SWC FLP @ M.E.I
[M]enulis [E]nergi [I]nspirasi
Alhamdulillah, segala puji bagi
Alloh SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan kesempatan kepada An untuk
selalu giat menulis, menemukan komunitas penulis dalam wadah FLP (Forum Lingkar
Pena) pada pelatihan SWC (Super Wrtining
Camp) II di Mijen, 19-20 Mei 2012. Tema acaranya cukup menarik, “Banjir
Kata, Gempa Literasi.” Banyak narasumber inspiratif yang memberikan pesan
motivasi untuk selalu menghasilkan karya yang ‘mencerahkan.” Empat puluh peserta yang hadir di sini cukup antusias, terdiri dari berbagai jenjang usia,
dan latar belakang pendidikan berbeda. Mulai dari SMA, perguruan tinggi,
lulusan sarjana, pekerja, sampai ibu rumah tangga. Semangat mereka luar biasa.
An yang tergolong berusia lebih tua, merasa tampil ‘lebih muda’ untuk bergabung
bersama mereka. Pengalaman pertama yang berharga, saat berkumpul bersama penulis lainnya. ^^
Seputar FLP
Forum Lingkar Pena (FLP)
merupakan wadah bagi calon penulis yang ingin jadi penulis dan berminat pada
dunia kepenulisan. Sang Ketua FLP Semarang, Syah Azis Perangin-Angin
mengenalkan profil FLP secara umum dan profil FLP Semarang secara khusus. FLP
lahir pada tanggal 22 Februari 1997, dirintis oleh Helvy Tiana Rossa bersama
penulis-penulis senior lainnya. Bahkan, Taufiq Ismail pernah berkomentar,
“Berdirinya FLP sangat Fenomenal. FLP adalah hadiah Tuhan untuk Indonesia .”
Pabrik penulis cerita ini memiliki visi dan misi yang cukup jelas.
Visi : Untuk menjadi sebuah organisasi yang memberikan pencerahan.
Misi : 1. Meningkatkan mutu dan produksi karya anggota
2. Membangun jejaring muslim melalui
komunitas penulis.
3. Meningkatkan budaya membaca.
4. Memperjuangkan kehidupan yang lebih baik
bagi penulis.
Hal yang membedakan organisasi
FLP dengan wadah komunitas penulis lainnya adalah tujuan dari FLP itu sendiri,
yaitu menghasilkan karya kepenulisan yang memberikan pencerahan sekaligus
mengajak orang lain dalam kebaikan (dakwah). Jadi niat menulis adalah
dilandaskan oleh ibadah kepada Sang Maha Kuasa dalam ungkapan syukur dan
memberikan ‘pencerahan’/ inspirasi untuk selalu mengingat-Nya, serta melakukan
berbagai aktivitas kebaikan.
FLP Semarang lahir pada tahun
2000, dipelopori oleh Bunda Afifah Afra. Saat itu beliau sudah aktif menjadi
penulis saat masa kuliah di Universitas Diponegoro, jurusan Biologi. Menjadi
sebuah kebanggaan tersendiri, saat mengetahui beliau satu almamater yang sama
dengan An. Sedikit cerita, An pernah membaca karya-karya beliau yang
inspiratif, salah satunya adalah buku non-fiksi, “How to be a smart writer.”
Karya sangat inspiratif, menggugah seseorang untuk selalu bersemangat menulis.
Saat ini beliau memiliki penerbit sendiri yang bernama Indiva Kreasi. Bunda
Afif sebenarnya mau dating ke acara SWC, tapi karena anak beliau sakit,
narasumber digantikan oleh Mbak Yossi Meilani.
Profesi beliau sebagai ibu rumah tangga sangat menganggumkan. Keterampilannya menjahit pakaian muslimah mengantarkannya menjadi entrepreneur sejati di Kota Pekalongan. Kapan-kapan silaturahiim, ah, jika ada kesempatan ^^ Di akhir diskusi, An mendapatkan buku kenangan dari beliau. Alhamdulillah, senang mendapatkan buku perdana dari beliau, seorang penulis energik dengan semangat yang apik.
:)
Quantum Pahala dari Menulis
Mengapa saya menulis? Tentunya, ada berbagai alasan seseorang ingin menulis. Menurut Mas Agus, faktor pendorong seorang penulis adalah alasan ekonomi (agar mudah beramal), sosiologi (agar mudah berkomunikasi), ideologi (agar mudah memahami pandangan dan menjunjung nilai-nilai religi). Tak ada salahnya jika seorang penulis mengiginkan bukunya best-seller alias laku terjual, kemudian menjadi terkenal. Namun perlu diingat, setiap kebaikan yang diberikan melalui karya akan menjadi royalti pahala bagi seorang penulis. Seperti ilmu bermanfaat yang unlimited saat akhirat kelak. Masih ingat hukum ilmu bermanfaat, kan? Pahalanya akan terus menerus mengalir sepanjang zaman.
Kunci pertama menulis adalah membaca, kemudian menuliskannya dengan hati, dan mengoreksinya dengan pikiran jernih. Mulailah menulis tentang hal-hal yang ringan, dan aktivitas harian yang dilakukan. Semakin Anda sibuk, akan semakin banyak ide membaca konseptual dan kontekstual yang didapat.
Memahami Kesyukuran bersama Sahabat Mata
Masih berhubungan dengan motivasi menulis. Kali ini An mendapatkan inspirasi lagi dari komunitas Sahabat Mata, kumpulan orang-orang hebat yang memiliki bakat luar biasa. Meski mereka tak bisa meraba cahaya di sekitar, mereka mampu memberikan cahaya bagi kita. Tahukah kawan, mereka bisa merubah mindset pikiran dengan menyatakan kekurangan yang dimiliki sebagai sebuah kelebihan yang patut disyukuri. Ada Pak Basuki sebagai inspirator utama dalam malam itu (19/05), bersama ketiga rekannya; Robiyanto, Sufyan, dan Syarifudin. Mereka menceritakan perjuangan hidup untuk selalu mensyukuri atas fase kehidupan yang telah diatur oleh Maha Kuasa.
"Jika mata tidak dapat melihat sesuatu, maka biarkanlah 'sesuatu' itu berbicara kepada kami."
Bagaimana mereka menikmati sebagai tuna netra? Apakah waktu bisa menyelesaikan setiap masalah? Uniknya, Sahabat Mata menjawab pertanyaan itu dengan syair lagu yang apik. Solusinya adalah INSYA ALLOH. Memiliki kesadaran dan keikhlasan untuk mematuhi aturan-aturan Sang Pencipta. Artinya, marilah beraktivitas untuk mencari solusi, bukan diam menunggu waktu untuk menyelesaikannya. Karena waktu tak pernah membantu kita untuk menyelesaikan masalah. Kita diwajibkan bergerak untuk mencari solusi. Ingatlah, bersama ada kesulitan ada kemudahan. Ya. Kemudahan datang bukan seusai kesulitan, namun ia beriringan dengan kesulitan. So, setiap masalah datang, kita dituntut untuk menyelesaikannya dan siap untuk menghadapi masalah selanjutnya.
Right thinking atau positive thinking?
Syair kedua membuat saya tergelitik. Kali ini membahas tentang doa pedagang sayur kepada Alloh, untuk memudahkan rezeki para pelangganya hingga bisa melunasi hutang kepadanya. Tak ada caci maki atau emosi yang merajai. Seorang pedagang sayur bisa memiliki pikiran yang benar, mengikuti peraturan Alloh SWT. Mereka bersenandung, "Adakah harga yang lebih mahal dari syurga Alloh dan bertemu dengan senyuman Alloh SWT?"
Cerpen Dadakan
Satu program yang menguras pikiran dan tenaga SWC kali ini adalah membuat cerpen sebanyak 8-12 halaman selama semalam! An memang terbiasa menulis cerpen, tapi kalo membuat deadline sedekat itu, terasa masih-masih ragu menyelesaikannya. Tema cerpen tentang kearifan lokal Semarangan. Cerpen sebelumnya juga pernah dibuat. Tapi, rasanya aneh kalo buat dalam cerita yang sama. An merombak total susunan cerpennya, tinggal menambah halaman. Para panitia menyediakan lembar portofolio sebagai media tulisan. Semalaman penuh memancing ide cerita untuk menuliskannya, namun akhirnya tak tahan juga. Mata tinggal lima watt. Jam setengah satu akhirnya tepar kemudian dilanjutkan kembali pada jam setengah tiga.
Kesungguhan An dalam membuat cerpen kali ini memang kurang optimal. Masih aja hambatan dan kendalanya. Entah ngantuk-lah, kelelahan, atau kelaparan. Hoho.. An juga tak terbiasa begadang malam. Apalagi kalo menulis, tak suka jika harus dipaksakan. Tapi segala upaya kekuatan d'kepepetnya sudah dikeluarkan, dan cerpen belum layak untuk dimuat. Meski gagal, An masih tetap bersemangat!
Selamat Datang, di FLP Ngaliyan!
Berbeda dengan tahun lalu, kali ini SWC FLP diadakan di sekolah asri SD IT Cahaya Bangsa di Kecamatan Mijen. FLP Ngaliyan bergiliran menjadi tuan rumah penyelenggara SWC. Para panitianya sangat kompleks, kedua di antaranya sudah An kenal sebelumnya; mbak Titi (guru SD IT Cahaya Bangsa) dan mbak Siti Mu'awanah (sahabat pena dunia maya) Tak disangka, ternyata ketua FLP Ngaliyan adalah mbak Siti Mu'awanah yang suka dipanggil Ni'am Awan :)
Rasanya senang berkumpul bersama komunitas FLP Semarang, khususnya FLP cabang Ngaliyan ini. Di sana, kami bisa merajut mimpi untuk menjadi seorang penulis. Penulis yang tidak sekedar menulis saja, tapi senantiasa aktif untuk memberikan pencerahan.
An Maharani Bluepen
01 Rajab 1433 H
sip. Nulis aja mbake. Asal tulisannya mencerdaskan umat ea
Siip..Insya Alloh...^^
salam kenal, dek Rizky
Jangan lupa, disela-sela materi tentang kepenulisan ada hiburannya juga lho...malemnya, ada nonbar final piala champions, wkkk *ketahuan nggak ikut Tahajud'an*
haha..dulu pas sholat ga ya?
yang jelas nonton bolanya ganggu tidur aja,tuh