Ditinggalkan atau Meninggalkan?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Menulis seperti ini membuatku terasa sesak. Waktu begitu cepat berlalu. Ramadhan sudah berada di pertigaan terakhir. Ya Rabb.. Aku belum yakin, apakah Ramadhan ini berlalu dengan baik atau justru lebih buruk? Kesabaranku terasa diuji. Pertahananku masih jebol. Aku kadang-kadang masih marah kepada diriku sendiri. Aku belum bisa menahan diri lebih baik. Aku masih dikuasai hawa nafsu.. Aku masih sering galau.. Astagfirullah T-T

Kultum dzuhur tadi sangat menampar hatiku yang terdalam. Coba renungkan, apakah kita yang meninggalkan atau ditinggalkan bulan mulia? Apakah ada peningkatan amalan yang dilakukan di pertigaan akhir? Atau justru lebih menikmati euforia lebaran dengan kegembiraan yang berlebih?



Sang Ustadz mengingatkan kewajiban untuk membayar zakat fitrah. Ingat, batas akhir pembayaran maksimal sebelum shalat ied dilaksanakan. Dua setengah kilo makanan pokok lebih afdhol dibayarkan daripada uang tunai. Aku mengajukan pertanyaan, "Bagaimana dengan seseorang yang meninggal sebelum shalat ied? Apakah orang itu wajib untuk membayar zakat?" Sang Ustadz menjelaskan tidak wajib bagi orang meninggal tersebut. Zakat fitrah wajib bagi umat muslim tanpa memandang umur seseorang, meskipun bayi yang lahir sebelum shalat ied dimulai. Melihat hal ini, kewajiban membayar zakat fitrah dan zakat mal sebaiknya memang tidak ditunda. Ya Rabb.. Siapakah yang akan menjamin usia seseorang, kalau bukan selain Engkau? 

Ada renungan untuk pertigaan terakhir bulan Ramadhan ini. Aku forward WA dari mbak Tuti W.. Menangislah jika perlu untuk melampiaskan kesedihan karena akan ditinggalkan Ramadhan..
**
Menangislah untuk Ramadhan yang Akan Hilang
Oleh: Abd Rozak

Teman, marilah kita menangis,
Jika itu bs melapangkan gundah yang mengganjal sanubari. Bahwa Ramadhan sudah bergegas di akhir hitungan. Dan tadarus Quran kita tak juga beranjak khatam. Jika itu adalah ungkapan penyesalan. Jika itu merupakan awal tekad untuk menyempurnakan tarawih dan Qiyamul lail.

Menangislah,
Biar butir bening itu jadi saksi di yaumil akhir. Bahwa kita adalah hamba Allah yang lalai lagi terlena. Yang berdoa sejak dua bulan sebelum Ramadhan, yang berlatih puasa semenjak Rajab, yang rajin mengikuti tarhib Ramadhan, tapi sampai puasa mendekati akhir masih juga menggunjing kekhilafan teman, masih juga tak bisa menahan ucapan dari kesia-siaan, tak juga menambah ibadah sunah, bahkan hampir terlewat menunaikan yang wajib.

Menangislah, lebih keras
Allah tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhan tahun depan, apakah kita masih disertakan, sedangkan Ramadhan sekarang cuma tersisa hitungan hari. Tak ada yang dapat menjamin usia kita sampai Ramadhan besok, sedangkan Ramadhan ini tersia-siakan. Menangislah untuk Ramadhan yang akan hilang...

Menangislah,
Untuk dosa-dosa yang belum terampuni, tapi kita masih juga menambah dengan dosa baru...

Menangislah,
Dan tuntaskan semuanya di sini, malam ini. Karena besok waktu akan bergerak makin cepat, Ramadhan semakin berlari. Tahu-tahu sudah 10 malam terakhir dan kita belum bersiap untuk i'tikaf. Dan lembar Quran menunggu untuk dikhatamkan. Dan lembar rupiah menunggu untuk disalurkan melalui infaq dan zakat. Dan malam menunggu dihiasi sholat tambahan.

Sekarang, atau (mungkin) tidak (ada lagi) sama sekali...

Read Users' Comments (2)

2 Response to "Ditinggalkan atau Meninggalkan?"

  1. JIM, on 21 Juli 2014 pukul 16.24 said:

    Ya ALLAH...
    mungkin memang benar, waktu terasa begitu cepat, sudah tak terasa bulan suci ini sudah akan meninggalkan... :(

  2. An, on 21 Juli 2014 pukul 20.32 said:

    Iya, dk. Meski Ramadhan mau pergi, semoga semangat beribadah tetap bersemi di sebelas bulan berikutnyaa...

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver