Seni Pedagogik
“Andai aku telah dewasa...”
“Cita-citaku..uu...mau jadi
Presiden..”
Masih
ingatkah dua bait lagu di atas? Yap. Bait lagu pertama dinyanyikan oleh
Sherina, sedangkan bait kedua dinyanyikan oleh Joshua. Kedua penyanyi cilik
tersebut sekarang sudah menapaki usia dewasa. Usia ABG-lah tepatnya dan ada perubahan
genre musik di dalamnya. Seiring pergantian usia, album mereka bertema tentang
cinta, persahabatan, dan kehidupan anak remaja secara general. Namun sayang, kehadiran
Sherina kecil dan Joshua kecil saat era globalisasi ini mulai redup.
Coba,
deh, bandingkan kebiasaan anak kecil zaman dahulu dan sekarang. Tampak ada ‘sesuatu’
perubahan, kan. Anak-anak zaman sekarang lebih suka ‘mendewasa’. Apa-apa meniru
gaya orang dewasa, termasuk lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Coba hitung, deh,
penyanyi cilik yang masih menyanyi lagu anak kecil..Ada berapa? Pasti mudah
dihitung oleh jemari kita yang mungil, ya.
Ada
beberapa fenomena unik yang terjadi di sekitar saya. Keponakan saya yang
berumur enam tahun sudah bisa menyanyikan lagu cinta, “Cinta Satu Malam”.
Itu-pun dia nyanyikan sekedar guyonan,
sih, tapi rasanya koq udah melekat di hatinya, ya? Murid saya yang kelas empat
SD-pun sudah asyik meniru gaya girl band Cherry Bells atau 7icon dengan atribut
lagu yang mereka punya. Miris, deh. Zaman sekarang sulit menemukan gaya
anak-anak kecil yang sesuai dengan jiwa mereka.
Kepada
para pemilik siaran TV Indonesia, baik negeri ataupun swasta, coba dunk, buat
jadwal siaran yang edukatif bagi anak bangsa. Jangan cuma menampilkan jamuran
produk yang laku di pasaran, namun juga menerapkan pendidikan yang layak bagi
semua khalayak. Example, yah, coba tampilkan acara yang menarik untuk anak-anak
dalam mengembangkan bakat seninya. Bukan dengan jiplakan lagu orang dewasa
melainkan lagu yang bersentuhan dengan dunia mereka. Selain itu, ditampilkan
dengan produk-produk film kartun anak negeri yang kreatif dan bersifat
edukatif. Sebetulnya, masih banyak, loh, kartunis dalam negeri yang kritis dan
mahir dalam membuat produk film animasi yang cocok dengan dunia anak. Yap. Beri
ruang gerak kebebasan mereka untuk berkarya sehingga kita sudah tak bangga lagi
dengan produk impor yang ada.
Finally, kehidupan anak-anak adalah
kehidupan yang menyenangkan dan penuh proses pembentukan karakter di dalamnya.
Sejauh mana kita mewarnai kehidupan mereka dengan kanvas dan tinta yang pas
dengan karakteristik. Berilah contoh bagaimana mencintai, bukan bagaimana
membenci. Contoh/ keteladanan adalah pendidikan yang mudah dilihat dan ditiru
oleh mereka. Jika orang tua mampu menanamkan benih yang baik, maka tunggulah
sampai mereka merasakan buah yang manis dalam kehidupannya.
An Maharani Bluepen
5 Rabiulakhir 1433H
betul sekali mbak..
adek saya juga kayak itu mbak. jadi, saya suka downloadkan lagu ank2 biar bsa dihafalin. pernah pla adk nyanyiin "ku hmil duluan, sdah 3 blan..blaa..blaa.."
:) ga cuma film aja, yah..tapi juga jenis permainana yg buat lelah mataa...sangat jarang permainan edukatif berkembang di era globalisasi ini..apa-apa termakan teknologi..PS-an, Fb-an, game-online yg lain..hyum hyum...ngeri ajaa
Iya, aneh. Dulu jaman si sulung (sekarang 10,5 tahun) bayi Joshua masih ngetop. Banyak sekali lagu anak2. Sebelumnya (lupa bbrp thn sebelumnya), lagu anak2 hilang, tidak ada sama sekali. Waktu itu anak2 nyanyinya lagu2 orang dewasa. Nah sebelumnya lagi (entah berapa tahun sebelumnya) menjamur tuh lagu anak2.
Kemudian setelah anak saya usia berapa ya (saya lupa lagi), lagu anak2 hilang, sampai sekarang.
TV2 menayangkan lagu anak2 itu seperti musim2 saja. Aneh deh.
Jaman saya SD dulu juga lagu gak ada, saya dan teman2 hafalnya lagu2 orang dewasa padahal sebelum itu ada Adi Bing Slamet, Chicha Koeswoyo, Dina Mariana. Tapi tiba2 saja hilang. Kira2 sama kayak sekarang. Cuma waktu itu kan yang ada TVRI doang. Cuma nonton film kartun dan lagu2 orang dewasa di acara Aneka Ria Safari, atau ikut begadang dengan sepupu2 yang gede2, nonton Film Cerita Akhir Pekan. Bedanya lagi, sekarang pengaruh teknologi besar sekali, aneka pesan2 moral bisa muncul melalui game anak2 dan tayangan2 TV yang sangat beragam.
Yah ... Endonesa ... negeri tercinta yang aneh ... :D
sepakat, Bunda...Kita sama-sama merindukan tayangan anak yang edukatif. Tidak ikut oleh arusnya globalisasi yang mengubah kepribadian mereka.
Bunda tahu fenomena "Smoker's baby?" yap, bayi yang berumur 2 th namun kecanduan batang rokok.
kebiasaan bayi tersebut karena mengikuti kebiasaan orang-orang di sekitarnya. Terutama, sang ibu, selama masa kehamilan memiliki kebiasaan merokok juga..
hyum hyum..fenomena ini juga menyebar ke penjuru dunia...miris rasanyaa...
klopun qta menganjurkan kepada para stasiun televisi yg ada mreka akn berdalih sudah membangun kembali acara anak2. Seperti halnya ajang menyanyi anak2 yg ternyata lagu2 yg dgunakan tetap lagu org dewasa dr mulai A-Z, walopun memang lagu org dewasa yg percintaan bs juga untuk persahabatan. Namun kata2 yg digunakan masihlah terlalu dewasa untuk usia mereka
Kalopun emang ingin membangkitkan kembali lagu anak2, haruslah pure untuk anak2 seperti dahulu kala. Kasihan bu Kasur, pak Kasur dan pencipta lagu anak2 lainnya terdahulu,,,,,tdk ada yg meneruskan. Sekarang yg merambah hanyalah pencipta lagu dewasa, percintaan,dll bukan anak2
seperti pepatah "apa yg kamu tanam itulah yg nantinya yg akan kau tuai"
Salam kenal buat mbak ania ^_^
iyaa, An setuju pendapatmu, eyour :)
salam kenal kembali..
semoga kita bisa mengembalikan tradisi baik dahulu, yah..