berselancar ke kampung Batik Laweyan

Berselancar ke kampung Batik Laweyan

Alhamdulillah, rencana Ekobis untuk berkunjung ke kota Batik akhirnya terlaksana juga. Minggu lalu, tepatnya seminggu sebelum pilwakot Kota Semarang, kami berbondong-bondong menuju kota Batik dalam rangka acara Kunjungan Jaringan Ekobis. Yap, sehari menuju kota Batik tanpa arah dan tujuan yang belum diketahui dengan pasti. Dengan peta perjalanan “ancer-ancer” kami berangkat dengan persiapan yang seadanya. Berkumpul di GSG yang semula jam 7 AM, molor menjadi 8.30 AM. Hm hm hm...tapi hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk ke sana. Sembari meluruskan niat, kami memulai perjalanan dengan basmallah.

Jujur, perjalanan ke Solo ni adalah perjalanan pertama yang memacu keberanianku untuk membawa “siblue” pergi ke luar kota. He he..dengan semangat yang masih tersisa tentunya. Semoga perjalanan kami membawa hikmah dan tidak sia-sia.

Laskar Sang Pemimpi Ekobis yang ikut hadir dalam tour ini antara lain; Herwin, Aldila, Puri, Hanik, Ania, serta KA Ekobis yang imut, Mb Ida. Ada dua lagi, ada Vicka dari Kesma dan mb Annisa dari Mipa. Sang Menteri berhalangan hadir, karena ada PKL di Pati (Yah...sayang, ya, melewatkan agenda ni..^__^) Selanjutnya terpilihlah si Aldil, sebagai pimpinan rombongan kami coz Aldil udah taw jelas jalan menuju Solo, meskipun tidak tahu kawasan Laweyan secara pasti.

Cuaca pada hari keberangkatan cukup cerah dan tanpa kendala apapun. Alhamdulillah, sekeliling jalanan tampak sepi dan tanpa kemacetan yang berarti. Ungaran, Salatiga, Boyolali, hingga sampailah di kota Surakarta. Ternyata cukup lama juga hingga menuju kota Batik. Selama kurang lebih dua setengah jam, kami berada dalam perjalanan yang cukup melelahkan. He he..puncak kelegaan kami ketika melewati stasiun Purwosari, Solo. Karena sebentar lagi kami akan sampai ke kampung Batik Laweyan, kampung batiknya kota Batik.

Pertama kali menginjakkan kaki di kampung Batik, kami masih kebingungan dalam menemukan lokasi Putra Batik Laweyan, tempat tujuan Jaringan Ekobis. Seperti kata pepatah An, Malu bertanya tak akan tahu arah ke mana..he he..di depan Masjid Baiturrahim An bertanya pada seorang Bapak yang sedang kerja bakti, dan alhamdulillah kami menemukan lokasi Putra Batik itu..Sesampai di sana, kami disambut ramah oleh sang pemilik toko. Cukup menyenangkan juga saat melihat proses pengerjaan batik, mulai dari desain hingga pencelupan warna...” Ibu, bolehkah An ikut membatik juga??“ respon An ketika melihat para Ibu yang begitu luwesnya membatik. Subhanallah, corak batiknya bervariasi..ternyata tidak semudah apa yang dilihat..proses pewarnaannya berbelit-belit..

Ketika Lobbying..
Kami menawarkan kerja sama dengan pihak Putra Batik Laweyan dengan harga yang murah namun kualitas terjaga..Akhirnya sang Putra, memberikan kami harga baju batik di bawah harga pasar sekelas putra batik..Memang sih harganya lumayan murah jika dilihat kualitasnya sangat bagus. Yap, semoga jaringan ke Putra Batik ini tetap berlanjut...

Silaturahmi ke rumah Ms Bim
Tidak sengaja sebetulnya, ketika kami memilih putra batik laweyan sebagai objek kunjungan jaringan kami melalui browsing internet. Ternyata kawasan Laweyan berdekatan dengan rumah Mas Bim, menteri ekobis tahun lalu. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, akhirnya kami sekalian berkunjung ke rumah ms bim untuk silaturahmi. Sebelum menuju rumah ms Bim, kami melewati jalan sempit selebar satu meter, memutar-mutar hingga membuat kami tersesat di tengah jalan. Alhamdulillah, cuma sesaat saja, kami menemukan jalan keluar. Di tengah perjalanan, kami melewati makam Haji Samanhudi, taw kan, tokoh nasional yang mendirikan SDI (Serikat Dagang Islam) dan masjid tertua di Solo, Masjid Laweyan, Solo.
Akhir perjalanan ke Solo, kami berkunjung ke daerah Kraton, untuk mampir sejenak, selanjutnya rehat shalat di Masjid Agung Solo, dekat pasar Klewer, Solo.
Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba cuaca yang semula cerah berubah mendung dan bertambah deras. Hanik, sang pengendali “siblue” memacu gas montor dengan gesitnya. Rombongan kami keguyuran hujan, meski memakai jas hujan. Di tengah perjalanan, “siblue” hampir mogok coz energinya mulai habis. Alhamdulillah, di tepi jalan Boyolali kami menemukan pomp bensin.
Akhir kata, meskipun banyak kendala, begitu banyak hikmah yang kami rasakan selama perjalanan ke kota Batik ini.

Thanks to;
Mb Ida, KA Ekobis yang turut serta mengantarkan kami.
Mas Bim, Mantan Menteri Ekobis yang menjamu kami dengan berbagai hidangan.
Mb Asma, orang di balik layar, yang memberikan kami peta perjalanan “ancer-ancer”

Read Users' Comments (0)

0 Response to "berselancar ke kampung Batik Laweyan"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver