Journey An

Alhamdulillah, hari ini kesabaran An diuji oleh berbagai perasaan yang tak menyenangkan. Ketika harus menyelesaikan kesalahpahaman yang seharusnya bukan menjadi porsi masalah bagi An. Namun An terlibat langsung di dalamnya. An harus minta maaf dan memahami perasaan petugas tersebut. An harus menyadari bahwa inilah pelajaran berharga dalam dunia kerja. Tak perlu menyesalkan apa yang sudah terjadi. Hal yang penting bagi An sekarang adalah jangan mudah menyerah atas keadaan. Saat harus marah dengan orang lain, justru itulah kesabaran An diuji. Apakah An bisa meredamkan emosi dengan baik? Jika Ya, maka tersenyumlah. Jangan sampai syaithan menguasai hati hingga emosi merajai.

Selepas dari riset CSR (masih ada PR di sini), aku langkahkan kaki menuju Maskamp, mendengarkan pencerahan rohani dari seorang Ustadz yang kocak,bernama Ustad Sholeh. Merasakan suasana buka di Maskamp untuk pertama kalinya di tahun ini. Semoga di tahun depan, bisa merasakan kenikmatan yang sama dengan pengalaman yang lebih berharga. Tak terasa senja bergulir menunjukkan waktu buka tiba. Makanan-makanan ta’jil pun dibagikan. Tak hanya dari mahasiswa, warga sekitar masjid pun ikut merasakan suasana buka di Masjid Kampus. Usai sholat, kami menikmati kotak nasi dengan hidangan super lengkap dan bergizi. Hyum hyum..Acara bukpas dan siraman rohani dilaksanakan rutin setiap hari. Banyak panitia Ramadhan yang terlibat di sini, mulai dari mahasiswa dan dukungan donatur dari para dosen UNDIP yang ikhlas berbagi. Malamnya..ada suasana haru di dalamnya. Sholat terawih terasa lebih khusyuk dan lebih sejuk karena murottal Qur’an yang dibacakan oleh sang Imam. Hal yang mengejutkan An pada saat itu adalah ternyata sang imam masih berstatus mahasiswa, satu angkatan dengan An namun memiliki hafalan Qur’an yang luar biasa. Nada suaranya tanpa dibuat-buat dan sungguh menyentuh perasaan An yang sedang kacau balau.