Ikhlas Karena-Nya
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dikisahkan oleh Imam Turmudzi
bahwa Syufaiya ash-Ashbahi suatu ketika memasuki Kota Madinah, ternyata ada
seseorang yang dikerumuni orang-orang. Syufaiya bertanya, “Siapa dia?” Mereka
menjawab, “Abu Hurairah.” Aku mendekatinya, lalu aku duduk di hadapannya,
sementara dia sedang asyik menyampaikan wejangan dan nasihatnya. Saat diam dan
selesai, aku berkata kepadanya, “Aku
bersumpah atas nama Al Haq, sampaikanlah suatu hadits kepadaku yang kau dengar
dari Rasulullah SAW yang kau pahami dan yang kau ketahui.” Abu Hurairah-pun menjawab, “Baik, aku kan menyampaikan kepadamu suatu
hadits yang disabdakan Rasulullah SAW kepadaku yang aku pahami dan aku
ketahui.” Abu Hurairah menangis terisak-isak sampai pingsan, setelah
terdiam sejenak, kemudian dia sadar dan bertutur, “Aku akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang disabdakan Rasulullah
SAW kepadaku di rumah ini, tidak ada orang lain bersama kami.”
Setelah itu, Abu Hurairah
menangis terisak-isak sampai pingsan lagi, kemudian ia sadar dan mengusap
wajahnya, lalu berkata, “Aku akan
menyampaikan kepadamu suatu hadits yang disabdakan Rasulullah SAW kepadaku di
rumah ini, tidak ada orang lain bersama kami.”
Kemudian ia sadar dan mengusap
wajahnya, lalu berkata, “Aku akan
menyampaikan kepadamu suatu hadits yang disabdakan Rasulullah SAW kepadaku di
rumah ini, tidak ada orang lain bersama kami.”
Setelah itu, Abu Hurairah
menangis terisak-isak sangat keras sampai jatuh tersungkur pingsan lagi, lalu
aku menyandarkannya di badanku selang berapa lama. Setelah sadar, ia berkata, “Rasulullah SAW telah menceritakan kepadaku
bahwa Allah SWT pada hari kiamat akan turun kepada para hamba untuk memutuskan
di antara mereka dan masing-masing umat berlutut.”
Orang pertama yang dipanggil
adalah orang yang hafal Al Qur’an , orang yang berperang di jalan Allah, dan
orang yang banyak hartanya. Allah berfirman kepada penghafal Al Qur’an, “Bukankah Aku telah mengajarimu sesuatu yang
Aku turunkan kepada rasul-Ku?” Ia menjawab, “Benar, wahai Rabb.” Allah SWT bertanya, “Apa yang kau amalkan dari ilmu yang kuajarkan kepadamu?” Ia
menjawab, “Dengannya dulu aku sholat
malam dan siang.” Allah berfirman kepadanya, “Kau dusta.” Para malaikat-pun berkata kepadanya, “Kau dusta.” Allah berfirman, “Tapi kau ingin memperoleh pujian bahwa si
fulan ahli membaca Al Qur’an dan memang telah kau peroleh pujian itu.”
Setelah itu, pemilik harta
didatangkan, lalu Allah SWT bertanya kepadanya, “Bukankah Aku dulu melapangkan rezekimu hingga Aku tidak membiarkanmu
meminta bantuan kepada siapapun?” Orang itu menjawab, “Benar, wahai Rabb.” Allah SWT bertanya, “Lalu, apa yang kau lakukan dengan apa yang Aku berikan kepadamu?”
Ia menjawab, “Aku menyambung silaturahiim
dan bershadaqah.” Allah SWT berfirman kepadanya, “Kau dusta.” Para malaikat-pun berkata kepadanya, “Kau dusta.” Allah berfirman, “Tapi kau ingin memperoleh gelar bahwa si
fulan dermawan dan memang telah kau peroleh gelar itu.”
Kemudian orang yang terbunuh di
jalan Allah didatangkan, Allah SWT bertanya kepadanya, “Karena apa kau terbunuh?” Ia menjawab, “Aku diperintahkan berjihad di jalan-Mu, lalu aku berperang hingga aku
terbunuh.” Allah SWT berfirman kepadanya, “Kau dusta.” Para malaikat-pun berkata kepadanya, “Kau dusta.” Allah berfirman, “Tapi kau ingin dijuluki si fulan pemberani
dan memang telah kau peroleh gelar itu.” Setelah itu, Rasulullah SAW
memukul lututku dan bersabda, “Hai Abu
Hurairah, ketiga orang itulah makhluk Allah yang pertama-tama masuk neraka pada
hari kiamat.”
*) Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan
hadits. Abu Muhammad Ibnu Hazm mengatakan bahwa, dalam Musnad Baqiy bin Makhlad
terdapat lebih dari 5300 hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Radhiyallahu 'anhu (Sumber link)
**
Membaca uraian hadits di atas
membuat merinding saja, ya. Seorang pembaca Al Qur’an tidak akan mendapatkan
syafaat di hari akhir karena KETIDAKIKHLASAN
saat membacanya. Seorang dermawan saat masa hidupnya menderita di hari akhir
karena KETIDAKIKHLASAN saat bersedekah di
jalan-Nya. Begitu pula dengan pejuang fi sabilillah tidak mendapatkan
pertolongan karena KETIDAKIKHLASAN dalam
hatinya. Seluruhnya menjadi sia-sia akibat KETIDAKIKHLASAN
saja. Sungguh, sangat disayangkan, ya.. Bila kita melakukan amal perbuatan
namun tidak dilandasi oleh niat ikhlas karena-Nya akan menjadi sia-sia belaka.
MAKNA IKHLASUNNIYAH
Secara bahasa, Ikhlas berasal
dari kata Khalasha yang berarti bersih/
murni. Niyat berarti Al Qoshdu yang berarti maksud/ tujuan.
Secara istilah, ikhlasunniyah berarti membersihkan maksud dan motivasi hanya
kepada Allah.
Ikhlas adalah memurnikan tujuan
bertaqarrub kepada Allah SWT dari hal-hal yang mengotorinya. Meninggalkan
keikhlasan merupakan bahaya besar karena Allah SWT tidak akan menerima amalan,
kecuali kebaikan yang diselimuti keikhlasan. Ikhlas menjadi SYARAT diterimanya
suatu amalan di sisi Allah SWT. Ikhlas artinya melakukan segala sesuatu hanya
mengharap balasan dan ridha dari Allah SWT. Tidak disertai riya’ (sombong dan
berbangga diri), maupun tidak ada pamrih sesama makhluk. Jika sebuah amal
dikerjakan tanpa ada keikhlasan, akan merugikan pelakunya.
Coba bayangin, deh. Jika tidak
ada keikhlasan di muka bumi, maka segala sesuatu akan dinilai oleh materi saja.
Udara yang kita hirup, detak jantung yang berkerja, sinar matahari yang
melimpah ruah, serta peredaran alam semesta merupakan bukti KEIKHLASAN kepada
Allah, Sang Maha Kuasa. Begitu pula dengan perjuangan orang tua dalam
membesarkan kita. Kita tak mampu membayar KEIKHLASAN yang telah mereka berikan.
Kita hanya mampu berbakti untuk menyenangkan hati mereka; membuat pengorbanan
mereka tak sia-sia, memberikan kebahagiaan penuh makna.
Secara ringkas, pentingnya
KEIKHLASAN sebagai berikut:
1) Merupakan ruhnya amal.Masih
ingat hadits Arba’in yang pertama?
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Arti Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang)
2) Salah satu syarat diterimanya
amal. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa “Allah tidak menerima amal kecuali
dilakukan dengan ikhlas dalam mencari keridhoan-Nya semata.” (HR Abu Daud dan
Nasa’i). Syarat diterimanya sebuah amal antara lain; bersungguh-sungguh dalam
mengerjakannya, ikhlas dalam berniat, dan sesuai dengan syariat Islam.
3) Penentu nilai/ kualitas amal.
QS An Nisa’ ayat 125
Sahih International
And who is better in religion than one who submits himself to Allah while being a doer of good and follows the religion of Abraham, inclining toward truth? And Allah took Abraham as an intimate friend.
Indonesian
Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya.
4) Mendatangkan berkah/ pahala
dari Allah.
QS An Nisa’ ayat 145 -
146
Sahih International
Indeed, the hypocrites will be in the lowest depths of the Fire - and never will you find for them a helper -
Indonesian
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
Sahih International
Except for those who repent, correct themselves, hold fast to Allah , and are sincere in their religion for Allah , for those will be with the believers. And Allah is going to give the believers a great reward.
Indonesian
Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
KEIKHLASAN memang perlu NIAT
yang KUAT. Gampang diucapkan namun sukar dipraktikkan, bukan? Hehehe.. (#pengalaman
pribadi). Berikut tips untuk menumbuhkan niat yang ikhlas:
1) Menyerahkan segalanya hanya
kepada Allah SWT
2) Memerangi kesenangan hawa nafsu
dunia
3) Menyadari segala aktivitas
seorang muslim adalah IBADAH.
Adapun tiga tahapan IKHLAS
menurut Imam Al Ghazali diilustrasikan sebagai berikut ;)
QS Al A’raf ayat 29
Sahih International
Say, [O Muhammad], "My Lord has ordered justice and that you maintain yourselves [in worship of Him] at every place [or time] of prostration, and invoke Him, sincere to Him in religion." Just as He originated you, you will return [to life] -
Indonesian
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)".
Referensi:
Quran.com
Hadits
Arba’in ( http://haditsarbain.wordpress.com/2007/06/09/hadits-1-ikhlas/)
Beauty
Jannaty oleh
Keisya Avicenna
Mentoringsmaga
ikhlas ituu... jujur saja, tidak mudah. tapi karena ingin menjadi hamba yang cinta pada-Nya, sebisa mungkin memperbarui niat terus :)
Siip, Syifa. Mari kita berusaha u/ menjadi hamba yang ikhlas :-D
Sesuatu yang sederhana yang terkadang terlupa, apalagi kalau situasinya terjepit. ex: berdoa. terima kasih sudah mengingatkan. ijin share ya An...
Boleh sekali di-share, Aan :-D
Terima kasih