Berbicara tentang Ayah....

Hyum, setelah kedudukan Rasulullah dan Ibunda, Ayah adalah orang penting ketiga dalam hidupku. Samar-samar kuingat wajah beliau dalam memori lamaku yang tersapu dalam arusnya waktu. Tampaknya wajah beliau teduh saat menggendongku dalam pangkuan...Tersenyum, memegang erat tubuhku, dan mengabadikannya dalam lembaran kertas.


Aku dan masa kecilku yang penuh kenangan tentang ayah....Sosok yg sangat menyayangi dan memanjakanku...Hmm, andaikan ada pintu waktu yang membawaku ke masa kecilku...Aku akan merasa lebih bahagia dari sekarang....

Namun kisahku dengan Ayah hanya bertahan selama dua tahun dalam usiaku...Ayah divonis menderita kanker usus. Ibuku memberontak. Beliau tidak sanggup untuk menghadapi ‘ujian’ mental dan keikhlasan. Ibuku terasa menjadi lakon wanita tangguh pada saat itu. Saat harus bercerai dengan suaminya yg pertama kemudian pada saat itu harus menerima kenyataan bahwa suami kedua-ayahku- telah meninggal dunia. Hingga saat ini belum ada pengganti hati ayahku yang baru, meski kini Ibuku menikah lagi...

Aku kangen Ayah....Aku benar-benar ingin merasakan kasih sayangnya....Ayah yang benar-benar Ayah....Seseorang yg menjadi Imam dalam sholatku, mengajarkanku mengaji, memasak (kata Ibu, ayah pintar memasak), dan memarahiku saat dpat nilai jelek...Hehe, bahkan amarahnya saja sangat ingin ku dengar...Entah kenapa posisi Ayah tak maw tergantikan oleh siapapun. Meski ku tahu, Ibuku kini tetap menjadi bagian ‘punggung keluarga’, membantu suaminya mencari nafkah...begitu berat rasanya, ketika Ibu harus bersusah payah mencukupi kebutuhan...Alhamdulillah, di balik himpitan ekonomi, kakak2ku yg sudah bekerja dan berkeluarga masih berbirul-walidain kepada beliau....

“Ku beri nama itu, agar kelak putriku menjadi sosok Maha Dewi yang memiliki hati yang mulia, siap menghadapi ujian kehidupan...” kata-kata Ayah yg kudengar dalam alam di bawah sadarku. Ya, aku pernah bermimpi bertemu beliau....namun sayang, tanpa ku sadar, Aku mengingatnya hanya dalam waktu kesendirian. Semoga dengan terus mendoakan beliau, kontribusi sebagai anak yang berbakti tidaklah cukup berhenti sampai di sini...

Saat menghadapi fase akhir dalam sebuah madrasah, Aku benar-benar membutuhkanmu, Yah....Aku ingin menghadapi rasa ketakutan, kecemasan, dan kesempitan hati ini dengan siraman kata-kata bijak olehmu....Aku sangat takut jika suatu saat mengecewakanmu....dan Aku benar-benar tak ingin hal itu terjadi....Bahkan ketika aku harus memilih pendamping hidup, Aku ingin kau ada menemaniku dalam meluapkan kebimbangan itu...

Untuk Ayahku di manapun berada
Aku masih putri kecilmu yg sangat menyayangimu........

-Anonym, Kota Lunpia 01:11-

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Berbicara tentang Ayah...."

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver