R1M [Rantau 1 Muara]

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim

R1M dirilis pada tanggal 27/05/13
Terpana. Buku ketiga Bang Fuadi dengan mantranya yang luar biasa, "Man saara ala darbi washala." Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai tujuan. Selain mantra yang mengikat, cover buku terlihat sejuk dipandang. Aih, ku benar-benar cemburu saat mulai membaca halaman pertama buku ini. Two tumbs up, deh, buat Bang Fuadi (seusia dengan mas-ku yang pertama) atas segala jerih payah, tekad, dan semangatnya dalam meraih cita-cita.. 

Energi positif serasa mengalir saat membaca buku ini..



Jazakallah khairan katsiran atas pinjamannya, engku.. Kuyakin, semangat Bang Fuadi menular kepadamu :D

Oh ya, sekedar mengintip resensi buku ini dari bilik webnya di komunitas negeri 5 menara :

Alif merasa berdiri di pucuk dunia. Bagaimana tidak? Dia telah mengelilingi separuh dunia sampai ke Kanada dan dikenal sebagai penulis muda yang cemerlang di Bandung yang fasih berbahasa Inggris, Arab dan Perancis. Dia pun diwisuda dengan nilai terbaik. Dengan modal ini, dia yakin perusahaan-perusahaan akan berlomba-lomba merekrutnya. Dia siap menggenggam dunia.
Namun dia lulus di saat yang salah. Indonesia terpuruk. Tahun 1997, krisis ekonomi menggigit/mencengkeram Indonesia tahun 1997, dan negara bergolak di masa reformasi. Satu-satu, surat penolakan kerja sampai di pintunya. Koran tempatnya menulis pun mengurangi halaman. Artinya tidak ada lagi penghasilan tetap. Sekonyong-konyong, dari puncak dunia dia seperti terjun bebas ke jurang dalam. Hidup susah, kerja tidak ada. Kepercayaan dirinya goyah.
Padahal, di hatinya telah ada misi besar: mencari kerja yang makmur sehingga dia bisa mengubah hidup dan menyekolahkan adik-adiknya dan mengirimi Amak wesel rutin setiap bulan. Belum lagi, ingin mencari pasangan hidup. Secercah harapan muncul ketika dia diterima menjadi wartawan di sebuah majalah terkenal di Jakarta. Alif hijrah ke Jakarta untuk mengejar misinya. Sementara hatinya tertambat pada seorang gadis yang dulu dia curigai. Dia mencoba merealisasikan mantra ketiga “man shaara ala darbi washala” (siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan).
Dari Jakarta, terbuka cakrawala baru. Alif mendapat beasiswa S-2 ke Amerika Serikat dan mereguk hidup nyaman. Dia berjuang untuk bisa menikahi pujaan hatinya. Setamat kuliah, dia mendapatkan pekerjaan bagus di Washington DC. Ditemani dan memiliki teman-teman baru yang menyenangkan. Hidupnya berkecukupan dan tujuan ingin membantu Adik dan Amak sudah tercapai. Semua terlihat nyaman. Life is perfect.
Sempurna, sampai peristiwa 11 September 2001. Di reruntuhan World Trade Center New York, dia kehilangan orang dekatnya. Semakin banyak orang yang direnggut dari dekapannya. Dia terhenyak dan memikirkan ulang misi hidupnya. Di mana dia bermula? Di mana dia sekarang? Setelah merantau dalam hidup, ke mana dia akan sesungguhnya akan kembali? Ke mana dia akan bermuara?
Rantau 1 Muara bercerita tentang pencarian kerja, jodoh, tentang konsistensi untuk terus berjalan menuju tujuan dan tentang pencarian tempat kembali setelah merantau. Hidup itu pada hakikatnya adalah perantauan. Suatu saat akan kembali ke asal. Kembali ke yang satu, yang esensial, yang awal. Muara segala muara.
Muara apa yang akan kau tempuh untuk menggapai citamu, An? :D
An Maharani Bluepen
050613; khatam pagi-pagi buta...

Read Users' Comments (4)

4 Response to "R1M [Rantau 1 Muara]"

  1. Aisyah Fathiyah-Tuti Wartati, on 5 Juni 2013 pukul 17.07 said:

    semangat ukh...pertanyaan yang sama untukku: Muara apa yang akan kau tempuh untuk menggapai citamu?
    sungguh manusia itu sangat terbatas, hanya berhulu dan bermuara kepada Allah saja jiwa akan menjadi tenang. Berikhtiar saja, berdo'a saja muaranya serahkan saja kepada-Nya...

  2. An, on 6 Juni 2013 pukul 20.42 said:

    insya alloh, mbak.. bukunya Bang Fuadi kereen banget, deh.. setiap kata-kata motivasinya An tulis di buku harian :D

    [Hal. 358]: Kematian itu ibarat pintu. Kelahiran itu juga layaknya sebuah pintu. Keduanya portal yang pasti dilalui semua anak manusia dalam perjalanan panjangnya di dunia ini. Kenapa aku sekarang jadi resah dengan pintu ini? ini bukan pertama kali aku menjadi saksi dalam perjalanan manusia yang lalu-lalang melewati pintu mati dan pintu lahir. 9 tahun lalu, kematian hanya sejengkal di depan mataku ketika aku melepas Ayah selamanya. Aku pernah pula membaui sendiri kematian di Kamar mayat RSCM. Di insiden 9/11, bahkan aku saksikan sendiri ribuan nyawa melayang di NY.

    Jangan terllau sedih dengan kematian. Jangan terlalu bahagia dengan kelahiran. Keduanya pintu wajib bagi manusia. Manusia datang dan pergi melalui pintu lahir dan ajal. Saat ajal tiba, sesungguhnya kita pulang ke asal. Seperti kata Dulmajid dulu, dalam hidup ini pada hakikatnya adalah perantau. Suatu saat kita akan kembali pulang. Man shaara ala darbi washala..

  3. Anonim, on 7 Juni 2013 pukul 23.48 said:

    Assalamu'alaykum mbak Ann.
    Kayfa haluk?
    Kangen berkunjung ke mari ^^
    Zahra belum baca bukunya mbak >_<, tapi setelah lihat resensinya jadi pengen cepat2 beli bukunya :D

  4. An, on 8 Juni 2013 pukul 19.16 said:

    wa'alaykumsalamwrwb
    halo, Zahra...
    alhamdulillah khoir, lagi seneng-senengnya baca buku, euy..
    iya, lekas dibaca saja..
    semoga termotivasi, yah..

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver