Tempat Bersandar

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Ada satu tempat yang nyaman membuatku terus bercerita. Di mana aku bisa menuangkan uneg-uneg perasaan. Baik suka maupun duka. Baik terharu biru ataupun rasa cinta. Ungkapan bukan dalam lisan melainkan bentuk tulisan. Aku ingin menyampaikan kabar tentangku. Aku ingin berbagi selama aku masih berkesempatan menulis. Walaupun hal kecil, aku harap bisa bermanfaat, khususnya bagi diriku sendiri. Ya. Bagiku #blog adalah tempat bersandarku untuk bercerita. #blog adalah catatan pribadi yang bisa menjadi jurnal kehidupanku selama ini. Aku memang tidak rutin menulis setiap hari di #blog ini. Setiap catatan yang tertulis di #blog ini adalah ungkapan ide yang keluar dari kepalaku. Jadi, khusus di #blog SP ini aku bisa menuangkan perasaanku secara lega. Meski ada hal-hal rahasia yang tidak aku tulis seluruhnya.


Baik, aku tulis pengalamanku di hari Ramadhan ke-14 ini, ya. Hari Sabtu ini menjadi hari ter-panas dalam episode Ramadhan kali ini. Haha. Sepanas-panasnya dunia tidak sepanas di neraka. Emang udah pernah ke sana? Hehe.. Panasnya hari ini menjadi ujian puasa yang benar-benar nyata. Biasanya aku pergi dinas dengan menaiki kendaraan AC yang nyaman, terus bergantian dengan bus kecil yang hanya menggunakan AS #anginsemilir. Hehe. Yap, karena hanya ada satu pilihan untuk menuju kabupaten Jepara. Bismillah, deh. Setelah menitipkan Redha di parkiran RSI Sultan Agung, aku langsung mencari bus menuju Jepara. Alhamdulillah, langsung dapat dan tidak nge-time lama. Terakhir kali ke Jepara itu pas ada acara rihlah bareng adik-adik Rohis. Itupun pake bus pariwisata. Jadi, aku ga tahu harga normal angkut ke sana berapa. Ya sudah, aku percaya ma Pak Kondekturnya saja. Aku kasih uang dua puluh ribuan dan dikembalikan lima ribuan.

Bus berjalan seperti dalam arena balap saja. Ibarat jalan milik sendiri, sopir bus berbelok-menyelip sesuka hati. Terus ada pula bau asap rokok yang tak sedap dari penumpang di depan. Aku benar-benar ga bisa tidur nyenyak dalam kondisi seperti ini. Namun bocah di sampingku bisa tidur nyaman di pundakku. Yup. Bahuku bisa dijadikan bersandar rupanya. Hehe..

Aku cermati ruas jalan yang di sekitar. Tidak ada yang menarik. Hanya ada kebun dan kepulan debu. Saat bus melewati jalanan rusak, kecepatan sudah mulai berkurang. Aku mulai dikuasai hawa ngantuk luar biasa. Alhamdulillah, aku bisa tidur sejenak meski hanya beberapa menit saja. 

Kemudian, bus kecil ini dipadati oleh banyak penumpang. Ada Ibu tua yang berdiri, namun di depanku ada seorang Mas-Mas yang seenaknya duduk tanpa memberikan tempat duduk Ibu tersebut. Malah, Ibu tua tersebut ditawari oleh Ibu Muda yang duduk di belakang. Ibu tua tersebut menolak karena tempat tujuan hanya dekat saja. Oh, ternyata.. *Mungkin kamu pernah mengalami kejadian serupa?

Selama perjalanan kurang lebih 3 jam, aku ditemani suara MP-3 dari HP. Murattal Juz 30 yang menyejukkan, ditambah lagu-lagu pop yang menenangkan. Alhamdulillah, bisa mengurangi kebosanan. Kali ini aku memang sengaja tidak melanjutkan membaca hadits. Suasananya benar-benar tidak mendukung.

Tak terasa, aku sudah tiba di Kabupaten Jepara, tempat kelahiran Ibu Kartini. Kabupaten ini terkenal dengan seni ukirannya memang menarik para investor domestik maupun manca. Selain itu, terkenal dengan pantai indahnya, serta gugusan pulaunya yang bernama Karimunjawa. Kapan, ya, aku bisa ke sana? #dicatet, deh, sebagai planning objek wisata.

Sesampai di Terminal, aku memilih naik becak untuk menuju Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara. Kantor Dinas ini terletak sangat dekat dengan Tugu Kartini. Aku langsung upload Tugu tersebut di Instagram. Berikut pict-nya:



Tugu Kartini mengingatkanku kembali tentang sosok Kartini yang bersahaja. Yup. Sebagai seorang wanita memang perlu berilmu, berbudi dan berakhlak mulia. Sosok-sosok wanita Kartini era modern saat ini, mulai luntur karena adanya perbedaan persepsi. Di mana wanita sekarang lebih berbangga eksis berkerja di luar rumah daripada di dalam rumah. Anggapan bagi profesi Ibu Rumah Tangga mulai diremehkan. Padahal, kalau ditelusuri lebih dalam, tidak mudah, lho, menyandang amanah sebagai Ibu Rumah Tangga. Perlu ada produktivitas dan manajemen yang baik dalam mengelola sebuah keluarga. Aku yang masih single, belajar dari kehidupan kakak-kakakku. Tidak mudah juga, ketika wanita yang berkeluarga namun masih berkerja di luar rumah. Tantangan yang berat menurutku. Karena seorang Ibu adalah madratus 'ula, pendidikan pertama bagi putra-putrinya. Menurutku, urusan mencari nafkah itu tugas sekunder bagi seorang wanita. Tidak wajib. Ada satu harapan terbesar yang masih terpendam dalam hatiku, yaitu aku ingin menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anakku kelak. Bagiku, itu puncak kebahagiaan seorang wanita. Lho, kok, malah jadi curhat di sini? Hehe..

Alhamdulillah, acara refreshing program SITT berjalan cukup lancar di Dinkes Jepara. Para peserta sangat aktif bertanya. Aku memberikan apresiasi kepada mereka yang benar-benar niat dalam mengentry data. Meskipun terdapat kendala, mereka tetap semangat mengerjakan. Semoga hal ini bisa menjadi ladang amal bagi Bapak/ Ibu pengelola program TB di sana.

Jam 2-siang aku kembali ke Semarang. Cuaca panas kembali menyengat. Kali ini bus yang aku tumpangi jauuh lebih padat penumpangnya. Aku hampir kesusahan bernafas. Alhamdulillah, aku masih diberi kesempatan untuk duduk di dalam bus. Selama perjalanan, aku berbincang-bincang dengan Ibu Perawat, teman duduk di sampingku. Semula tema perbincangan kami adalah soal kesehatan, kemudian beliau menceritakan kasus-kasus yang dialami oleh polisi sektor Kota X. Kebetulan suaminya berkerja di sana. Aku sempat mengetahui kasus-kasus yang dialami mereka. Dua kasus yang masih terekam adalah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anggota polisi. Dan kau tahu, mereka membunuh saat kondisi tidak sadarkan diri alias mabuk-mabukan! Ngeri nian ceritanyaa bisa jadi seperti itu.

Kasus ke-1 menceritakan tentang seorang polisi yang sakit hati terhadap atasannya kemudian mengambil keputusan nekat untuk membunuh atasan tersebut di kantornya sendiri. Tindakan yang sangat bodoh itu diketahui oleh anggota polisi yang lain, sehingga polisi pembunuh itu dibunuh oleh anggota polisi lain untuk mencegah pembunuhan lebih lanjut. Sudah membunuh akhirnya dibunuh pula! Akar muasalnya hanyalah gara-gara sakit hati. Masalah hati memang selalu menjadi masalah krusial bagi manusia.

Kasus ke-2 menceritakan anggota polisi yang biasa mengawal petugas ATM bank, membunuh petugas keamanan di tempat biasa dia nongkrong. Kau tahu, dia membunuh petugas keamanan yang sedang tidur. Dia membunuh dalam kondisi mabuk-mabukan. Entah dalam motif apa beliau membunuh petugas keamanan tersebut, padahal hubungan keduanya tidak ada masalah sama sekali. Ke manakah akal nurani itu pergi??

**
Ketika manusia tidak ada tempat bersandar, maka hawa nafsunya akan menguasainya untuk melakukan kejahatan, untuk melampiaskan kemarahan, untuk melakukan apa saja yang menyenangkan hatinya. Hal itu mungkin yang membuat seseorang untuk membunuh karena sudah tidak ada lagi Tuhan dalam hatinya. Contoh lainnya, ketika aku dalam kepanasan di dalam bus. Ketika aku tak ada niat berpuasa secara matang, bisa saja aku minum sebotol Pocari Sweat yang sudah aku siapkan untuk berbuka puasa. Aku beranggapan bahwa puasaku akan sia-sia jika hanya menuruti hawa nafsu. Aku hanya akan merasakan kehausan dan kepanasan saja tanpa memperoleh keridhoan-Nya. Berbeda dengan niat yang kuat, segala bentuk hal yang bisa membatalkan puasa dan mengurangi pahala puasa akan teratasi dengan baik. Ada benteng yang kuat, ada tempat yang terbaik untuk bersandar, yaitu memohon kekuatan kepada Allah. 

Ada ayat yang sangat baik untuk diingat dan dilafalkan dalam hati, agar kekuatan Allah bersama kita, QS At Taubah ayat 129:

9:129
Sahih International
But if they turn away, [O Muhammad], say, "Sufficient for me is Allah ; there is no deity except Him. On Him I have relied, and He is the Lord of the Great Throne."
Indonesian
Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

Baik, cukup sekian sedikit ceritaku di hari Sabtu, 12 Juli 2014. Potongan-potongan kisah Ramadhan selanjutnya mungkin lebih seru jika ada kamu yang menemani hari-hariku. Maukah kau hidup bersamaku? (^-^)

An Maharani Bluepen
14 Ramadhan 1435 H

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Tempat Bersandar"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver