[F-24] Merajut Kasih di Ar Rifdah
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
qul huwa alladzii ansya-akum waja'ala lakumu alssam'a waal-abshaara waal-af-idata qaliilan maa tasykuruuna |
[QS 67:23] Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. |
dalam IPK (Istana Penuh Kasih) |
"Mereka mungkin tak sempurna di hadapan manusia, tapi bisa saja sempurna di mata Alloh. Cintailah ketidaksempurnaan itu dengan sempurna dan penuh rasa kesyukuran."
Dek Anisa dan Sholeh (link) |
Perjalanan ke panti asuhan Ar Rifdah ini benar-benar mengundang hikmah. Informasi mengenai panti asuhan ini aku peroleh dari teman-teman RISMA JT (Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah) yang telah berkunjung ke panti pada bulan Juni 2012 silam. Aku tak bisa berkesempatan untuk mengikuti baksos sosial bebarengan mereka. Alhamdulillah, Alloh memberikan kesempatan kepadaku untuk mengunjungi adik-adik panti bersama para sahabatku dari Ngaliyan.
bincang-bincang dengan pengurus panti |
Aku merasa bangga terhadap orang tua yang gigih membesarkan anak-anak dalam kondisi keterbatasan. Mereka mampu mendidik anak-anak keterbatasan fisik secara baik hingga menjadi orang besar. Lihat saja penulis top Gol A Gong yang memiliki keterbatasan dalam anggota gerak badannya, bunda Pipiet Senja yang mengidap penyakit Thalessmia (harus cuci darah secara rutin), serta tokoh dunia lainnya yang memiliki kelainan disleksia (sulit membaca dan menghitung); Thomas A. Edisson, Albert Einsten, Leonardo da Vinci, Pablo Picasso, Muhammad Ali, serta Walt Disney. Merekalah teladan bagi orang tua yang memiliki jiwa besar.
Sungguh tidak mudah untuk merawat anak-anak berkebutuhan khusus. Diperlukan kesabaran ekstra dan ketulusan dalam merawat anak-anak dengan sepenuh cinta. Dalam prosesnya, Bu Rahma mengalami kendala yakni sempat tiga kali diusir dari tempat tinggalnya karena aktivitas merawat anak-anak ini dianggap mengganggu. Warga merasa ketakutan terhadap keadaan fisik anak-anak yang tinggal di panti ini yang dianggap bisa menular. Sayang, aku tak bisa bercakap-cakap langsung dengan pendiri panti ini karena beliau masih ada penataran di Jakarta.
Saat ini Bu Rahma dan anak-anak panti menetap Tlogomulyo Perum BPD 3 Semarang. Lokasi Tlogomulyo memang jauh dari pusat kota Semarang dan bahkan masih agak jauh dari jalan besar, dikelilingi kebun-kebun. Untuk sampai ke Panti Asuhan harus melewati beberapa gang dan cukup sulit medannya. Bermodal dari google map dan tanya sana-sini, aku menemukan alur peta yang mudah dipahami.
Dari arah simpang lima; terus saja sampai ke daerah Pedurungan. Seusai melewati ADA Majapahit, ada pertigaan lampu merah (sampingnya ada Masjid Besar), belok kiri lewati jalan Soekarno Hatta, kemudian belok kanan di pertigaan lagi menuju jalan Wolter Monginsidi (jalan pintas menuju Demak). Setelah itu, temukan masjid Madyo Mangunkarso (lebih dikenal dengan Masjid Pak Panut). Sebelah masjid Pak Panut, ada ES Mart dan Indomaret, nah di jalan berseberangan Masjid itu ada gang menuju panti asuhan (tanya saja orang-orang sekitar gang menuju perum BPD). Kemudian masuk ke gang Taman Tlogomulyo, lewati lapangan hingga menemukan pertigaan yang terdapat bengkel. Setelah itu belok kiri ke gang yang bertuliskan "PERUM BPD 3". Maju saja dan temukan plang panti asuhan yang terletak dekat dengan kebun-kebun. Hati-hati, ya, jalanan becek dan berbatu. Lebih asyik kalo naek angkot jika berombongan :)
ALAMAT PANTI: Jalan Tologomulyo, Pedurungan, Kota Semarang. CP: (024) 70778984
Denah lokasi Al Rifdah (link) |
Semoga hujan ini membawa manfaat bagi semesta.
Tak peduli hujan yang mengguyur deras dari pagi, tak menciutkan niat para sahabatku untuk merealisasikan agenda di panti hari ini. Ada pula yang berhalangan hadir karena kebanjiran dan urusan mutasi ke Pulau Sumatera. Aku begitu terharu saat melihat teman-teman yang datang berbasah-basahan (meski pakai jas hujan) serta membawa aneka sumbangan untuk adik-adik panti. Berkat pertolongan Alloh, kami diberi kemudahan untuk menghadang hujan dan melalui kemacetan hingga sampai ke Panti sebelum Ashar. Sesampai di sana, kami sempat bermain-main dengan adik Panti, mencoba berkomunikasi dengan mereka. Meski hanya sesaat, tetapi meninggalkan bekas kenangan yang dalam.
Dek Nur dan Dek Yayan, tetanggaku yang masih kecil (kelas 1 SMP) turut aku ajak ke Panti ini. Sepertinya mereka memahami tentang pelajaran 'kesyukuran' di hari ini. Yaa, mereka yang merasa kekurangan kasih sayang seorang Ayah, saat itu melihat ada anak yang lebih menderita daripada mereka sendiri.
Mbak Elly beserta putranya yang masih balita turut diajak dalam kunjungan panti ini. Aih, tak ketinggalan untuk sahabat FLP, Mbak Siti dan temannya, Mbak Hesti turut diajak pula mengendarai motor sampai ke rumah. Kemudian disusul dengan kehadiran Mbak Fifah dan Tenagy (habis pulang kerja) yang rela-rela datang meski kehujanan. Sebelumnya, mbak Vita dulu yang datang pertama kali dan balik lagi ke rumah karena ada barang ketinggalan. Rupanya, beliau menyiapkan kejutan khusus buatku yang sempat membuatku ke-GR-an sebelumnya. Masya Alloh... Mereka adalah sahabat-sahabat luar biasa yang Alloh kirimkan kepadaku untuk memberikan pemahaman tentang arti cinta dan kasih untuk ukhuwah yang indah. Do'a yang tulus untuk kalian, sobat.. Semoga ikatan persaudaraan kita senantiasa terjaga karena cinta-Nya.
Alhamdulillah. Segala puji bagi Alloh, Rabb semesta alam yang telah memberikan manusia sejuta kenikmatan. Sebuah kesyukuran yang patut diekspresikan oleh manusia yang beriman. Mungkin kita tak akan pernah sanggup untuk menghitung berapa banyak dari nikmat yang Alloh berikan dalam waktu sehari. Sebagai manusia normal, kita bisa mendengar, melihat, meraba, mengecap, menggerakkan anggota badan secara leluasa, menghitung denyut nadi yang berdetak, ataupun menghirup udara bebas tanpa hambatan.Sebuah renungan untuk diriku usai mengunjungi panti asuhan cacat mental ganda Ar Rifdah di Pedurungan. Saat itu, Mbak Vita merefleksikan hikmah apa saja yang bisa diambil dari nikmat sehat yang diterima. Mengingat segala kejadian di Ar Rifdah, ia turut menceritakan ayah rekan kerjanya yang harus kesulitan 'bernafas' dan perlu alat canggih nan mahal. Untuk membeli tabung oksigen per liternya saja, harus mengeluarkan kocek sekitar 25 ribu. Padahal, berapa juta liter kita membutuhkan oksigen dalam sehari? Para pembaca bisa mengkalkulasikannya sendiri. Dengan demikian, sebagai manusia normal yang penuh dengan kenikmatan, sangat disayangkan untuk mengeluh atas masalah/ ujian yang ada. Masih banyak saudara-saudara kita yang menderita daripada apa yang kita rasakan, termasuk yang dialami oleh adik-adik di Panti Asuhan Ar Rifdah.
Bagi para pembaca yang tergerak hatinya untuk merajut kasih bersama mereka, bisa langsung berkunjung ke Panti Asuhan Ar Rifdah. Sumbangan bisa berupa uang tunai, sembako, popok bayi/dewasa, mainan anak, pakaian anak, makanan, dsb. . Semoga berkah dan menjadi amal kebaikan ^_^.
ada jejak adik kelas Smaga juga di sini :D |
250213
15 Rabiulakhir 1434 H
catatan Milad: Fase ke-24
Blog baru,
comment 1st bwt mb ania :)
ajari nulis dong mb,hehe...
#Syukron ya mb udah d ajak ke Ar-Rifdah,
Subhanallah luar biasa sekali,
banyak belajar dari mereka :)
wah.........terharu sekali aku, dek...
makasii udah mau ikut dalam acara kemarin... :D