Nataijul Ibadah


COMPLICATED

Subhanallah. Kata pertama yang terucap dari bibir kecilku, merasakan keagungan-Mu dari seorang wanita sholihah yang kulihat. Yaa. Muslimah itu memancarkan inner beauty yang membuatku terpesona. Ku baca background pendidikannya yang memacuku untuk berprestasi. Beliau lulusan UGM dan ITB dengan bantuan beasiswa dari pemerintah. Selain prestasi akademik, statusnya sebagai dosen dan ibu rumah tangganya pun dilakukan secara tawazun (seimbang). Umurnya masih muda namun sudah cukup matang untuk melaksanakan pernikahan pada saat kuliah S1 semester 6. Teringat pada sahabatku yang mengambil jejak yang sama. Hehehe..Kaifa haluk, ukhti?
Senyumku tambah mengembang ketika beliau menceritakan pengalaman dan prestasi suaminya baik di dalam maupun luar negeri. Berkat pengalaman organisasi jurnalistik saat kuliah, suaminya pernah berhijrah ke USA kemudian melanjutkan kuliah double degree di sana. Subhanallah...benar-benar terinspirasi. Saat ini mereka dikaruniai oleh dua orang anak dengan hidup mandiri di kota lunpia. Sang suami bekerja sebagai entrepreneur teknologi informasi, sedangkan sang isteri bekerja sebagai dosen di IAIN Walisongo. Wah, pasangan yang klop, deh...^^

Muslimah itu juga mengajarkanku untuk menghargai waktu. Baru tiga kali kami bertemu namun konsistensinya untuk on time tidak pernah lepas darinya. Beliau selalu datang lebih awal untuk menghadiri kajian ilmu. Hari ini beliau mengisi kultum bertema “Nataijul Ibadah”. Hyumm....bagaimanakah hasil ibadah kita selama ini? Berikut share ilmu dari beliau:

Nataijul Ibadah berasal dari kata Nataijul yang berarti hasil atau hakikat, serta ibadah yang berarti segala kegiatan yang diniatkan hanya karena Alloh SWT. Ibadah menurut Ibn Taimiyah berarti taat/ tunduk, sedangkan menurut Ibn Qoyyim berarti ketaatan yang sempurna. Yaa. Sebuah ketaatan tanpa didasari oleh cinta akan menimbulkan rasa hampa bagi setiap jiwa. Sebaliknya, rasa cinta tanpa ketaatan akan menimbulkan rasa yang sia-sia. So, jadikan seluruh aktivitas kita bernilai ibadah.

Ada 11 prinsip mencapai ibadah yang benar (Al Ibadatussaliimah)
1.   Al Imaan (iman), QS 4: 136 dan QS 8: 2, tentang esensial dari tauhid dan ciri-ciri orang yang beriman.
2.  Al Islam (Islam), QS 2: 112, “Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Alloh dan berbuat kebaikan, akan mendapatkan pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada rasa kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati.” Seperti kita ketahui bahwa makna Islam sesungguhnya adalah menundukkan wajah (QS 4: 125), berserah diri (QS 3: 83), suci (QS 26: 89), selamat sejahtera (QS 6: 54), etc.
3.  Al Ihsan (Ihsan), QS 16: 97, “Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki dan perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami Beri Balasan kepada mereka dengan Pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” Jadi beribadah sebaiknya tidak tergantung dari orang yang melihat namun karena pengawasan Alloh (QS 50: 16-18, QS 2: 284), niat yang ikhsan (QS 2: 207) dan ikhlas (QS 98: 5).
4.   Al Ikhbat (tunduk), QS 9: 112, taat terhadap segala perintah, berbuat makruf serta mencegah berbuat munkar.
5.   Al Tawakkul (tawakal), QS 11: 88 dan QS 9: 129, berserah diri atas apa yang terjadi, cukuplah Alloh sebagai penolong dan yakin bahwa Dia adalah Tuhan Yang Memiliki Arasy yang agung dan pasti memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
6.   Al Mahabbah (cinta), QS 2: 165, atas dasar cinta menyebabkan segala ibadah yang kita lakukan terasa ringan. Ciri-ciri orang yang memiliki rasa cinta: selalu mengingat, mengagumi, mengharapkan, menaati, serta ridha (rela dan siap berkorban). Cinta yang mengikuti syariat adalah dasarnya iman (QS 3: 15 dan 70, QS 52: 21)
7.   Ar Roja’ (harapan), QS 2: 218
8.   Al Khauf (takut), QS 76: 7
      Ar Roja’ dan Al Khauf harus berjalan tawazun (seimbang) sehingga ada rasa netral dari keduanya.
9.   At Taubah (tobat), QS 9: 112, penghapus dosa dengan beristigfar sebanyak-banyaknya.
10. Ad du’a (doa), QS 25: 77, doa adalah bentuk ketidakmampuan hamba di hadapan Alloh. Berdoalah, maka Alloh akan mengabulkan (QS 2: 186).
11. Al Khusyu’ (khusyuk), QS 2: 45, wah, sungguh berat, yaa, klo ngomongin soal khusyuk..wasta’iinuu bisshobri wa sholatu, wa innaha lakabiiratun illa alal khosyi’iin...”Dan mohonlah pertolongan dari Alloh dengan sabar dan shalat, Dan sesungguhya hal itu sungguh berat kecuali orang-orang yang khusyuk.” Dilanjutkan definisi orang khusyuk (QS 2: 46), “(yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Dari kesebelas prinsip ibadah yang benar tersebut akan menghasilkan output berupa nilai-nilai takwa bagi setiap mukmin (QS 2:21, QS 2: 183). Takwa adalah derajat yang sempurna (complicated) dari seorang hamba kepada Tuhannya. Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang berusaha untuk meraih ridho-Nya. Yaa. Dengan arti lain, takwa sebagai visi hidup seorang muslim yang harus dicapai. Adapun misi hidup yang harus ditempuh seorang muttaqin adalah menjalankan fungsi sebagai abdillah dan khalifah.
Sudahkah kita termasuk hamba-hambaNya yang berTAKWA?
Rewrite by:
An Maharani Bluepen
020611 – 03: 02 –



Read Users' Comments (0)

0 Response to "Nataijul Ibadah"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver