Notes Book Fair # Menyelami Lautan Buku


Menyelami Lautan Buku

dok.An: Miniatur membaca tak kenal batas
Ungkapan buku adalah jendela dunia memang benar adanya. Menyenangkan saat menjelajah belahan bumi lain yang belum dijamah. Menghibur saat kondisi hati sedang galau atau gelisah. Membakar semangat bahwa ada rentetan peristiwa hikmah yang terlintas di kepala. Cakrawala pikiran menjadi lebih terbuka. Selain itu, syaraf otak semakin aktif berkerja. 

 Saya begitu menyukai membaca. Kadang-kadang hasil bacaan saya uraikan melalui tulisan. Menulis sebagai ungkapan ekspresi dari membaca. Tak peduli apa komentar orang tentang tulisan saya. Sekali lagi, membaca dan menulis adalah kebiasaan yang tak terpisahkan.

Setiap ada pameran buku dan sejenisnya, “Islamic book fair” atau pesta buku nasional, saya selalu antusias mengikutinya. Pada tahun 2012 ini saja, saya sudah mengunjungi pameran di dua tempat berbeda (di Solo dan di Semarang) sebanyak lima kali. Saya pun tak mengira, jika saya begitu relanya meluangkan waktu untuk membaca di pameran buku. Satu-dua jam tak terasa membosankan. Begitulah seni membaca yang saya rasakan. Ketika saya menyelami lautan buku di pameran/ bookfair, saya merasa ada kekuatan positif yang mengalir di tubuh saya. Energi untuk menulis dan belajar muncul kembali. Begitulah, semangat membaca ala saya. ^^

Jenis-jenis buku yang menjadi favorit saya antara lain buku pengasah jiwa, motivasi, dan religi. Saya menyukai buku bertema pendidikan, misalnya; bagaimana menjadi guru yang inspiratif. Saya juga menyukai novel-novel yang mengasah kecerdasan intelegensia, spirit dan motivasi. Di pameran buku, saya suka membaca novel yang sudah telanjang. Yap, meski hanya membaca ikhtisar penting dari novel. Di sisi lain, saya juga menyukai buku religi tentang pernikahan. Hal ini menjadi bekal saya dalam mengarungi rumah tangga nanti. Saat membaca buku (gratis) itu, saya membayangkan jika saya sudah menjadi seorang isteri, ibu, dan peranan anggota masyarakat yang kompleks. Memang sih, tak perlu membeli jika kocek tak mencukupi. Di pameran buku, saya bisa menjelajah beberapa buku dengan sampul telanjang untuk saya ambil ilmu di dalamnya. Toh, para penjual buku tidak merasa keberatan jika saya hanya mampir untuk membaca (not buying).

Mulanya, saya tak menyukai buku bertema tentang ekonomi. Berkat tulisan Rhenald Kasali yang berjudul “Cracking Zone”, pengetahuan baru tentang kondisi masyarakat Indonesia mulai bertambah. Kondisi perubahan yang baru saya sadari saat membaca uraian beliau. Segenap tulisan yang menuangkan fakta-fakta bahwa Indonesia saat ini berada dalam zona ‘cracking’, yakni zona kebebasan, untuk meninggalkan zona nyaman untuk maju. Ada beberapa kesempatan dan peluang yang bisa diciptakan oleh masyarakat Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan.

Di teras bagian depan, sembari menunggu hujan, saya menikmati majalah National Geographic yang sudah usang. Meski usang, namun pengetahuan di dalamnya tak pernah pudar. Majalah berbahasa Inggris itu saya jelajahi beberapa edisi. Mulai dari tahun 1993 sampai 2009. Seluruhnya menimbulkan decak kagum bagi oran awam seperti saya. Dokumentasi foto yang berkesan dengan ikhtisar uraian deskripsi singkat, padat dan mudah dicerna. Rasanya saya seperti mengelilingi dunia. Wah....

Tak cukup sampai di situ, di ranah toko buku religi, saya menemukan buku-buku yang saya cari selama ini. Ada buku ringkasan “Riyadush Shalihin”, “Berobat dengan Al Qur’an”, “Tahapan Mendidik Anak”, serta “Istri-Istri dan Putri-putri Rasulullah SAW”. Alhamdulillah, semua buku terbeli dengan harga sangat terjangkau (rata-rata 10rb-an), langsung dari penerbit... ;) :)

 Di hari kunjungan kedua (01/4),saya bersama adik les, menemukan buku keterampilan asyik untuk dipraktikkan, “Seni Origami Bentuk Dasar”. Harga yang ditawarkan penerbit-pun sangat terjangkau, cukup 5ribu saja, Anda dapat memilih buku seri pengetahuan. Hyum hyum. Saya memikirkan kembali. Apa ga rugi, ya, kalo penerbit memasang harga di bawah harga standar pasaran? Trus, keuntungan buat penulis apa, yaa? Hehe... Seorang penulis mungkin tidak mendapatkan keuntungan berupa materi, tapi mendapatkan keuntungan berupa ilmu bermanfaat yang akan terus mengalir sepanjang hayat, dari hasil tulisan yang dinikmati setiap pembaca.

Subhanallah...Jadi semangat menulis dan membukukan beberapa karya tulis yang ada. Semoga segera terealisasi dan hal yang penting: Pantang menyerah dan terus semangattttt ^^

dok.An; Membaca sejak dini ;)
Di hari kunjungan ketiga (02/4), saya berhasil membaca lanjutan buku dari Pak Rhenald Kasali.  Hyum hyum. Senang meskipun ga sampai tamat. Buku beliau tebal banget (sekitar 300-an) dan harganya cukup menguras dompet. Tapi ga apalah, semangat membaca saya tak luntur sampai di sini. Saya beranjak ke perpustakann daerah dan berminat untuk menjadi anggota di sana. So, saya meminjam dua buku yang cukup penting untuk saya pahami saat ini; Buku Toefl dan Seri Motivasi Menulis dari Afifah Afra. Saya-pun memiliki PR membaca untuk pekan ini; merampungkan novel Muhammad setebal 543 halaman. Wah..wah...terima kasih buat Mr.Panca yang udah bersedia meminjamkan novel buah karya Tasaro GK. Kalo ada kesempatan, kita berdiskusi mencari bahan buku yang layak untuk diresensi, yaa.

An Maharani Bluepen
030412
(kelipatan tiga:)



Read Users' Comments (0)

0 Response to "Notes Book Fair # Menyelami Lautan Buku"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver