:: THE BRAIN CHARGER ::
Resensi
Novel “The Brain Charger”
Kiriman Paketan dari Penerbit ;) |
Judul : The Brain Charger
Pengarang :
Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi
Kota; Penerbit : Jakarta Timur; Salsabila
Tahun :
2012
Komposisi :
304 hlm; 13,5 x 20,5 cm
Harga :
Rp 52.000,00 (termasuk ongkir)
Sekilas menyaksikan cover novelnya, membuat bulu kuduk saya
merinding. Sepertinya aura misteri sudah terlihat dengan goresan darah dari
judul novel tersebut; The Brain Charger. Sebuah novel ilmiah yang membuat para pembaca
tak lelah untuk berpikir memecahkan kode-kode dan konflik di dalamnya. Diramu
dengan bahasa deskriptif yang kental, penulis novel ini mampu mengangkat tema
religi dengan bahasan sub topik yang menarik tentang dunia sains, filsafat, numerologi,
psikologi, dan kriminalitas mutasi yang dramatis.
Para pembaca sepertinya diajak untuk menghayati keberadaan
Tuhan dalam kehidupan manusia. Hal ini tersirat dari gambaran tokoh atheis
namun berwajah manis yang bernama lengkap; Annisatu Lexa Meteorika. Di sisi
lain, muncul kehadiran Muhammad Rizki Ramadhan sebagai tokoh protagonis yang
memiliki akidah lurus dan pemikiran optimis tentang peradaban Islam. Rizki
bersama empat rekannya; Arif, Arisiska, Farel dan Poltak berusaha untuk
menangkal arus liberalisme dan atheisme yang diselancarkan oleh Ana, asisten dosen
berintelek tinggi itu.
Pembunuhan mutasi yang terjadi pada mahasiswa terbaik di
kampus Islam terbesar di Indonesia menjadi awal konflik yang atraktif dalam
novel setebal 304 halaman ini. Fenomena mutasi tersebut terjadi selama tiga
kali berturut-turut dengan sasaran mahasiswa terbaik di kampus. Siapakah pelaku
dan target korban selanjutnya? Untuk menjawabnya, diperlukan pengetahuan dan
kemampuan analisa yang kuat oleh para pembaca. Di sini, penulis menyediakan
catatan kaki, demi memperkaya definisi istilah dan deskripsi tokoh-tokoh
sejarah yang ada.
Saya turut berkaca-kaca menghayati setiap adegan, terutama
saat pertemuan hamba dengan cinta Sang Pencipta di akhir hayatnya. “Apakah kau di sini, Rabbku? Apakah jika urat
nadiku terpotong Engkau masih ada di dekatku?” Sungguh memilukan, bukan?
Sayang, novel ini hanya berakhir dalam satu jilid saja. Sebetulnya, jalan
cerita dari novel ini masih bisa dikembangkan lebih jauh lagi. Masih banyak
problematika umat dan perang pemikiran yang perlu dikaji dan dibalut dalam
bahasa novel agar mudah dipahami oleh generasi muda.
Novel ini sangat direkomendasikan bagi Anda yang ingin
membangun pondasi cinta yang kuat terhadap Rabbnya, serta memiliki jiwa
penasaran dalam memecahkan kasus, seperti detektif Sherlock Home, Conan, atau
Galileo. Segala puji bagi Alloh, yang telah memberikan kesempatan kepada saya
untuk mengkhatamkan novel ini selama satu hari.
Untuk saat ini, penyebaran novel di luar Jakarta dan Jawa
Barat masih sangat terbatas. So, bagi Anda yang ingin memesan via online dapat
klik www.kautsar.co.id
atau hubungi langsung marketing pemasaran di 08567555783. Ok. Semoga berhasil
mendapatkannya.
“Bacalah oleh kalian ketika Salman A
Farisi membuat strategi perang kanal, meriam pelontar, atau tank pertama yang
pernah ada. Bacalah oleh kalian, Miqdad bin Amru, seorang muslim yang taat,
pelopor pasukan kavaleri pertama di dunia. Bacalah oleh kalian, Ibnu Al Nadim,
seorang pecinta ilmu yang menjadi menjadi pencetus pembuat katalog dan
ensiklopedi kebudayaan pertama. Dan bacalah oleh kalian, Ma’mun Ar Rasyid,
pelopor berdirinya perpustakaan umum pertama di dunia yang dikenal dengan Darul
Hikmah di Baghdad.” (Pizaro, penulis The Brain Charger)
An Maharani Bluepen
23 Jumadil Awal 1433 H
[Semangat
Pagi..Semangat Membaca Tiada Henti]
wah... ada di PAGE ONE search by google (The Brain Charger), mantap mbak...
ohya, to?
An baru nyadar malah..makasii informasinyaa..