The Last My GrandMa

The Last My Grandma..
Berbicara soal kota kecil yang berbatasan dengan kota Bandung memang ga ada habisnya. Banyak kenangan yang masih tersisa. Kenangan masa kecil hingga dewasa, yang terekam dalam sebuah piringan memori. Sebuah slogan spirit yang tertera di gerbang kota kecil itu membangunkanku. Garut Bangkit. Garut Berprestasi.

Barisan bukit dan hamparan sawah yang terlukis jelas, dihiasi oleh rintik-rintik hujan...Kemudian cahaya senja berganti haluan, meninggalkan jejaknya dalam kebisuan. Suara adzan samar-samar, akhirnya terdengar jelas ketika melewati bukit kedua. Alhamdulillah, aku dapat menyelesaikan puasa di hari ini dengan baik meskipun rasa duka itu menyelimuti. Rasa syukurku begitu mendalam, ketika tegukan air minum itu masuk dalam ragaku. Jiwaku mulai sedikit tenang, setelah kualami “masa-masa sulit” pagi tadi.

Aku terhenyak, sedikit terpaku dan hampir tak sadarkan diri. Innalillahi wa inna ilaihi ra’jiun. Laa yukalifullahu nafsan illa wus’aha. Sesungguhnya segala kehidupan akan kembali ke Maha Pencipta. Apapun, di manapun, dan kapanpun menjadi tabir rahasia yang tidak diketahui siapapun, kecuali Sang Khalik. Dan semua musibah yang dialami oleh manusia tidak akan melebihi kemampuan manusia itu sendiri. Di pertengahan bulan Februari, nenekku kembali dalam pangkuan-Mu, ya Rabb... Raut wajah yang tenang menatapku saat aku pulang ke Semarang....masih teringat jelas.....raut wajah yang memancarkan cahayanya....penuh kasih sayang....dan penuh makna kelembutan.
Kedatanganku pada akhir Januari silam adalah puncak kerinduan sang nenek, untuk memelukku dan menyambutku dengan suka cita. Aku dibimbing beliau u/ shalat malam bersama kakek, mengerjakan shalat wajib dengan tepat waktu dan membaca Qur’an dengan hati, tidak sekedar ucapan namun dengan hati. Aku tak menyangka, shalat Shubuh berjamaah dengan beliau adalah momentum terakhir untukku. Tak tahu kenapa, kenapa hanya waktu tiga hari yang kusisakan bersama nenek. Seandainya aku bisa lebih bijaksana, waktu seminggu liburan lalu kuhabiskan bersama beliau. Apapun kesibukanku di kampus tak menghalangiku untuk bersama beliau. Tapi, waktu tak bisa berputar dengan sesuka hati. Kini hanya doa yang bisa kuberikan untuk beliau. Dan semua ini tidak berakhir sampai di sini....ada hari esok yang lebih baik...memberikan kontribusi yang terbaik....mewujudkan mimpi-mimpiku...mewujudkan harapan orang-orang yang menyayangiku hingga akhir hayat mereka.

Aku berdiri di dudukan tanah merah yang masih basah. Lalu kulihat papan nama yang tertera jelas nama nenek dan ayahku. Ya Rabb....Hal ini menambah ingatanku tentang makna kematian....Mataku basah......Begitu banyak hal yang kulupakan.....Begitu banyak kesalahan yang kuperbuat, tanpa kusadari dan tersisa penyesalan. Aku berdoa dalam hati...sedalam-dalamnya...mendoakan kebaikan untuk mereka....
1 Rabiulawal 1431 H.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "The Last My GrandMa"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver