Euforia Job Fair


Mulai pertengahan Oktober 2011, banjir job fair melanda Kota Semarang. Beberapa instansi baik Pemerintah maupun instansi pendidikan menyelenggarakan job fair yang didukung oleh berbagai lembaga kerja. Hal ini menjadi kabar positif bagi lulusan perguruan tinggi maupun Sekolah Menengah Atas untuk menuai kesempatan kerja.
Meskipun pada bulan sebelumnya banyak agenda job fair di kota Semarang, baru pertama kali saya mengunjungi stand job fair di bulan ini. Alasannya, saya masih asyik dalam dunia riset fasilitas kesehatan milik Litbangkes, Kementrian Kesehatan RI yang diselenggarakan selama bulan suci. Untuk waktu kosong lain, saya masih aktif dalam dunia kampus; menjadi asisten lab, asisten dosen dan menjadi teman setia adik-adik les privat saya. Hehehe... Kesempatan PNS di tahun ini-pun dibatasi karena adanya keputusan Moratorium oleh Pemerintah. Jujur, saya tidak tertarik untuk masuk dalam dunia PNS. Namun orang tua selalu mendesak saya untuk menjadi pegawai pemerintah. Dalam siklus keluarga saya, tidak ada seorang pun yang masuk dalam aliran PNS. Rata-rata pegawai swasta dan entrepreneur. Saya pun memahami keinginan orang tua yang sejatinya entrepreneur (jualan nasi di pinggir jalan), menginginkan putrinya sukses untuk masuk dalam dunia kepegawaian.

Penetapan Moratorium PNS yang diberlakukan secara selektif oleh Pemerintah dimulai pada tanggal 1 September 2011 sampai 31 Desember 2012. Penetapan ini ditandai dengan penandatanganan Peraturan Bersama oleh 3 menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi; Menteri Keuangan, Agus Martowardojo; dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, EE Mangindaan pada tanggal 24 Agustus 2011. Penundaan sementara untuk penerimaan CPNS dilingkungan Kementerian Kesehatan dikecualikan bagi: tenaga pendidik (dosen) pada Politeknik Kesehatan, tenaga dokter dan perawat pada Rumah Sakit, dan tenaga sanitarian pada Kantor Kesehatan Pelabuhan (www.depkes.go.id).

Saya menyikapi keputusan moratorium itu dengan senang hati. Keputusan moratorium adalah kesempatan saya untuk berlari dari dunia PNS. Saya menjelaskan kepada orang tua bahwa menjadi PNS bukanlah sesuatu pekerjaan yang utama. Seorang wanita tidak harus menghasilkan pendapatan tetap setiap bulan, namun hal yang penting adalah tetap mandiri menghasilkan pendapatan. Yap. Kunci utama yang digarisi bawahi adalah sikap kemandirian. Sejak lulus kuliah, saya tidak ingin membebankan pundak orang tua untuk mencukupi kebutuhan saya. Untuk segala urusan pribadi; mulai dari uang bensin, kosmetik, dan barang-barang keperluan pribadi harus ditanggung sendiri. Apalagi, seusai berpenghasilan saya merasa berkewajiban untuk menyisihkan sebagian pendapatan yang saya peroleh.

Momentum job fair di bulan Oktober adalah sebuah episode petualang saya dalam dunia kerja. Dulu, saya masih bercita-cita idealis, “Pengin banget menciptakan lapangan kerja bukan masuk dalam lapangan kerja orang lain.” Cita-cita saya itu belum terealisasi sempurna saat Ibu mendukung saya untuk mencari pekerjaan layak dan lebih ‘aman’. Hyum hyum. Saya ikuti pemikiran Ibu untuk mengikuti job fair dengan senang hati. Bismillah. Bersama sahabat saya, mbak Atik, kami menjelajahi stand job fair di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Semarang (11/10). Sebelumnya, kami membuat surat AK1, surat keterangan dari Disnakertrans untuk mencari lowongan kerja. Biasanya, ada instansi yang melampirkan surat keterangan AK1/ surat kuning.

Wuihh...
Subhanallah, baru satu setengah jam kami menunggu giliran masuk stand, jumlah peserta job fair yang masuk sudah mencapai ribuan. Pada saat itu, saya mendapatkan tiket no.462, sedangkan mbak Atik no.315. Euforia job fair yang menyesakkan! Kami terpaksa untuk menunda masuk ke lokasi stand karena riuhnya suasana dan berkas-berkas yang kami lampirkan belum lengkap.

Job fair terbesar di Disnakertrans Kota Semarang ini bekerjasama dengan 50 stand lembaga kerja yang terbagi merata. Namun sayang, lowongan untuk SKM tidak ada. Kebanyakan membutuhkan accounting, teknisi, customer service, sales, staff marketing, dsb. Hyum hyum. Saya mencari lowongan pekerjaan yang pas dengan minat dan bakat saya. Yap. Ada lowongan penulis freelance! Sedikit bingung dan ragu tentang tugas dan ‘gawean’nya seperti apa. Setelah mendapatkan informasi, ternyata tugasnya membuat tulisan ilmiah untuk sebuah buku. Siip, dah. Kesempatan emas yang perlu dicoba. Selain penulis freelance, ada lagi lowongan kerja yang saya masukkan, yaitu admin PT Samator, perusahaan yang bergerak dalam bidang gas. Untuk lowongan lain seperti medical representative, sales manager dan hal-hal yang berbau sales, saya dan mbak Atik sepakat untuk tidak memasukinya, hehe.

Pada hari kedua (12/10), jumlah kunjungan semakin padat merayap. Pada saat saya mendaftar lagi untuk tiket pendaftaran, nomor yang saya dapatkan adalah 3.642! Subhanallah, bukan? Padahal, pada saat itu suasana masih segar dan antrean tidak begitu panjang. Saya tidak bisa membayangkan kondisi pada hari terakhir di job fair Disnakertrans ini. Pastinya, euforia pengunjung lebih memuncak. Alhamdulillah, pada hari kedua, kami memasukkan berkas lamaran ke stand job fair yang kami inginkan.

Kami tak berhenti sampai di job fair Disnakertrans. Pada hari yang sama, kami mengunjungi stand job fair DB.com di Polines, Kota Semarang. Sama-sama riuh dan padat. Padahal, kami sudah mendatangi stand tepat waktu. Antriannya selangit dan kami tidak tertarik untuk mengambil nomor pendaftaran. Hyum hyum. Kami tidak ingin mensia-siakan waktu kami untuk antrean sepanjang antrean bensin. Lagipula, kami sudah menge-list perusahaan yang cocok dengan kapasitas kami sebagai SKM, khususnya peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik.  Meskipun ada, kami tidak tertarik untuk menjadi sales kesehatan..haha..pikiran idealis masih merajai kami.

Masih ingat percakapan kami tentang pekerjaan ideal seorang wanita. Kalau mencari pekerjaan, juga perlu menimbang konsekuensi pekerjaan pada saat berkeluarga nanti. Apakah menyita waktu yang panjang sehingga menelantarkan buah hati dan keluarga? Kalo bisa, sih, pengen jadi IRT yang ideal. Bisa menjadi ibu yang memiliki keterampilan, jiwa kewirausahaan dan daya ulet yang tinggi. Tidak perlu berlelah-lelah sehingga waktu berkerjanya dinikmati di rumah saja. ^^

An Maharani Bluepen
Saat menikmati dunia kerja...
13 Oktober 2011

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Euforia Job Fair"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver