:: The Lost Java ::

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ 
Bismillaahirrahmaanirrahiim

RESENSI NOVEL
“The Lost Java”

Doc.An
TLJ: Penghuni Baru Bluepen Library ^^

Judul                           : The Lost Java
Pengarang                   : Kun Geia
Penerbit                       : IG Press, Yogyakarta
Tahun                          : 2012
Komposisi                   : 363 hlm; 13,5 x 19,5 cm
           
Pulau Jawa terancam lenyap dari peta dunia. Begitu pula dengan pulau-pulau lain yang diprediksi tenggelam karena kenaikan suhu bumi. Kekhawatiran melanda di belahan bumi lain yang memiliki gejala serupa. Para ilmuwan dari penjuru dunia mengadakan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) di Bern, Swiss untuk memaparkan data dan fakta yang terjadi di negara masing-masing. Di sana, mereka berkomitmen untuk mengambil kesepakatan bersama dalam menyelamatkan bumi.

“Sampai saat ini, kami telah kehilangan 52 pulau. Sebentar lagi, pulau tempat ibukota kami-pun terancam tenggelam akibat banjir permanen dan terkikisnya pantai. Rakyat kami sedang diparut ketakutan! Demi Alloh. Let’s do something save earth now or there will be no day after this year..!” ucap Dr. Gia Ihza, M.Sc, ilmuwan perwakilan dari Indonesia dengan singkat namun tegas.

Acara IPCC menginjak babak akhir, para ilmuwan yang mewakili negara atau lembaga riset independen membahas kesepakatan Protokol Kyoto ke negara masing-masing. Kesepakatan ini akan dipublikasikan kepada semua kepala negara atau perwakilannya pada Konferensi Tingkat Tinggi untuk perubahan iklim yang diadakan bertepatan dengan hari bumi di Bali, Indonesia.

Bagi setiap negara yang telah merasakan dampaknya perubahan iklim, kampanye internasional dalam upaya penyelamatan bumi adalah priority plan. Mereka sibuk mengajak untuk mengurangi emisi karbondioksida dengan gerakan penghijauan. Namun berbeda untuk seluruh ilmuwan di GarPu Lab. Tak sekedar beropini saja, usaha nyata menyelamatkan bumi dilakukan secara rahasia oleh tim ilmuwan GarPu Lab (Garuda Putih Laboratory). Mereka melakukan riset terpadu untuk menciptakan formula khusus dalam mengurangi efek buruk perubahan iklim sejak tiga puluh lima tahun lalu. Objek penelitian di GarPu Lab mencakup tiga hal; nuklir, atmosfer, dan es. Formula terbaik untuk penelitian es baru saja ditemukan dan segera diaplikasikan dalam misi WAR.

Sebagai pimpinan GarPu Lab, Prof. Dr. Ir. Deni Nugraha mengutus Dr. Gia Ihza, M.Sc untuk menjalankan misi WAR (Warriors of Antartic). Siapa sangka, anak yang terlahir dalam kondisi kritis karena mengalami kerusakan fungsi otot jantung (cardiomycopathy), terpilih untuk menjalankan misi WAR ke benua paling dingin, Antartika. Tim WAR terdiri dari tim yang solid dan berasal dari dimensi ilmu yang berbeda. Dr. Gia adalah ilmuwan ahli di bidang kimia, Dr. Dale Davis adalah ilmuwan ahli iklim NASA, Prof. Joda adalah ilmuwan wanita ahli gletser, dr. Sharma adalah ahli medis, Rio adalah ahli bidang aritmatika dan teknologi informasi serta Mahmoud adalah captain perjalanan. Mereka menyusuri puncak tertinggi benua Antartika, Vinsof Massif.

Tim WAR berusaha untuk melindungi methane hydrates di Kutub Selatan dengan melapiskan es baru di atas permukaan. Methane hydrates adalah gas metana yang terperangkap dalam struktur kristal air, membentuk padatan berupa es. Gas ini terlepas sedikit demi sedikit ke atmosfer seiring banyaknya bongkahan es yang runtuh. Jika naik ke permukaan dan tertumpuk di atmosfer, gas ini akan menciptakan siklus yang mengerikan, merusak stabilitas iklim, serta menarik suhu bumi ke tingkat terpanas, memicu kebakaran, menaikkan ketinggian air laut, menenggelamkan daratan, dan menyebabkan kematian massal.

Berdasarkan informasi, beberapa peneliti telah mengambil sampel inti es pada kedalaman 2.000 meter dari permukaan Greenland. Mereka menggunakan sampel itu untuk mengetahui iklim di sana 160.000 tahun yang lalu. Hasil penemuan menyimpulkan bahwa rata-rata suhu di Greenland pada abad pertengahan ternyata memiliki suhu 1,5 derajat lebih panas dari saat ini. Inti es secara konsisten menunjukkan pemanasan suhu dari dari sejak ribuan tahun yang lalu, sebelum manusia menciptakan efek rumah kaca. Jadi, saat ini bumi sedang mengalami pendinginan, bukan pemanasan. Sepatutnya, hal yang perlu dikhawatirkan bukanlah ancaman global warming melainkan bencana alam snowmagedon, yaitu membekunya bumi kembali ke masa ice berg.

Matahari akan mengalami perubahan polar magnetic setiap 11 tahun. Ketika itu akan terjadi letusan solar maksimum sehingga menyebabkan pemanasan suhu di bumi. Peningkatan suhu ini dapat mencairkan methan hydrates yang tersimpan di dalam es Kutub Utara dan Selatan serta dasar samudera. Methan hydrates ini selanjutnya akan menjadi gas dan terbang ke atmosfer.

Selama ini bumi bisa diselamatkan dari letusan solar maksimum matahari karena bumi tertutupi oleh magnetosfer, dan methane hydrates yang terlepas melimpah ke atmosfer akan membuat lubang magnetosfer lebih besar. Bumi akan mendapatkan kiriman gelombang elektromagnetik yang sangat besar dari matahari saat terjadi solar maksimum. Jika itu terjadi, maka hanya butuh 90 detik untuk seluruh listrik di dunia ini mati, itulah yang disebut shock circuit. Gelombang ini mampu membuat drop musim menjadi dingin dalam seketika. Secara tiba-tiba, bahkan mampu menggeser posisi ekuator kutub bumi beberapa derajat. Pola bencana alam seperti ini sudah terjadi sejak 14 miliar tahun lalu, sejak terjadinya big bang dan pola yang sama akan terjadi secara terus-menerus. Oleh karena itu, GarPu Lab berusaha melindungi methane hydrates  di Kutub Selatan dengan melapiskan es baru di atas permukaan.

Misi WAR telah tercium organisasi misionaris zionis. Sebelum keberangkatan tim WAR ke Antartika, dua pendiri GarPu Lab; Prof.Dr. Wahyu Hidayat dan Prof.Dr. Riyadi telah tewas mengenaskan akibat penyerangan kelompok Dark Star Knight. Siapakah dalang di balik kelompok Dark Star Knight itu? Bagaimana akhir perjalanan tim ekspedisi GarPu Lab di Vinsof Massif? Mari, kita ikuti jejak novel fiksi ‘The Lost Java’ [TLJ] yang ditulis oleh Kun Geia.

It’s very complicated. Itulah kesan pertama saya, usai mengkhatamkan novel ini sebanyak dua kali. Betapa tidak? Selain mengulas isu global tentang lingkungan, novel ini juga menyajikan tema religi dengan kombinasi cerita yang penuh hikmah dan menggunggah. Dunia kesehatan, sains dan teknologi turut menghiasi alur cerita. Bagian menarik lainnya adalah sisi pengorbanan, ikatan persahabatan antar bangsa, nasionalisme dan etika pergaulan Islami yang terselip dalam dialog cerita. Tak terlepas dengan tema cinta yang membuat bumbu cerita semakin sedap untuk dibaca.

Novel ini membuka cakrawala saya tentang zionisme semakin terbuka. Indonesia, negara penganut Islam terbanyak di dunia menjadi sasaran empuk bagi kaum Zionisme internasional. Yahudi melalui Freemasonry dan Illuminati, memiliki beribu-ribu cara dan strategi untuk menciptakan Tatanan Dunia Baru atau The New World Order. “Protocol of Zions”, kitab suci Zionisme internasional, sebagai sumber inspirasi Yahudi untuk menata dunia dengan satu pemerintahan sesuai dengan keinginannya, yaitu berkiblat ke ajaran Yahudi. Inti ajaran agama Yahudi adalah pemujaan materi atau dikenal dengan istilah materialisme. Protokol Zionis pertama kali dibuat tahun 1895 di Basel-Swiss oleh pemimpin Zionis saat itu, Theodore Hertzel. Di dalam novel dijelaskan tentang history terbentuknya Zionisme, isi penting dari protocol Zionis yang menciptakan konspirasi, propaganda, perpecahan, permusuhan dan peperangan universal.

Novel TLJ menggambarkan ilmuwan masa depan Indonesia dan mancanegara dalam sudut visioner yang tertata. Pengetahuan tentang konspirasi global warming dijelaskan secara kompleks melalui data-data penelitian. Penulis tampaknya telah melakukan riset dan memiliki sumber referensi yang cukup mendukung cerita. Hal ini menarik pembaca untuk memahami catatan kaki yang ada. Setelah saya telusuri, ada 104 catatan kaki yang terdapat dalam 23 bab cerita Novel TLJ. Berbagai kesalahan ejaan telah diperbaiki dalam cetakan buku ketiga.

Petualangan Dr. Gia bersama tim ekspedisi di Antartika benar-benar mendebarkan dan memukau. Penulis cukup piawai dalam mengajak pembaca seolah-olah ikut berada dalam setting cerita. Setiap bab memiliki konflik yang terus berlanjut hingga akhir cerita. Adapun pergolakan batin yang cukup terasa adalah saat pengorbanan suami meninggalkan isterinya saat masa awal pernikahan demi menunaikan tugas WAR yang mulia. Hal ini mengingatkan saya pada Handzalah bin Amir. Beliau adalah pejuang Islam yang dimandikan malaikat saat perang Uhud.

Akhir kata, jangan menilai buku dari sampul pembukanya saja atau percaya terhadap promosi buku yang menarik sebelum Anda sendiri membacanya. Buku ini sangat cocok dinikmati oleh pembaca dari semua kalangan, terutama bagi para petualang dan pecinta novel religi. Buku ini bisa direkomendasikan sebagai hadiah perkawinan karena ada khutbah nikah di dalamnya, ataupun koleksi tambahan novel berjenis fiction-thriller yang menuang sisi konspirasi Yahudi. Pemesanan bisa langsung hubungi penerbit IG Press atau manager marketing (085647122033) dan temukan kehadirannya di toko-toko buku terdekat. Selamat menikmati dan menjadi pembaca yang berkualitas ^^.

An Maharani Bluepen
Anggota FLP Ranting Ngaliyan, Kota Semarang.

*Resensi ini diikutkan dalam lomba penulisan TLJ. Info selengkapnya bisa diunduh di sini www.ig-press.com.

Read Users' Comments (2)

2 Response to ":: The Lost Java ::"

  1. Winaya Jaya Sakti, on 12 Oktober 2012 pukul 13.35 said:

    Nice blogging! keep writing! And please come n see mine!

  2. An, on 12 Oktober 2012 pukul 18.55 said:

    makasii udah berkunjung,yah

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver