Menyalakan Lentera Jiwa
Bismillahirrahmanirrahiim...
Berbagai lamaran
pekerjaan yang sesuai dengan lentera jiwa, An masukkan seluruhnya. Bahkan,
lowongan pengajar muda di Indonesia Mengajar (IM) membuat optimisme An bangkit
kembali. Mengajar di daerah terpencil dengan pengalaman berharga. Wah, tak bisa
dibayangkan bagaimana rasanya. Di sisi lain, banyak teman An yang mengambil
beasiswa S2, An malah memilih untuk memasukkan lamaran menjadi pengajar muda di
IM. Seusai memasukkan berkas via online, An memohon restu dari ibunda. Namun
Ibu menolak secara mentah-mentah dan tidak memperbolehkan An untuk meninggalkan
dirinya. An merasa putus asa dan Alloh Mendengarkan doa Ibu An. An tidak
diterima seleksi pertama IM. Rasanya begitu kecewa, namun langkah An tak boleh
berhenti sampai di sini.
Cinta tanpa syarat yang
diberikan Ibunda mampu membuka cakrawala An untuk mengerti kehidupan. Ada
pengorbanan darinya yang tak sanggup dibayarkan oleh An sepanjang masa. An
dilahirkan secara abnormal (operasi caesar)
dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Pada masa kepahitan Ibu, justru
perhatian dan cinta seorang anak bisa menyembuhkan luka di hatinya. Doa anak
yang shaleh untuk orang tua tercinta memang sebagai bekal untuknya yang terus
mengalir sampai alam akhirat. Doa ibu yang sholeh-pun selalu diijabah oleh Sang
Maha Cinta. Ada peristiwa sakral yang membuat An memahami bahwa ada muara surga
di telapak kakinya. Intinya, apabila seorang anak menolong Ibunya dalam masa
kekurangan, Alloh pasti menggantikan dengan sesuatu yang terbaik dan menolong
anak tersebut menyalakan lentera jiwa dalam karunia-Nya yang melimpah.
Percayalah..
Dua
nikmat yang sering terlupakan manusia adalah nikmat kesehatan dan kesempatan.
Alhamdulillah, dalam kesibukan kerja yang menyita waktu, An bisa berkesempatan
menulis pada edisi "The First Give Away" yang diselenggarakan Momon, sahabat
kecil An yang selalu memberikan kejutan. [info lomba]
Dalam kesempatan ini, An ingin
menuangkan episode kehidupan An yang mungkin bisa menjadi wadah inspirasi bagi
pembaca sekalian…
Peta Mimpi
Pernahkah membuat peta
mimpi atau alur pencapaian hidup? Dalam peta mimpi itu ditempuh menjadi beberapa
episode jangka waktu: pendek, menengah, dan panjang. An terinspirasi oleh
mahasiswa berprestasi nasional, Danang A.P yang menulis rangkaian seratus mimpinya
di secarik kertas kemudian ditempelnya di dinding kamar. Dengan modal ikhtiar
dan doa yang sungguh-sungguh, ia mampu meraih mimpi-mimpinya satu per satu. Ia berhasil
mendapatkan beasiswa luar negeri, dan mendokumentasikan diri sebagai mahasiswa
berprestasi nasional.
Sejak mengetahui hal
tersebut, An bereskperimen untuk menuliskan mimpi dalam sebuah kertas, laptop,
ataupun memvisualisasikannya dalam bentuk gambar. Sebuah tulisan memang menjadi
alat pengikat semangat untuk mewujudkan mimpi secara nyata. Tak terduga, Alloh
memberikan alur peta mimpi yang berbeda dari perkiraan An. Yap! An menempuh
perjalanan cita-cita yang membuat An semakin bersyukur. Walaupun tak sesuai
harapan, An yakin inilah rangkaian mimpi terbaik untuk dilalui. [visualisasi mimpi An]
Skenario Alloh memang Maha Indah
Sehabis lulus kuliah,
banyak pilihan dan tawaran pekerjaan yang menjanjikan. Ibu An menginginkan An
untuk menjadi pegawai swasta/ negeri di kantoran pada umumnya. Sebuah pilihan
yang sulit bagi An, karena tak sesuai dengan lentera jiwa. An ingin
memerdekakan diri sebagai 3 P [Pengajar, Penulis, dan Pengusaha]. An begitu
menyukai dunia pendidikan, kepenulisan, dan kemandirian usaha. An ingin menjadi
guru, tenaga pendidik, sekaligus menjadi penulis yang menerbitkan buku-buku
inspiratif serta wirausahawan yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan.
pengalaman An mengajar |
Sampai suatu ketika, ada
lowongan untuk menjadi enumerator dalam riset kesehatan yang diselenggarakan
oleh Kementerian Kesehatan. Alhamdulillah, Alloh memberikan kesempatan kepada
An untuk bergabung dalam riset ini. An berkerja selama sebulan dengan enumerasi
yang sangat lumayan, sekitar lima juta. Perjalanan riset memberikan harga ilmu
dan pengalaman yang lebih berharga daripada enumerasi yang diberikan. Kebetulan
saat itu bertepatan dengan bulan suci (1432 Hijriyah). An sebagai Sarjana
Kesehatan Masyarakat sangat beruntung karena dapat mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh selama bangku perkuliahan.
Meskipun riset berakhir,
kesibukan An tak berakhir saat itu. An membantu pekerjaan dosen di kampus untuk
menjadi asisten praktikum sekaligus tenaga administrasi. Membantu pekerjaan
dosen bukanlah amanah yang mudah bagi An. Begitu banyak administrasi yang harus
diselesaikan dan dikerjakan dengan hati lapang. Kadang harus menerima banyak
kritikan tajam, dan sasaran amarah dosen yang tak jelas. Selama setengah tahun
An bertahan di kampus dan merasakan bagaimana lika-liku kehidupan dosen.
Ternyata cukup complicated, dan
sangat berbeda jika dibandingkan dengan tenaga pendidik (guru). Ada perbedaan
yang cukup signifikan antara peran
dosen dan guru. Seorang dosen bisa berarti menjadi guru, namun seorang guru
bukan berarti menjadi dosen. Sasaran keduanya pun berbeda; kalau dosen mengajar
kepada anak-anak remaja yang menginjak dewasa, sedangkan guru mengajar kepada
anak-anak yang masih dalam masa keemasan untuk diasah pengetahuannya. Lebih
singkatnya, An lebih menyukai dunia anak-anak dan lebih tertarik untuk menjadi
seorang guru yang mengajar murid-muridnya dengan sepenuh cinta.
:) Sampai suatu ketika,
An memasukkan lamaran di SD IT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) di daerah Mijen,
Semarang.
Seusai mengundurkan diri
dari kampus (resign), keinginan menjadi
guru menjadi tak tertahankan. Apalagi saat itu Ibu mendukung pilihan An untuk
menjadi seorang guru. Syukur tak terkira saat lolos seleksi administrasi.
Sebelumnya, An juga tes di lembaga bimbingan belajar islami di Bogor. Prospek pekerjaan
di sana juga cukup menjanjikan dengan enumerasi yang cukup lumayan, sekitar
tiga juta. Ibu juga mendukung An atas pilihan tersebut. Namun sistem
pekerjaannya kontrak dua tahun dan tidak boleh menikah selama masa kerja. Hal
inilah yang memberatkan An untuk memilihnya. An sudah lolos seleksi pertama
untuk pilihan pekerjaan guru di Mijen dan di bimbel di Bogor. Tinggal nunggu
pengumuman interview saja dari kedua
pekerjaan itu. Tiba-tiba, ada panggilan pekerjaan yang tak terduga sebelumnya.
Ya! An diterima di NGO/ LSM Kesehatan TB Paru di Dinkes Provinsi Jawa Tengah.
Hyum-hyum, semakin banyak pilihan membuat An semakin bimbang dan merenung.. Ya
Rabb..pilihan mana yang harus An ambil? Kondisi jiwa An benar-benar gelap
gulita.
Apakah An harus
menyalakan lentera jiwa untuk menjadi guru atau idealis mengikuti pekerjaan
yang sesuai dengan bidang kesehatan? An mencoba istikharah, dan meminta
petunjuk dari Alloh.. An juga memohon pertimbangan dari Ibu. Tentunya, beliau
lebih memilih An untuk menjadi pegawai kantoran.. Hyum-hyum.. Namun, Ibu
memberikan kesempatan kepada An untuk memilih meski dengan pertimbangan yang
lebih bijak bahwa beliau ingin An tetap dekat dengan beliau karena An anak
bungsu yang sangat disayanginya. An mencoba pasrah, mendekatkan diri kepada
Sang Maha Mendengarkan Doa. Ya Rabb.. An butuh petunjuk-Mu..
Bismillah, dengan segala
pertimbangan, An memilih berkerja di LSM Kesehatan. Sistem pekerjaannya adalah
kontrak per tahun. Jadi, bisa dilanjutkan atau tidak sesuai dengan keinginan.
Waktu berkerjanya dari Senin s/d Jum'at, jam delapan s/d lima sore, seperti pekerjaan kantoran
lainnya. Pekerjaannya sangat ideal dengan bidang kuliah An; untuk mengevaluasi,
memantau perkembangan penyakit TB Paru di Provinsi Jateng, serta
mengevaluasinya. Di sini An mendapatkan keluarga baru, sahabat baru, tentunya
dengan ilmu dan pengalaman hidup yang lebih berharga dari pekerjaan sebelumnya.
Meskipun tak sesuai dengan suara hati, An mencoba untuk menjadikannya sebagai lentera
jiwa. Ya. An mencoba meluruskan niat dengan berkontribusi di dunia kesehatan
ini.
An masih ingat dalam
ayat cinta-Nya yang menyejukkan;
“..tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu
baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu , padahal itu tidak baik
bagimu. Alloh Maha Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [QS Al Baqarah: 216]”
Dan tahukah,
Kawan..Alloh Menyelipkan hikmah manis untuk alasan An menerima pekerjaan ini.
Dari pekerjaan ini, An bisa juga menyelipinya dengan kegiatan 3 P [Pengajar,
Penulis, dan Pengusaha]. An masih bisa menjadi penulis aktif di dunia maya,
pengajar les privat untuk adik-adik yang membutuhkan, ataupun pengusaha modul
di kampus. Deretan mimpi lainnya juga berhasil diwujudkan satu per satu. An
bisa menabung untuk naik haji, untuk pendidikan An dan anak-anak An di masa
mendatang :) Di balik itu semua, ada kunci keikhlasan yang harus diberikan. Tentunya
bersama kekuatan doa dari Ibunda yang senantiasa mendukung dan memberikan
dorongan spiritual dalam kehidupan An [Skenario Alloh Pasti Lebih Indah].
Pengalaman Spiritual
my mom and I |
“Barang siapa yang meminjami Alloh dengan pinjaman baik, maka Alloh
melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Alloh menahan dan melapangkan
(rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan..(QS Al Baqarah: 245)”
An Maharani Bluepen
21 Syawal 1433 Hijriyah
subhanallah... Kisahnya bagus mbak an... Keep istiqomah and keep writting. :)
bagus kisahnya, mba an. kalo aku juga belum diijinkan ortu pasti ada aja kendalanya. hehe. tapi kalo udah dibolehin, wuss wusss cepet deh tuh impiannya tercapai. btw, mbak di dinkes prov ya? wahh, keren tuh! aku pernah magang di sana. seneng sama orang-orangnya, udah kayak keluarga sendiri hehe, apalagi kalo waktu sholat pasti musholanya ruameee, selalu diajak sholat tepat waktu, itu yang bikin seneng :D
aamiin..insya Alloh, masih bersemangat menulis ;)
iya, mbak Ila..saya di KNCV, LSM Kesehatan Dinkes Prov. Jateng. Suasana agamis di sini sangat terasa. Apalagi sewaktu Ramadhan kemarin ada kultum tiap hari..
Mbak Ila dulu pernah magang di dinkes prov, yaa? wah, anak kesehatan juga ternyata..salam kenal.. :)
kisah yang menyentuh...hiks :")
Harus selalu semangat menjadi penolong ibunda, insya alloh surga dapat diraih ^^
aamiin..terima kasih atas doa dan semangatnya, mbak Hasana Annas... :)
ibu An menjadi tonggak semangat dan harapan yang tak pernah padam..begitu pula dengan Ayah kandung An :)
Subhanallah.. kisah yang hampir mirip denganku..^_^ Tapi ada hal2 privasi yang belum bisa Yus share lewat blog..^_^ Insyaallah kapan2 Yus tulis deh...
Subhanallah.. resolusi yang dasyat! Semoga dimudahkan oleh Allah untuk mencapainya. Ada beberapa kemiripan saya juga ingin mengembangan taman bacaan yang telah kami rintis. Mimpi ingin mempunyai pabrik batu bata bersama suami pun semakin mengakar dan menginternalisasi di dalam hati dan pikiranku..^_^ 2017.
Saat memasrahkan hidup pada Allah... jalan pun terasa mudah.
Terinspirasi sekali dengan semangat dan keistiqomahannya mbak...
Selamat buat anugrah hidup yg diberikan Allah.
Semoga sukses ya dengan GA-nya
masya Allah begtu indahnya pada akhirnya. Cerita jalan pilihan hidup memang begtu terjal walaupun akhirnya smw mdnapt restu terindah.
kisah yg inspiratif sekali mba, salam kenal yah. 3P
HEHE 3P Keren bgd, bakat / potensinya mb luar biasa sekaleee bersyukur sekale... pasti.
Aniaaaa.... salam buat ibumu ya, kangen masakannya yg lezat hihi...
maaf kmrn pas lebaran ga sempet maen....
makasih ya an udah ikutan ^^
ayo, mbak Yus..saling berbagi kisahnya, yaa...An penasaran, niih
aamiin..aamiin...makasii doanya, ya, mbakk....
ihiiir..
semoga harapan mbak Yus segera terpenuhii
restu orang tua, hal penting yang perlu dipertimbangkan juga dalam meniti karir :)
iya, mon...pasti ku salamkan ^_____^
ayo, kapan-kapan maen ke rumah lagi, lho, Mon...
Alhamdulillah...segala puji bagi Alloh Yang Telah Memberikan sejuta karunia..
*kesyukuran menjadi point penting dalam menerima setiap kondisi, ya, mbak :D
makasiii atas apresiasinya, mbak Annur...
siip, keep our istiqomah :D
iyaa, mbak Nisaa'..Ridho-Nya ALLoh tergantung ma Ridho Ibu :)
salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
jujur dalam segala hal tidak akan mengubah duniamu menjadi buruk ,.
ditunggu kunjungan baliknya gan .,.
yap, jujur merangkaikan mimpi dengan modal ikhtiar dan doaa.. :D
Assalamu'alaikum, salam kenal mb An, ana penghuni br di blog, akhir2 ini baru terinspirasi untuk menulis. kisah mb An termasuk menginspirasi ana, do'akan ya smg ana terus semangat menulis, oya ana jg mohon bantuan untuk mempercantik blog krn blognya masih sangat sederhana, maklum masih amatiran ^_^
wa'alaykumsalam..
alhamdulillah, dapat saudara di sini :)
sami-sami, mbak Tuti..
yuuk, kita belajar menulis bareng dan saling menuangkan kisah inspirasi