Kopi-SYAM

[KO]lom ins[PI]rasi [SYA]wal - r[AM]adhan

"Refleksi Nikmat"


doc.An @ Karyadi

Aku tak ingin berpisah denganmu lagi. Dari Ramadhan ke Ramadhan menjadi momentum awal perubahanku.  Aku mengevaluasi beberapa hal yang aku lalui di bulan suci ini. Semacam ujian kesabaran dan keikhlasan. Entah dalam bentuk fenomena yang dirasakan oleh orang-orang di sekitarku maupun fenomena yang ku rasakan sendiri. Mereka semakin kuat karena menghadapi problema dan aku semakin mensyukuri apa yang aku terima. Kunci ketakwaan itu terletak di dalam hati. Bukan sengaja untuk berpura-pura dan ditampakkan ke orang lain. 


Separuh bulan dua hari bersamamu, menjadikanku semakin menghargai waktu. Aku tak boleh menyalahkan siklus biologis yang memang secara kodrat terjadi kepadaku. Beberapa target, Alhamdulillah sudah terisi. Paling tidak, aku sudah khatam dua kali; satu khatam untuk diriku, satu yang lain bersama para ummahat di Ngaliyan dalam acara 'Yaumul Ma'al Al Qur'an'. Untuk hafalan Al Qur'an, masih ada surat yang belum tuntas..Aku harus bersemangat mendalami dan mentaburinya sebagai kalam Alloh Yang Indah. Bukankah rasa mencintai akan menjadikan hafalan semakin kuat? Begitu pula dengan semangat mura'jaah. Selanjutnya, rangkaian silaturahiim mulai terjalin mulus, mulai dari memasak bersama, mengunjungi para saudara, sahabat dan guru di bulan suci. Semuanya mengikatku dalam tali persaudaraan yang kokoh. Untuk syiar Ramadhan sudah ku usahakan untuk menyebarkan serial Kopi-RAM ini dalam bentuk buletin yang aku sebar ke tetangga, saudara, dan para sahabat bersama bingkisan takjil. Alhamdulillah, buletin sudah terbit sekali. Dan aku ingin menambah edisi di tahun selanjutnyaa. Semoga kesempatan itu datang kepadaku. Pada tahun ini, aku ingin menjadikannya berbeda. Yap! Sesuatu berbeda yang aku rindukan; aku ingin berkirim kartu lebaran kepada para sahabat penaku di beberapa kota. Ada yang di Jakarta, Surakarta, dan Semarang. Tiga kota yang sejarah dan penuh kenangan bagiku. Semua rasa cinta dan persaudaraan bercampur di sana. 

Ramadhan..Apakah semangatmu masih menyala di bulan selanjutnya? Aku harap demikian..Aku tak ingin menjadikanmu sebagai memoriam belaka. Lalu, bagaimana caranya agar semangat itu terus terpatri? Aku tak boleh berputus asa. Masih panjang jalan harapan terbentang luas. Ramadhan...kuatkan aku dengan cintamu..

@ senja ramadhan


29 Ramadhan 1433 H
Sore ini aku putuskan untuk bersilaturahiim ke beberapa teman dekat. Jam setengah empat aku bersiap-siap ke daerah Mangkang, rumah mbak Atik. Sudah lama tak melewati jalan besar yang konon tiap hari disibukkan kemacetan. Alhamdulillah, perjalananku lancar hingga tujuan. Sesampai di rumah, mbak Atik menyambutku dengan sangat ramah. Bahkan, beliau menggantikan bingkisanku dengan pil jinten hitam yang mulanya ingin ku beli. Namun, beliau menolakku secara halus. Hatinya yang tulus memberikan pil jinten hitam meluluhkan hatiku yang hampir gerimis.

Selanjutnya, perjalanan silaturahiim berlanjut ke rumah Momon lewat jalur Mangkang-PGSD Unnes. Sudah lama tak bersua ke Pondok Beringin Indah, rumah Momon berada. Di sana, Momon cukup surprise menerima kedatanganku. Rasa kerinduan mulai mencair dan untaian cerita mulai mengalir satu-persatu. Momon sangat beruntung karena mendapatkan harga tiket PP mudik Jakarta-Semarang yang sangat terjangkau. Hanya dengan 650 ribu rupiah dia berikan kepada orang yang mendapatkan tiket penerbangan gratis dari pasar swalayan melalui transaksi online. Subhanallah..rezeki Alloh memang tak ada yang bisa mengira dan bisa datang dari mana saja. Aku ikut senang atas kemudahan sahabat kecilku itu. Di akhir ceritanya, beliau menaruh harapan yang besar; yakni bisa menikah di tahun ini. Insya Alloh, Alloh Pasti Mendengarkan segala Doa kita, Momon sayang..

Tak berakhir sampai di situ. Senja akhir Ramadhan 1433 H yang indah menjadi saksi kebahagiaan dan kesyukuranku. Di rumah mbak Vita, aku mendapatkan kisah yang tak kalah menginspirasi. Mbak Vita adalah sahabatku yang berpikiran dewasa dalam menghadapi sebuah masalah. Beliau bisa menerima kehilangan barang yang sangat berarti dalam hidupnya, yakni hard disk memori yang memuat data-data penting. Sungguh tak mudah memang, tapi sikapnya yang legowo dan menanggapi musibah itu sebagai anugerah. Selain itu, kondisi yang kurang sehat membuatnya tak sanggup untuk ber'tikaf di tahun ini. Sesuatu yang berhalangan juga membuatku tak bisa ber'itikaf. Beliau menguatkanku dan mengajakku mensyukuri atas segala nikmat kesempatan dan kesehatan yang diberikan Alloh.

Ufuk senja semakin memerah, dan terminal akhir silaturahiim jatuh ke rumah Putri. Rumahnya satu kompleks denganku sehingga aku tak mengalami kesulitan menuju ke sana. Sesampai di sana, tepat adzan maghrib berkumandang melepas kepergian Ramadhan. Dadaku terasa gerimis..Akankah aku menyambut Ramadhan di tahun selanjutnya?? Putri memecahkan lamunanku dan menerima kedatanganku dengan terbata-bata. Maklum, aku tak memberitahukan sebelumnya. Muncul rasa tak enak di dalam hati. Ya! Aku mengganggu waktu berbuka puasanya bersama keluarga.. Hyum-hyum.. Aku dipersilakan masuk dan dijamu beberapa hidangan Ied beraneka rupa; ada nasi opor, sambal ati, bubur kacang ijo, dan kue-kue manis. Suasana kekeluargaan aku rasakan ketika mengobrol ringan bersama papa-mama Putri dan saudaranya. Hyum..Rupanya mereka memiliki keluarga besar yang sangat kental tradisi silaturahiimnya. Saat kepulangan, dua bingkisan kue manis yang cantik menjadi kenangan diberikan Putri bersama keluarga.. :)

Malam lebaran yang sempurna. Di sini, tak ada perbedaan hari raya lagi seperti fenomena sebelumnya. Hal yang berbeda hanyalah diriku. Ada sesuatu yang berbeda dan tak ingin ku sampaikan di catatan ini. Hanya Alloh, Sang Maha Mengetahui segala isi hatiku..

1 Syawal 1433 H

Pertama kali menggunakan handbook membuat perutku terasa membesar. Haha.. Layaknya wanita hamil empat bulan.Handbook pakaian tradisional Korea campuran mode batik ini adalah baju lebaranku satu-satunya, hasil kerja kerasku selama berkerja. Modenya yang cantik membuatku tertarik untuk membelinya via online. Alhamdulillah, pesanan datang H-5 dan ternyata ukurannya lumayan kedodoran. Alhasil, aku sematkan dengan beberapa peniti supaya pas di badan kecilku. Usai siap memakai handbook, aku menyiapkan sajadah biru untuk pergi ke masjid.

doc. An

Menuju tempat Masjid, aku bersemayamkan takbir di dalam hati. Rasa kebahagiaanku terasa memuncak meski aku tak bisa berkesempatan sholat ied. Di sudut paling belakang, aku amati para wanita muslimah anggun memakai mukena terbaiknya. Mereka sangat khusyuk menghadap Sang Rabb dengan pancaran penuh kebahagiaan. Aku melihat punggung ibuku dan tersenyum melihat sosoknya. Aku bahagia bisa mendampinginya selama lebaran ini. Tidak semua kebahagiaan yang aku rasakan bisa dirasakan pula oleh-oleh orang-orang yang masih sibuk berkerja selama lebaran. Lihatlah Bapak Masinis yang setia menjalankan kereta, atau Bapak Supir Bis yang masih mengendara hingga tak bisa berlebaran bersama keluarga. Mereka masih setia menjalankan perannya masing-masing dan sudi mengorbankan waktu berharganya di hari spesial ini.
doc.An- maafkan,An, maa..

Usai sholat ied, Aku sungkem kepada omku, dan ibuku. Tak ada rasa tangis seperti tahun sebelumnya. Namun ibuku masih menyisakan kejengkelan kepada suaminya. Ia sangat sulit memaafkan kesalahan suaminya. Ada apa gerangan? Bukannya Ied sebagai wahana untuk saling menyucikan hati dari segala prasangka dan dosa. Aku berusaha untuk menenangkan hati Ibu, bahwa Ia tak boleh bersedih di hari raya ini. Sebentar lagi para tetangga datang bersilaturahiim. Begitu pula dengan kedatangan Pakde Yanto, Mas Jaya, Mbak Diah, Mas Sela, dan Mbak Rita bersama para serdadu kecilku, para keponakanku tercinta. Akhir malam ini juga kedatangan Mbak Ori sekeluarga. Sekar dan Betari menemaniku sepanjang malam. Yaaa..mereka tidur terlelap di kamarku. Aku-pun ikut terlelap usai menyelesaikan resensi buku IM2 yang aku khatamkan malam ini juga. Sebelum tidur, aku kembali merefleksikan diri atas segala nikmat yang Alloh berikan..

"Maka, nikmat Tuhan kamu manakah yang Engkau dustakan?"
QS 55:55

An Maharani Bluepen
Ditulis pada 04 Syawal 1433H

An, mama, keluarga mas Jaya..
keponakan An

sepupu An



sekaran membuat ingat mati..

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Kopi-SYAM"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver