Logika atau Perasaan?

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim

Selepas ujian sekolah atau ujian nasional, ada kebiasaan yang membuat saya merasa tak tenang. Apakah saya mampu melalui ujian itu dengan baik atau buruk? Saya selalu penasaran dengan jawaban-jawaban yang belum terpecahkan saat mengerjakan soal. Jadi, setiap selesai ujian saya selalu mendiskusikan pertanyaan yang belum terjawab. Ada teman yang mengeluh akan sikap saya.




"Sudahlah, An. Ujian sudah berlalu. Sekarang waktunya kita refreshing. OK?"
"Aku masih penasaran, nih. Ga bisa tidur tenang. Kalau dapat nilai jelek, gimana, ya?"
"Kita sudah belajar dengan giat, kan? Allah pasti memberikan yang terbaik."

Itulah kekhawatiran yang saya rasakan setelah mendapatkan ujian. Apalagi, kalau proses ujian itu tidak dilalui dengan proses yang baik : mencontek, salah satunya. Saya mencontek apabila benar-benar kepepet. Dari SD, saya begitu anti mencontek, namun semenjak SMP hingga kuliah, mencontek sudah merupakan budaya 'tolong-menolong' yang dianggap wajar oleh teman-teman. Jadi, saya pernah memberikan hasil contekan kepada teman, sebagai balas budi dia pernah memberikan jawaban kepada saya. Hasilnya, dia mendapatkan hasil lebih baik daripada saya. Anehnya, saya merasa tidak kapok dengan budaya jelek itu. Hal itu karena saya ingin menjaga 'perasaan' teman.


Surat Al-`Ankabūt (The Spider) - سورة العنكبوت

Enlarge Text
Shrink Text
29:2
Sahih International
Do the people think that they will be left to say, "We believe" and they will not be tried?
Indonesian
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?

Saya merelevansikan hal ini dengan ujian kehidupan. Tentunya ujian kehidupan jauh lebih kompleks, bukan? Kita akan menghadapi ujian yang mungkin belum pernah dihadapi sebelumnya. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Ujian kehidupan memang bersifat lebih nyata dihadapi daripada ujian yang berisi soal-soal pemahaman pelajaran sekolah. Dengan ujian kehidupan, seseorang akan dinilai oleh kadar keimanannya. Sejauh mana dia mampu menghadapi. Sejauh mana dia bisa bertahan. 

Satu hal yang membuat saya pilu adalah ketika saya merasa tak mampu menghadapi ujian kehidupan itu dengan KESABARAN. Saya marah atas apa yang telah terjadi. Saya merasa berada di bawah titik terendah saya sebagai manusia. Saya merasa Allah tak bersama saya. Saya benar-benar merasa kesepian. Padahal, orang tua (khususnya mama) sangat memperhatikan kondisi saya, begitu pula sahabat terdekat saya. Semula saya tidak menerima ujian itu dengan akal sehat.

Saya menghadapi ujian itu dengan rasa lemah.

Al Qur'an yang telah dibaca berulang-ulang tidak mampu menambah semangat. Sholat malam yang saya kerjakan tidak mampu membuat ketenangan. Saya benar-benar merasa aneh. Sampai saudara sepupu datang kepada saya dan mengatakan,
"Hadapi ujian itu dengan logika, bukan dengan perasaan, ya? Kamu pasti kuat, Dek. Allah ga pernah ngasih ujian melebihi kemampuan hamba-Nya. Teori seperti itu pasti sering kau dengar, bukan? Hal yang membuat diri seseorang kuat adalah dirinya sendiri."

Deg.

Jiwa melankolis saya kembali tersentuh. Saya menyadari bahwa selama ini saya menghadapi ujian dengan perasaan TAKUT. Saya merasa TAKUT tak bisa menghadapi ujian itu dengan baik. Saya terlalu menyalahkan diri sendiri hingga tak memiliki harapan untuk KEMBALI.

Perlahan-lahan saya memikirkan apa yang telah terjadi semua ini adalah kehendak-Nya. Segala bentuk ujian atau musibah pastilah ada hikmah di dalamnya. Saya tinggal memilih pilihan yang ada saat menghadapi ujian itu: mau mengambil hikmahnya atau tidak? Saya berusaha menghadapi ujian itu dengan LOGIKA bukan dengan PERASAAN lagi. Saat saya menghadapinya dengan PERASAAN, masa lalu akan berputar sehingga kesedihan akan datang kembali. Namun saat saya menghadapinya dengan LOGIKA, saya akan berpikir dengan sudut pandang yang berbeda bahwa Allah Menyayangi saya dengan ujian ini. Hidup masih terus berlanjut. Biarkan masa lalu berlalu, masa kini dihadapi, dan masa depan direncanakan dengan sikap yang lebih baik.

Tak perlu takut dan bersedih diriku. Ada Allah, tempatmu bergantung.
Kau hanya perlu keyakinan akan janji Allah di surat cinta-Nya:

Surat Al-Baqarah (The Cow) - سورة البقرة

Enlarge Text
Shrink Text

2:277
Sahih International
Indeed, those who believe and do righteous deeds and establish prayer and give zakah will have their reward with their Lord, and there will be no fear concerning them, nor will they grieve.
Indonesian
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
#1 read.write.reflection
24 Maret 2014
An Maharani Bluepen

Read Users' Comments (2)

2 Response to "Logika atau Perasaan?"

  1. JIM, on 24 April 2014 pukul 18.01 said:

    sama, mbak An..
    saya juga demikian, paling anti dg mencontek, tetapi bedanya, saya mencoba utk tidak pernah mau mencontek, tetapi entah karena apa itu menjadi budaya, makanya banyak teman2 yg mencontek, dan aku hanya fuh... menghela nafas, walau aku gak mencontek, tetapi aku membiarkan teman2ku yg lain mencontekku, dan alasannya karena apa? tentu, 'perasaan', utk menjaga perasaan teman...

    dan... utk ujian kehidupanpun rasanya sedikit mirip...
    fuh... jadi gitu yah masalahnya utk seorang melankolis...

  2. An, on 25 April 2014 pukul 05.30 said:

    Iyaa. Pernah suatu ujian, saya mempertahankan prinsip untuk tidak mencontek. Tidak memberikan atau menanyakan jawaban. Teman" mulai menghindar dan berprasangka negatif kepada saya. Hmm.. Itulah ujian bagi saya.

    Saya tipe wanita melankolis, sangat perasa.. Saat ini saya sedang mengedapankan logika daripada perasaan ketika menghadapi permasalahan

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver