[F-24] Indhibat dari Semut

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Sarana belajar bisa bersumber dari mana saja, termasuk meneladani sikap keteladanan dari seekor hewan. Pagi ini saya mendapatkan kisah inspirasi tentang kisah semut. Sebelumnya, saya menyadari kekhilafan yang sering saya lakukan; terlambat ketika mengikuti agenda pekanan. Padahal, saya sudah mempersiapkan datang lebih awal (30 menit sebelum acara), eh, ternyata usai membeli jajanan, waktu molor hingga 45 menit. Okay.. Semua itu bisa diambil pesan hikmah, jangan jadikan terlambat sebagai kebiasaan yang dianggap baik. Ada anggapan yang bilang, "Lebih baik terlambat daripada tidak datang sama sekali." Alangkah baiknya kalo kita berspirit, "Lebih baik datang awal, biar dapat ilmu lebih banyak mungkin." Hehehe.. Lihatlah kepribadian menarik dari kumpulan semut.

Berikut saya ambil sumber dari beberapa blog, penulis yang juga merenungkan perilaku 'ajaib' dari semut.
Sumber #1 oleh Arie Widiana:


Bismillah...
Ada orang yang melihat semut sebagai hewan kecil yang rakus, (hanya) karena sangat aktif mengumpulkan bahan makanan jauh lebih banyak dari panjang usia yang mungkin dijalaninya. Bahkan nama semut menjadi sebutan bagi salah satu dari 114 surat Al-Quran, memang tidak menjadi jaminan mereka tercela atau tidak, berbeda dari semisal Al-Munafiqun dan Al-Kafirun atau nama-nama lain seperti anjing (QS. 7:176), kera dan babi (QS. 5:60). Tetapi kalau bukan untuk tujuan terpuji, untuk apa nama itu di sebut dalam kitab suci, seperti surat An-Naml atau An-Nahl.
Konon bila ada seekor semut berjalan berputar-putar atau zizag, maka artinya ia memang sedang bertugas mencari bahan makanan bagi kaumnya. Bila menemukan sepotong daging, kembang gula atau objek lainnya, dijamin ia tidak akan menghabiskan atau mengangkutnya sendirian. Ia akan berputar-putar sejenak untuk mengukur dan menghitung berapa pasukan semut yang diperlukan. 
Pulang kesarang ia berjalan lurus dengan melepaskan asam semut melalui ekornya yang akan menjadi garis navigasi bagi para pekerja yang akan melaluinya dengan disiplin. Jangan coba-coba meletakan sekeping cokelat atau gula di tepi garis asam semut itu, mereka tetap tidak akan tergoda. 
Demikian akurat semut menggunakan intuisinya yang mengajarkan manusia kapan musin hujan dan musim kemarau akan datang, demikian pula disiplin mereka. Mereka tak bersuara, namun bekerja. Menimbun logistik untuk musim yang lebih panjang dari usia mereka, tetapi bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan kepentingan kaum  dan bangsa. 
Jangan coba-coba menaburkan gula atau kue manis dekat-dekat dengan garis itu, karena pasukan semut takan terangsang oleh provokasi atau jebakan itu. Ghayah dan ahdaf (tujuan dan sasaran) mereka jelas. Amal jamai mereka kompak. Disiplin mereka tinggi. Entah dari mana datangnya dan bagaimana ia mengintai, seekor semut eksekutor telah siap dengan kepala dan taring untuk memenggal kepala semut yang terangsang untuk mengambil makanan di luar garis navigasi. Subhanallah. 
Betapa mahalnya harga yang harus dibayar akibat tindakan liar sebagian pasukan artileri yang ditempatkan Rasul SAW di bukit pada perang Uhud itu. Mereka dipesan untuk jangan meninggalkan front tanpa komando, baik pasukan kita kalah atau menang. 

Sumber #2 : Assrafayob
Melihat kepada semua kelebihan di atas, apakah nilai positif terunggul yang boleh kita contohi dari koloni semut? 1. Semut mengajar kita budaya mementingkan peradaban hidup. Jika anda rajin memerhatikan busut kecil semut yang ‘tersergam’ di tepi pagar rumah, anda akan takjub serta sedikit terpinga-pinga bila mendapati, betapa sistematik dan ‘canggih’nya dunia mereka. Komuniti semut memiliki segala ‘sistem’ yang kita miliki, bermula dari pembangunan gudang makanan, pengklasifikasian tentera, sistem aliran trafik keluar masuk canggih higga tidak memerlukan sebarang ‘traffic light’, sistem aliran alternatif kawalan banjir hinggalah sistem udara berpusat ala ‘penghawa dingin raksasa’ dalam sarang mereka. Jika semut, haiwan yang sering kita remehkan begitu sistematik hidupnya serta amat menitikberatkan teknologi tinggi, apakah alasannya untuk kita, golongan bergelar ‘sebaik umat’ tetapi masih terpesong prioriti, saling bergaduh dan bersikap acuh tak acuh hingga membiarkan golongan bukan islam lebih terkehadapan dalam keteraturan hidup dan penguasaan teknologi?  2. Semut mengajar kita sikap positif dalam hidup yang sebenar. Ayat 18 memaparkan saat genting koloni semut ketika berhadapan dengan tentera Nabi Sulaiman. Komander semut, yang walaupun sedang berada di ambang malapetaka, ia masih sempat untuk kekal tenang serta bersikap positif ketika menghadapi kesulitan. Arahan yang dikeluarkan bukanlah arahan kelam-kabut atau semberono seperti ‘lari, lari, habislah rumah kita! Tentera Sulaiman datang! Save your life!!!!’ tetapi ini dekri yang dikeluarkan ‘Hai semut-semut, masuklah kedalam sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan mereka tidak menyedari’ (Naml, 18) Nampak bukan, betapa ‘cool’  serta positifnya komander semut itu? Ia tidak kabur dalam memberikan arahan walaupun nyawanya saling tak ubah seperti ‘telur di hujung tanduk’ dari diinjak-injak tentera Sulaiman. Daya kepimpinannya yang begitu terserlah di saat krisis melalui arahan tepat itulah yang membuatkan Sulaiman memujinya dan bagi saya, contoh kecil ini amat indah untuk kita pelajari dari semut  tentang maksud positif dalam hidup. 3. Semut mengajar kita betapa pentingnya ‘husnus zoon’ dalam hidup.Husnus Zoon atau memandang baik sesuatu perkara amat penting untuk dijadikan antara ‘tiang seri utama’ cara kita berfikir dan bertindak. Dan komander semut tersebut telah menunjukkan teknik terbaik mengaplikasikannya melalui kata-kata akhirnya ‘sedangkan mereka tidak mengetahui’ (Naml 18).Jika nak diikutkan, komander semut boleh sahaja berprasangka buruk dengan Sulaiman. Yelah, takkan nabi yang menguasai teknologi tercanggih ‘mengangkat bangunan beribu tan sekelip mata’ pun tidak tahu laluan tenteranya tepat menuju ke koloni semut? Sedangkan rahsia Ratu Balkis yang beribu kilometer jauhnya itupun dibongkar oleh ‘agen & perisik’ baginda, inikan pula kedudukan komuniti semut yang berada dalam jajahan takluknya? Cara fikir ‘suuk zonn’ sebegitu mungkin ada bagi mereka yang suka berfikiran negatif, tetapi tidak pada pandangan komander semut. Ia sangat tahu yang Nabi Sulaiman tidak mungkin sengaja menzalimi mereka, dan ia amat pasti jika itu yang Baginda putuskan (berjalan melewati koloni semut), tentu ada hikmah tersirat yang ingin Sulaiman ajarkan kepada mereka. Bersyukur dengan apa yang ada, dan sentiasa mengutamakan kesalehan sebagai tujuan hidup. Itulah intipati pengajaran yang ingin Sulaiman ajarkan. Dan hingga ke hari ini, kita masih sempat berkongsi hikmahnya dalam ayat 19. Banyak lagi yang boleh kita pelajari dari semut…..Sebenarnya, masih banyak lagi hikmah-hikmah kehidupan yang boleh kita pelajari dari komuniti semut seperti sikap rendah hati, berinisiatif tinggi, kreatif dan inovatif, disiplin & bertanggungjawab, kerjasama, produktif, komitmen dan cekal, dedikasi pada kerja, bersatu serta lain-lain. Tetapi rasanya cukuplah 3 point di atas saya utarakan untuk kita sama-sama renungkan. Kesimpulannya, saya yakin jika kita kita benar-benar mengambil pelajaran dari surah ini, ia pasti mampu menjadi batu lonjakan (mile stone) yang dapat mengupayakan kembali kehebatan umat islam sekarang di mata dunia. Cerita surah Naml tidak seharusnya diletakkan di tahap ‘kisah luarbiasa dari Al-Quran untuk kanak-kanak’ atau sebahagian dari  ‘kisah burung dan serangga dalam Al-Quran’, tetapi ia perlu ditelaah sebegini bagi menyerlahkan kembali tujuan utamanya kepada kita iaitu : Cara berfikir dan cara bertindak terbaik yang boleh diaplikasikan dalam hidup hasil dari paduan kisah serta interaksi yang pernah berlaku antara Nabi Sulaiman, raja paling berkuasa tetapi tawaduk dengan semut, serangga terkecil tetapi berjiwa besar. Moga dengannya, generasi kita akan lebih berwawasan jauh dan berjiwa besar seperti semut, dan bersifat rendah hati & tawaduk walaupun berjawatan tinggi seperti Sulaiman!

Seusai mengikuti agenda pekanan, dilanjutkan dengan AMT (Achievment Motivation Training) Bidang Perempuan yang dihadiri oleh para kader ibu-ibu se-Kota Semarang. Banyak ilmu yang disampaikan, termasuk menyinggung dalam sikap kedisiplinan (indhibat). Disiplin dalam ibadah (sholat tepat waktu), disiplin sosial kemasyarakatan, disiplin ekonomi, disiplin dalam manajemen produktivitas kerja serta disiplin dalam politik dan jihad. Dalam membina hubungan dengan orang lain, kita harus bisa mengenal karakter dari diri sendiri dan memahami karakter beragam dari orang lain. Perlu adanya kreativitas, komunikasi yang baik, menetapkan risiko, dan menetapkan tujuan dalam sebuah organisasi untuk memberikan kemanfaatan umat.

An Maharani Bluepen
100213

Read Users' Comments (0)

0 Response to "[F-24] Indhibat dari Semut"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver