Tong Sampah "Pesbuk"
Tong Sampah ‘Pesbuk’
Masih inget dengan kado kenangan dari Pulau Panjang kemarin, hasil rihlah bersama anak-anak GAMAIS. Yap! Saya mendapatkan kado kenangan berupa tong sampah imut berwarna ijo yang bisa menutup secara otomatis. Alhamdulillah, ada banyak hikmah yang bisa ditulis melalui tema ‘Tong Sampah’.
Setiap tempat yang menjunjung tinggi adanya kebersihan pasti menyediakan fasilitas tempat ajaib ini. Meski dalamnya kotor, jasanya terhadap kebersihan perlu diancungi jempol. Meski benda mati, tong sampah memang perlu dihargai. Jangan cuma mencibir bau yang ada di dalamnya, ya. Ingat, tanpa tong sampah, sampah-sampah akan tepar berkeliaran di lingkungan sekitar sehingga mengganggu alat penglihatan, pernapasan dan pembau kita. Lalu, bagaimana bentuk tong sampah berupa curahan jiwa? Jawaban salah satunya adalah ‘Pesbuk’.
Ketika jari sudah tak bisa menahan gejolak hati, maka tuts-tutsnya menari indah seraya merangkai kata-kata dalam sebuah status. Hoho..Perasaan senang bercampur rasa lega karena sudah terluapkan. Apalagi jika status itu mengundang banyak komentar dan banyaknya jumlah tanda jempol. Sang penulis status merasa bangga akan apa yang ditulisnya. Entah itu berupa ekspresi perasaan, gugatan, ancaman, curhatan, luapan, motivasi atau aktivitas hari ini. Bukan cuma satu dua kali pasang status dalam sehari, melainkan setiap jam, status selalu berganti. Saat ini, ruang privasi semakin menyempit di dunia maya yang terbentang luas. Hal ini saya temui, ketika wabah pesbuk melanda para remaja, anak-anak, bahkan orang tua.
Selama ini, saya menganggap ‘Pesbuk’ sebagai tong sampah curahan yang bermanfaat dalam mengembangkan tulisan. Lewat ‘Pesbuk’, saya bisa mengenal para penulis di dunia maya. Dulu, sebelum ‘Pesbuk’ lahir, saya masih aktif menulis di blogger dan masih sedikit jejaring penulis yang saya kenal. Seiring dengan datangnya tong sampah ‘Pesbuk’, saya lebih aktif menulis. Menulis sesuka hati tanpa tekanan dari manapun. Menulis dengan menyisipkan kisah-kisah yang saya anggap inspiratif dan menambah motivatif. Saya pun tak suka dengan pajangan status-status gombal, ataupun luapan hati yang terlalu berlebihan. Seringnya, sih, lebih suka menulis doa biar menambah ketenangan hati. Hmm.. Dunia basa-basi memang sering saya temui dalam tong sampah ini. Semua sifat bercampur aduk, tergantung bagaimana cara individu bisa membedakan serta mereduksi hal-hal yang bersifat negatif.
Saya masih ingat, kehadiran pesbuk dulu pernah menjadi hal kontroversi. Apakah hukum dalam menggunakan fasilitas jejaring sosial ini? Ada yang memperbolehkan dan mengharamkan. Seluruh pendapat memiliki prinsip masing-masing. Sebagai aktivis pesbuk, saya memiliki niat tersendiri untuk aktif dalam dunia maya ini. Insya Alloh, jika niat itu mulia maka hasil-nya pun bermanfaat untuk sesama. Yap. Pada dasarnya, jangan sampai aktivitas pesbuk membuat kebutuhan ruhani kita menjadi berat sebelah, keimanan goyah, dan kefuturan bertambah. Jadikan ‘pesbuk’ sebagai tong sampah yang full manfaat dan ladang semangat dalam menebarkan pesan kebaikan.
Apapun curahan jiwanya, paling legowo jika disampaikan ke Sang Rahman. Semua rahasia akan lebih terjaga, serta masalah akan terasa lebih ringan karena merasa dekat dengan-Nya. Ingin menangis sepuasnya pun bisa, tanpa harus diketahui oleh orang-orang di sekitar. Tak perlu mengeluarkan energi negatif lewat bahasa status yang kurang menyenangkan. Hyum hyum.. Tong sampah pesbuk-pun akan mudah dibersihkan, jika kita sendiri berniat untuk mensucikannyaa.
-------------------------
6 Januari 2012
Alhamdulillah...wa syukurilah..hari ini bisa merasakan nikmat batin yang sangat bahagiaa...Akhirnya ada rezeki buat beli modem jugaa ^^ hehe..
0 Response to "Tong Sampah "Pesbuk""
Posting Komentar
Thanks for reading
^________^