Tamu Tak Diundang

Agama Islam mengajarkan kita untuk menerima tamu dengan cara sebaik mungkin. Masih ingat hadist arbain ke-15? 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)

sumber: http://haditsarbain.wordpress.com/2007/06/09/hadits-15-berkata-yang-baik-atau-diam/

Berbeda dengan kenyataan yang An dapatkan hari ini. An menemui tamu aneh, tamu tak diundang. Ketika ia mengetuk pintu, ketukannya sangat keras tanpa salam pula. Kemudian An membuka pintu dan anehnya tamu tersebut hilang tanpa jejak. An begitu heran dengan orang tersebut. Kenapa berlaku tak sopan, sih? Padahal saat itu An sedang asyik blogging di depan lepi. Hiks, mengganggu suasana saja. Kalo begini, An tak fokus untuk menulis.


Selang beberapa menit, ketukan pintu terulang kembali. Hey, siapa gerangan tamu tersebut? An dibuat pusing olehnya. Kerudung kembali An kenakan, dan An membuka pintu depan rumah. Di sana terlihat seorang Bapak-Bapak yang bernampilan agak aneh, pandangan ke mana-mana, berbaju putih, dan bertopi hitam. Bukannya su'udzon alias berprasangka buruk, sih. Cuma firasatku tak enak saja melihat penampilan Bapak itu. Apakah An wajib menghormatinya sebagai tamu?


"Bapak ada, Dek?" tanya Bapak itu.
"Ndak ada, Pak," jawabku singkat di depan pintu. Bapak itu belum An persilakan masuk. An masih mematung, mengawasi gerak-geriknya yang penuh tanda tanya.
"Ibu ada di rumah?" tanya Bapak itu lagi.
"Ibu lagi tidur di kamar, Pak," belum selesai aku ngomong, Bapak itu menyela lagi.
"Bapak menyuruhku untuk memperbaiki komputer di rumah. Bapak ada? Tolong panggilkan, ya," ungkap Bapak itu yang membuatku kesal. Dalam rumahku tak ada komputer yang rusak. Di sini hanya ada laptop kantor bukanlah sebuah komputer. Ucapan Bapak ini begitu aneh dan membuatku semakin cemas. Cepat-cepat aku menutupi pintu sambil berkata, "Maaf, Pak. Terima kasih."
Kemudian Bapak itu pergi secepat kilat bersama motor buntutnya.


Innalillah wa inna ilaihi ra'jiun. An mengkhawatirkan adanya kasus pencurian yang terjadi akhir-akhir ini. Para korban biasanya dihipnotis kemudian dipaksa untuk menyerahkan barang-barang berharga. Waspadalah..waspadalah...


Alhamdulillah, saat itu kesadaranku masih on dan bisa membaca perilaku aneh tamu yang tak diundang itu. Terima kasih, Ya Rabb.. Kau telah menyelamatkanku dari segala gangguan...


An Maharani Bluepen



Read Users' Comments (2)

2 Response to "Tamu Tak Diundang"

  1. Dini Haiti Zulfany, on 18 Mei 2012 pukul 22.45 said:

    Alhamdulillaah.

    Itu yg ngetok trus ngilang jangan2 secret admirer ukh :p

    somehow, jelang kiamat dah makin deket gini, harus lebih waspada deh sama rangkaian motif yg aneh2 sama para penipu.

  2. An, on 19 Mei 2012 pukul 11.14 said:

    secret admirer? Oh, No..
    kalo pencuri hatiku, belum ketahuan orangnya, mbak..hoho...

    iyaa..
    harus benar2 waspada di zaman edan, ini..tentunya, selalu ingat ma Yang Maha Kuasa ^^

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver