Purnama Kesebelas

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dari dulu, aku tak bosan menatap langit. Di bawah cahaya buatan, aku menghitung gugusan bintang yang tak terhingga. Tengah bulan yang berbahagia. Secara tiba-tiba kau menerangi hatiku, menampilkan keindahan sinarmu. Kau hadir kembali, tanpa awan pekat tanda hujan tiba. Syukurlah! Aku bisa memandangmu dengan leluasa. Di balik gedung pencakar langit, atap yang menaungiku kini, kau muncul malu-malu. Lalu kau berganti haluan, meninggalkan perasaan haruku. Kali ini rasa rinduku benar-benar terobati. Kau menawarkan rasa yang berbeda. Ingat, kita disatukan oleh satu cinta.
Taken pict from Polemotel, Jakarta

Purnama kesebelas..
Walau tak setiap bulan aku menulis tentangmu, pernahkan kau ingat pertama kali kita bertemu? Saat aku mengenalmu, cahayamu mulai menyejukkan hatiku. Pertama, aku sebut hal itu bukanlah perasaan cinta.  Namun hal biasa yang ternyata mengetuk pintu hati semakin dalam. Aku jadi ikut mengagumimu. Entahlah, sampai kapan aku menyimpan sejuta rasa ini untukmu. Sebersit harapan untuk menjadi wanita paling berbahagia mencintai segala sesuatu hanya karena-Nya.


Purnama kesebelas..
Apakah kau sanggup menguraikan perasaanku di hadapannya? Tentang rahasia kecil antara aku dan dia. Perasaan rumit yang mungkin tak bisa setiap hati bisa memahami. Tentang kesucian hati yang kadang-kadang masih terkotori. Aku dan dia yang masih saling mengeja. Aku dan dia yang masih terbungkam dalam rahasia. Dalam sendiri-pun, aku masih sulit memahami.
Ingat, hidup tak sekedar berwarna gelap atau terang. Ada sisi kelabu yang tersembunyi dalam setiap fasenya. Ada sisi pelangi yang tercelup dalam suka dan duka. [Fb, 27/03/13]
Fase penantian selalu berteman dengan kerinduan. Di sisi lain, ada sebuah pelajaran kebaikan dan keburukan. Tak peduli untuk bilangan hari, bulan, ataupun tahun. Selama masih menjaga hati dengan hati-hati. Jika ingin mencintai-Nya sepenuh hati, maka jangan bosanlah untuk memperbaiki diri. Akan semakin banyak warna tertoreh dalam hidupmu, wahai diriku.. Tak sekedar hitam putih penantian yang menjadi judul sebuah novel.

An Maharani Bluepen
27/03/13

Read Users' Comments (2)

2 Response to "Purnama Kesebelas"

  1. Aisyah Fathiyah-Tuti Wartati, on 9 April 2013 pukul 11.56 said:

    :) baru baca tulisan ini, terharu...ana tau bagaimana rasanya penantian, semoga penantian yang panjang berbuah bahagia ya ukh :)

  2. An, on 29 April 2013 pukul 11.29 said:

    iya, mbak..
    *semangat bersabar :D

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver