentang agama dan keyakinan prinsip yang kuat menjadi dasar bagi Andien untuk menjadi muslimah yang taat.
Andien menyadari berbagai problematika yang dialami oleh remaja terutama berkaitan dengan kesehatan reproduksi, salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang atau keliru. Minimnya pengetahuan tersebut tidak diimbangi dengan kemudahan dalam mengakses informasi tentang seks yang tidak bertanggung jawab melalui media cetak maupun elektronik. Bukan hanya dari film yang memuat aksi pornografi, melainkan games anak kecil sudah dibumbui gambar pelecehan seksual. Banyak remaja yang tidak mengerti bagaimana mencari informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi baik di rumah, sekolah maupun lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, diperlukan peran besar dari orang tua, guru, tokoh masyarakat dan dukungan pemerintah untuk mendidik generasi muda dari arus kemaksiatan dan aksi pornografi.
Andien menilai kondisi hatinya sendiri. Apakah ia siap untuk menikah tanpa dengan hati yang terkontaminasi? Fase seperempat abad adalah masa sensitifnya untuk menikah. Saat ia putuskan untuk menikah, maka ia pun harus siap menjadi calon ibu yang akan mendidik anak-anaknya kelak menjadi generasi Rabbani yang tangguh. Ia berpikir bahwa pendidikan anak dimulai pada saat seseorang memilih calon pasangan. Siapapun seseorang yang menjadi pendamping hidupnya nanti, kesalihan dipilihnya sebagai faktor yang utama. Bukan berdasarkan faktor fisik, harta, maupun status keturunannya.
Andien memahami, memang dibutuhkan kesabaran yang cukup untuk mencapai tahapan yang sempurna tanpa dengan hati yang terkontaminasi. Andien ingin memulai dengan niat menikah yang suci, proses ta’aruf dalam koridor yang syar’i hingga ijab kabul tiba. Namun, syaithan kadang lihai menggoda manusia dari arah yang tak disangka-sangka. Keteguhan hati mulai pudar saat berada di ujung batas kesabaran. Kadang, Andien sempat jenuh atas masa kesendiriannya. Ia mulai menata perasaannya sebaik mungkin. Ketika kesucian jiwa mulai terbentuk, maka niat menikah pun akan tertuju pada Sang Rabbi.
Bagi Andien, proses metamorfosa tidak berhenti saat seseorang menemukan belahan jiwanya dalam pernikahan. Kedua pasangan perlu melestarikan sikap kesabaran dalam mendidik buah hatinya; mulai dari buaian kandungan, proses melahirkan hingga usia anak mencapai dewasa. Hal itu perlu dilakukan demi terbentuknya generasi Rabbani yang berwawasan dan berakhlak mulia. Andien bercita-cita untuk menjadi isteri sholehah, ibu yang dapat menjadi teladan bagi anak-anaknya kelak dan anggota masyarakat yang siap membangun peradaban Islam yang lebih baik.

Kalimat inspirasi:
Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Alloh) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Alloh Beserta orang-orang yang sabar (QS 2: 153).”

Sumber essay:
Al Qur’anul Kariim Terjemahan.
Najianti D.  2011. Perilaku Remaja dalam Kehamilan Tidak Diinginkan. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.




Read Users' Comments (1)comments

1 Response to "Finalis Essay Keydo_Proses Metamorfosa_edisi revisi"

  1. An, on 8 September 2011 pukul 12.45 said:

    ada saran? :D

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver