CERPEN NON-FIKSI_Harmoni Keluarga Poligami

Harmoni Keluarga Poligami
oleh An Maharani Bluepen

keponakanku, Bimo Cakra Seno
An tak tahu jalan pikiranmu, Kak. Pakdhe sudah mengancam bahwa kau tidak akan dianggap lagi sebagai anak jika kau tetap kukuh dalam keputusanmu,” ucapku mengingatkan. Aku raih tangan kakakku yang gemetar dan sangat membutuhkan kehangatan.

Aku tahu Ayah mencintaiku. Namun aku sudah terlanjur cinta mati dengan Kak Rahman. Begitu pula dengan dia, An. Dia sudah membicarakan hal ini dengan isteri pertamanya. Dia tidak bisa meninggalkan diriku karena sangat mencintaiku,” ucap kakakku dengan nada pasrah. Aku turut prihatin apa yang dirasakannya. Kondisi perang batin yang tak berujung layaknya telur di atas tanduk. Kakakku harus mempertaruhkan antara cinta kepada ayahnya dan cinta kepada lelaki yang sudah merebut hatinya. Namun sayang, lelaki itu sudah beristri. Kakakku tak peduli atas statusnya. Menurutku, rasa cintanya sudah berada di luar logika.

Apakah kakak siap untuk menerima segala risiko menjadi wanita kedua?” tanyaku menguji keyakinannya.

Wanita kedua yang halal menurut Islam. Dien kita tidak melarang sikap poligami, kan? Tentunya dengan semua persyaratan. Poligami dilakukan untuk kemashalatan manusia secara umum. Contohnya fenomena poligami di negeri Rusia. Negeri komunis seperti Rusia malah mengkampanyekan sistem poligami dalam Islam. Poligami yang resmi dipraktikkan di masyarakat lebih baik daripada hubungan seksual di luar nikah dan mengakibatkan bayi lahir tanpa Ayah. Aku sudah bertemu dengan isterinya dan membicarakan soal persyaratan poligami di antara kami,” jawab kakakku dengan lugas.

Lalu apa saja persyaratan yang dipenuhi sehingga harus poligami? Aku tak paham, Kak. Bagaimana respon Kak Mayyah atas keputusan poligami suaminya?” tanyaku lagi penuh penasaran.

Kau tak perlu tahu atas alasan poligaminya, Dek. Hal yang perlu kau ketahui bahwa kami saling mencintai dan harus segera mengikatnya dengan ikatan suci. Aku sangat bersyukur, Kak Mayyah ridho atas keputusan Kak Rahman,” jawab kakakku dengan senyuman simpul. Aku kembali terpana atas pernyataannya.
Setulus itukah, Kak? Subhanallah, benar-benar sebuah keputusan yang sulit bagi Kak Mayyah. Apakah Kakak yakin atas jaminan keadilan yang diberikan Kak Rahman?“

Aku tahu bahwa poligami tidak dilakukan oleh sembarang orang, dek. Aku yakin dia bisa menjaga keadilan di antara kami,” jawab kakakku dengan penuh keyakinan meski terlintas rasa keraguan di benakku.

Hyum hyum.. Lalu bagaimana sikap Kakak jika Kak Rahman tidak bisa berbuat adil?”

Hati adalah kepunyaan Alloh, Dek. Dia memalingkan sebagaimana yang Dia kehendaki. Pada dasarnya sikap keadilan dalam Islam sangat tinggi. Jika dia tidak bisa berbuat adil di antara kami maka hanya Alloh yang berhak membalas perbuatannya, Dek.”

Yap, benar, Kak Ran. Poligami tidak dapat dilakukan jika manakala sang suami tidak mengerti tentang hukum-hukum Islam secara benar. Dalam QS An-Nisaa’ ayat 3 disebutkan ‘Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.’ Lalu, apakah seorang laki-laki bisa menjadi seorang yang adil? Karena dalam QS Annisa ayat 129 pun menyebutkan ‘Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” ucapku panjang lebar seraya mengingat tafsiran QS Annisa.

Kak Ran benar-benar yakin atas keputusan ini? Keputusan menikah dengan Kak Rahman meski tanpa restu dari Pakdhe?”

Insya Alloh yakin, An. Aku akan terima segala risiko yang ada. Aku tak keberatan menjadi wanita kedua. Meski tanpa restu Ayah, Ibu selalu mendukung atas keputusanku. Dia mulai memahami kondisiku. Lalu apa pandanganmu terhadap keputusan kakak ini?”

Hmm.. Apa, ya? An sedikit ragu atas keputusan Kak Ran. Menurut An, kondisi rumah tangga yang ideal adalah saat suami memiliki seorang isteri. Apapun alasan yang mendukung suami untuk berpoligami, rasanya An ndak sanggup jika harus menduakan cinta An dengan wanita lain. Rasa ketulusan An tak sebesar Kak Mayyah atau Aisyah, isteri Rasulullah yang jelita. An ingin menjadi Siti Khadijah dan Fatimah yang seumur hidupnya tidak pernah dimadu. Namun tenang saja, Kak Ran. Meski An tidak ingin memiliki keluarga poligami, An tidak melarang atau menyulitkan bagi siapa saja orang yang berpoligami, termasuk Kak Ran,” jelasku panjang lebar untuk menghormati keputusan kak Ran, kakak sepupuku yang sangat aku sayangi.

Makasih atas tanggapannya, Dek. Doakan, ya, agar diriku selalu istiqomah di jalan-Nya.”
Aamiin...keep SKS plus I, Kak.”
Apaan, tuh?”
Keep sehat, kuat, semangat dan ikhlas,” jawabku bersemangat.
***
Hanya sebuah perayaan biasa. Tanpa dihiasi walimahan ‘kencana’ atau hajat besar-besaran seperti lainnya. Ibu Kak Ran dan Kak Mayyah sebagai saksi sedangkan adik dari Budhe menjadi wali. Pakdhe tidak berkenan hadir karena masih sulit menerima kondisi putrinya. Saat itu, beliau juga bertugas di luar negeri sebagai teknisi kapal layar. Beliau juga masih dalam kondisi duka karena kehilangan putranya yang ketiga dan Ibundanya dalam waktu tak terduga. Aku pun memahami kondisi psikis Pakdhe. Menghadapi realita hidup yang pahit karena Mbah putri meninggal karena sakit komplikasi diabetes mellitus. Sekitar dua bulan kemudian, putra lelaki satu-satunya meninggal karena kecelakaan. Setelah itu, Pakdhe menerima kabar yang membuat tekanan darah tingginya kumat. Kakak sepupuku menikah dengan lelaki beristri.
*****
Al waqtu huwa al hayah. Waktu adalah kehidupan. Kehidupan bagi orang-orang yang berusaha mengambil hikmah di balik fenomena yang ada. Tak terasa usia perkawinan Kak Ran mendekati tahun keenam. Syukur tak terkira ketika memiliki tambahan keponakan darinya. Kak Ran memiliki tiga anak; dua putra dan satu putri. Sedangkan Kak Mayyah masih memiliki putri semata wayang. Meskipun demikian, beliau tetap menyayangi anak-anak kak Ran dengan setulus hati.

Di tahun keenam usia perkawinannya ini, banyak kerikil dan batu ujian yang dihadapi oleh keluarga Kak Ran. Aku sungguh miris ketika mendengar kabar bahwa Ibu Kak Ran menempati posisi gulung tikar karena salah dalam berbisnis. Budhe memiliki hutang ratusan juta dan Kak Ran pernah ditipu olehnya. Kak Ran sangat patah hati atas sikap Ibunya yang berani mendustakannya. Kak Ran mengalami gangguan psikis yang luar biasa. Produksi ASI-nya menurun dan harus dirawat di Rumah Sakit bersama putra bungsunya yang berumur delapan bulan.

Dek Bimbim mau roti rasa apa? Tante bawain nih roti empat rasa,” sahutku kepada keponakanku yang sedang terbaring lesu. Bibirnya sangat pucat. Tangan kanannya tertancap selang infus sebagai tambahan cairan tubuh. Ketika aku tawarkan secuil roti ke mulutnya, tangisannya semakin mengeras. Aku juga semakin tak tega melihatnya. Sang Ibu meredam emosi anaknya dengan tersenyum. Melontarkan bahasa yang menyejukkan kalbu. Mengelus-elus kepala anaknya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu, menyuapi roti rasa coklat hingga anaknya terdiam.

Betari mau rasa blueberry, tante,” teriak keponakanku satunya, putri kedua Kak Ran yang berumur dua tahun.

Kalo Sekar mau rasa keju aja. Kak Mita rasa strawberry aja, ya?” tawar Sekar, putri pertama Kak Ran kepada putri pertama Kak Mayyah.

Iya. Jangan rebutan, ya, sayang.. Kak Mita, Bunda Mayyah di mana?”

Bunda lagi keluar, tante. Kayaknya ke kantin. Tante mau ke sana?” tanya Mita, keponakanku yang usianya selisih empat bulan dari Sekar. Saat ini mereka duduk di kelas satu sekolah dasar yang sama.

Oh, ya sudah. Yuk, kita ke kantin. Dek Bimbim biar istirahat dulu. Kita maen ke luar, ya. Kak Ran, An ajak anak-anak ke luar dulu, ya?” pamitku ke kak Ran.
Iya, dek. Aku titip teh anget ma nasi rames, ya?”
Sip, dah.”
***
Langit tampak mendung dan awan-awan mulai menutupi sinar matahari yang masuk. Suasana semakin sejuk ketika angin pertanda hujan menyusuri lorong Rumah Sakit. “Wah, ada gerimis, tuh,” sahutku ketika melihat tetesan hujan membasahi genteng Rumah Sakit dengan riaknya. Spontan, ketiga keponakan kecilku bersorak riang. Di sudut kantin, aku menemukan Kak Mayyah mengantri pesanan makanan.

Kak May, ada pesanan dari Kak Ran, nih. Teh anget ama nasi rames,” sahutku.

Oh, udah aku beli, Dek. Siip, ni barang pesanannya,” jawab Kak Mayyah sambil membayar pesanan di kasir.

Trims, Kak. Ohya, Bimbim masih istirahat. Gimana kalo kita duduk sebentar di serambi sambil menikmati hujan?”

Boleh. Aku juga ingin membicarakan hal penting padamu,” ujar Kak May.

Hal penting tentang Kak Ran? An hanya tahu sedikit cerita tentang permasalahannya dengan Budhe. Sungguh kasihan Kak Ran. Dia terpaksa menanggung lilitan hutang ibunya,” ucapku getir.

Aku berusaha terus menghiburnya, Dek. Kak Rahman juga berupaya keras untuk memperbaiki kondisi perekonomian keluarga. Dia mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhan kami. Semua itu menjadi beban pikiran bagi Rani sehingga produksi ASI-nya menurun,” jelas Kak Mayyah dengan tegar. Sepertinya dia berusaha untuk menutupi kesedihan Kak Ran. Dalam kondisi tertekan ini, Kak Mayyah selalu mendampingi kakakku dan merawat Bimo setulus hati.

Kerukunan yang aku lihat dalam keluarga poligami kakakku bukanlah sebuah sandiwara yang dibuat-buat oleh pelakunya. Kak Mayyah begitu menerima kehadiran kakakku dan menjadikan keluarga poligami ini sebagai ladang amal dalam hidupnya. Semula, keluarga kak Mayyah pun tidak setuju akan rencana poligami dari sang suami. Namun hasrat untuk memiliki sebuah keturunan meskipun bukan dari rahimnya sendiri menjadi pertimbangan yang terpenting dalam keputusan Kak Mayyah. Dia berusaha keras untuk memberikan penjelasan kepada keluarganya bahwa poligami diperbolehkan dalam agama Islam dengan persyaratan-persyaratan tertentu.

Untuk mencairkan suasana, aku bertanya kepada Kak Mayyah, “Pernah ga sih, Kak Mayyah merasa cemburu dengan Kak Ran? Hehe.. Jangan marah ya, Kak.”

Lalu kak Mayyah menjawab, “Sebagai rasa manusiawi, pernah juga, dek. Kak Ran mahir menjahit dan cukup ulet dengan keterampilan yang dimiliki. Dia juga cukup cerdas karena pernah lulus kuliah. Kadang aku merasa minder karena belum pernah merasakan jadinya sarjana.”

Yah, tapi kan Kak Mayyah lebih pinter memasak daripada Kak Ran. Jadi kalian saling melengkapi, kan?”

Hyum... Bener juga, ya? Tapi, kak Rahman juga ga pernah membedakan antara kemampuan kami, kok, dek. Makanya, aku merasa nyaman dan tidak pernah mempersoalkannya. Oh ya, gimana tanggapan ta’aruf dari ikhwan fullan itu?” pertanyaan Kak Mayyah yang membuat detak jantungku berdetak lebih cepat.

Kok, pertanyaan kak Yammah jadi ganti topik, sih? Aku masih belum siap, Kak. Masih banyak pertimbangan,” jawabku dengan wajah memerah.

Belum siap? Hehe.. Ya sudah, diistikharahkan dulu saja. Semoga dapat keputusan yang terbaik, ya,“ saran Kak Mayyah sambil menikmati jus jeruknya yang semakin mencair.

Aamiin yaa Rabb. Makasi, Kak May. Subhanallah, hujan semakin deras. Sekar, Betari, Mita, ayo jangan maen air hujan. Tante beliin permen, nih!” teriakku kepada ketiga keponakanku yang lucu. Aku merasakan harmoni hujan dengan penuh senyuman. Harmoni suara hujan yang menentramkan layaknya harmoni keluarga poligami yang aku temui nyata dalam kehidupanku.


An Maharani Bluepen
25 September 2011
Sebuah cerpen non fiksi dengan nama pelaku disamarkan..
Kumpulan kisah “Chicken Soup for Poligami”, bersama penulis Leyla Imtichanah dan 49 penulis muda lainnya.

Read Users' Comments (0)

0 Response to "CERPEN NON-FIKSI_Harmoni Keluarga Poligami"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver