Udah Putusin Aja (Part 2)
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Bagi yang Belum Siap
oleh Ust. Felix Siauw
*Bila cinta nafsu membuat hati berkarat, segera
bersimpuh memohon taubat, tundukkan kepala dalam shalat, niscaya Allah pasti
berikan ampunan sarat.
*Kala
pacaran buat berahi menggeliat, kesadaran dan iman perlahan minggat, saatnya
fisik dan jiwa diralat, kembali kepada ke Maha Kuat
*Cinta
memang sudah tersurat, namun memenuhinya dengan halal dan haram adalah suatu
iradat, pilihan bagi akal sehat.
*Cinta pun
bisa tersirat, melalui rasa hormat, menjaga amanat, dengan tak biarkan setan
lewat, walau hanya dengan berkirim surat.
Menjadi
Muslim sejati adalah pilihan berat, menundukkan gairah dan cinta dalam mihrab
taat, menghamba kepada Allah dengan tekad bulat. Mudah-mudahan dengan ini,
Allah berkenan mengganjar kita dengan pahala berlipat, bagi setiap shaleh, dan
shalehah.
Kebanyakan pasti beralasan ini dan itu. Belum cukup dana, belum ada rumah, belum direstui orang tua, dsb. Bila belum siap, harusnya tahu batas kemampuan diri dan jangan dulu melakukan interaksi. Jangan memulai apa yang tak bisa engkau selesaikan. Nikahi atau sudahi, halalkan atau tinggalkan.
Bila memang serius untuk menjalin hubungan jangka panjang dengan KOMITMEN, mengapa tidak menuju jenjang pernikahan? Bila memang cinta dan sayang, mengapa akad tidak disegerakan?
by @benefiko (klik untuk memperbesar)
Bagi
wanita, izin orangtua adalah mutlak. Restu wali adalah rukun dari pernikahan,
yang tiada sah pernikahan tanpa wali. Kenapa? Karena izin wali wanita adalah
salah satu tanda kedewasaan wanita karena wali paling memahami kapabilitas
anaknya. Maka, bisa jadi ketika wali belum mengizinkan, itu pertanda wanita
belum dewasa.
Sama
seperti lelaki, walau restu orang tua tidaklah mutlak diperlukan, mereka paling
mengetahui ikhwal perkara anaknya. Merekalah yang menilai anak lelakinya sudah
dewasa ataukah masih belum dapat dipercayakan seorang wanita di sampingnya.
Walaupun tidak selamanya orang tua tahu yang benar, tapi seringkali mereka
benar.
Jadi,
alasan apapun yang kemudian menjadi tameng untuk tidak bisa menyegerakan
pernikahan, sederhanya itu pertanda kita belum siap dengan KOMITMEN pernikahan.
Karena KESIAPAN tidak perlu alasan, dan alasan adalah bagian dari
ketidaksiapan.
Begitulah pacaran selalu menjadi jalan keluar bagi lelaki dan wanita yang tidak
menginginkan konsekuensi. Menjadi jurusan limpahan lelaki dan wanita yang
miskin KOMITMEN. Karena pacaran tidak memerlukan syarat, yang diperlukan hanya
menikmati maksiat. Pacaran tidak perlu memperhatikan masa depan, cukup
menikmatinya dengan menghilangkan akal pikiran.
Alasannya,
penjajakan pra-nikah. The question: penjajakan apa?? Lha nikah saja dia belum
siap, banyak alasan, apa yang mau dijajaki? Tidak heran, akhirnya penjajakan
berganti mengganti menjadi menjajaki yang lain.
Bila belum siap menikah, jangan coba
mengumbar cinta. Coba
alihkan cinta ke jalan yang bermanfaat lagi halal dan berpahala. Berjuang di
jalan Islam, menyampaikan kebaikan-kebaikan dari Allah dan Rasul-Nya kepada
seluruh manusia.
Sebenarnya
cinta itu hanya perasaan yang muncul karena terbiasa dan hilang pula karena terbiasa.
Memang diperlukan waktu untuk menenangkan diri, dan membiasakan hal-hal lainnya
yang nggak maksiat dan juga berpahala.
“Dan barang siapa belum mampu, hendaklah ia shaum (puasa), karena shaum itu bisa membentengi dirinya.” [HR Bukhari dan Muslim]
Ingat,
bahwa bilapun kita harus mencinta, mencinta itu haruslah karena Allah, bukan
semata-mata karena manusia. Dan itu berarti kita siap bersama dan siap pula
berpisah karena Allah. Bukan ambil langkah nekat maksiat kepada Allah dengan
pacaran, itu pastinya bukan nikah karena Allah.
Dengan mengingat
Allah, Allah pasti akan mengingat kita. Siapakah yang menurunkan ketenangan
pada hati seorang mukmin? Dia Allah Sang Penguasa Hati.
Sahih International
Those who have believed and whose hearts are assured by the remembrance of Allah . Unquestionably, by the remembrance of Allah hearts are assured." [QS Ar Ra'du: 28]
*Ubah
tangismu karena manusia dengan tangis karena takut akan Allah
*Kita mungkin
takkan kuat bila harus jalani sendiri. Itulah manfaat teman yang bisa terus
nasihati
*Kita
mungkin takkan kuat bila harus jalani sendiri. Karena itulah harus dekati Allah
dan Rasul-Nya, dengannya kita kuat.
*Bila
kenangan membuatmu risau, mungkin harus mengingat lagi bahwa engkau lakukan
semua karena Allah. Selalu diingat bahwa kita sudahi semua maksiat. Bila
diteruskan, takkan membawa kita kepada ketaatan.
**
Move on ^_^
Disadur dari Buku #UdahPutusinAja karya Ust.Felix Siauw
Catatan sebelumnya (link)Move on ^_^
Disadur dari Buku #UdahPutusinAja karya Ust.Felix Siauw
ciee..ciee :D