A Thank You Note Part #2

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ Bismillaahirrahmaanirrahiim

Pemandangan hijau dari luar jendela, membuat pikiran saya segar kembali. Sudah lama tidak melihat pematang sawah yang terhampar luas. Ladang jagung yang tersusun rapi di samping rel. Bunyi kereta yang terdengar sewaktu-waktu, menciptakan irama perjalanan. Saya sangat beruntung bisa mendapatkan tiket Menoreh_keberangkatan dan Tawang Jaya_kepulangan dengan harga terjangkau. Aih, tak sabar saya menuangkan cerita seharian kemarin. Cerita tentang kesyukuran. Cerita tentang kebahagiaan bersama keluarga.

Menikah. Semua orang, baik laki-laki maupun perempuan melewati fase menikah dengan beragam versi cerita. Menghadapinya dengan persiapan yang beraneka. Tantangan dan permasalahan yang rumit. Tentunya, melengkapi separuh dien ini membutuhkan proses yang panjang. Pertemuan dengan jodoh, sang pujaan hati-pun, tak bisa diprediksi ataupun dispekulasi. Ada yang melewatinya dengan jalan pintas ataupun harus melewati beberapa pintu dengan mengikuti aturan agama.

Semua orang yang menikah pastinya mengalami kebahagiaan. Hal yang membedakan adalah keberkahan dalam memperoleh kebahagiaan itu. Oleh karena itu, setiap ada pernikahan kita dianjurkan untuk membacakan do'a keberkahan untuk kedua mempelai, "Baarakallahu laka wa baaraka alayka wajama'a baynakumaa fii khair.."

Setiap saya menghadiri acara akad saudara, atau teman, selalu muncul keharuan yang luar biasa. Peristiwa yang berlangsung selama kurang lebih tujuh menit itu, telah mengubah segalanya. Pada Sabtu, 23 Agustus lalu adalah moment sejarah kakak sepupu saya untuk berganti peran.. menjadi seorang ISTERI. Kakak sepupu saya yang berpenampilan tomboy itu memberanikan diri dan mempersiapkan mental dalam perubahan status ini. Meski saya tahu, dalam proses ini beliau mengalami masa sulit, yang belum tentu semua perempuan bisa menghadapinya. Saya salut atas sikap kedewasaan beliau dalam menghadapi problema. Saya turut berbahagia atas akad pernikahannya yang berlangsung di masjid kampus UI, Depok.


Akad itu bukan sekedar janji biasa yang diucapkan lisan tanpa makna. Ada gemetar halus yang diucapkan oleh pakdhe saya, sewaktu menikahkan puterinya. Inilah waktu pergantian tanggung jawab dari beliau ke seorang pria, yang akan menjadi pendamping hidup putrinya kelak, yang diharapkan menjadi pendamping dunia dan akhirat..

Dalam acara pernikahan ini, saya sudah mempersiapkan mental jika ditanyakan, "Kapan menyusul, An?" "Udah punya calon, belum?" Hehe.. Pertanyaan kapan itu saya tanggapin dengan senyuman dan permohonan do'a kepada mereka. Sekarang saya sudah tidak terlalu sensitif jika dipertanyakan hal itu. Saya memahami bahwa pertanyaan itu adalah bentuk perhatian mereka kepada saya. Saya tetap berusaha untuk berprasangka baik kepada-Nya. Insya Allah, saya akan bertemu dengan jodoh dalam kondisi yang tepat dan terbaik. Masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri, memantaskan diri, dan mempersiapkan bekal ilmu sebanyak mungkin.

Akhir acara tasyakuran diwarnai dengan sesi foto bersama. Tak terasa, keponakan saya sudah tumbuh besar, kelucuan mereka menghidupkan ruang hati untuk selalu tersenyum dan bahagia. Alhamdulillah..


Selain pernikahan, ada hal lain yang saya dapatkan, yakni tentang kesyukuran hidup di Jakarta. Mencermati kehidupan kakak-kakak yang telah 'survive' di kota metropolitan ini. Mereka telah terbiasa oleh kehidupan Jakarta yang keras, dan selalu terburu oleh waktu. Berangkat kerja pagi-pagi, pulang selalu malam-malam, berteman dengan kemacetan dan kebisingan. Rata-rata mereka menghabiskan waktu dua belas jam untuk berkerja sekaligus perjalanan-pulang ke rumah. Kebosanan akan rutinitas memang menghampiri, namun tanggung jawab mereka sebagai kepala keluarga mengalahkan rasa kebosanan itu. Yaa, mereka membanting tulang siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Waktu akhir pekan dijadikan kesempatan untuk bercengkrama bersama keluarga. Yup, sampai di sini, saya benar-benar belajar tentang alasan kesabaran untuk menghadapi berbagai rutinitas, menikmati rutinitas sebagai ladang aktivitas yang bermanfaat, serta menjadikan setiap detik menjadi berharga. Tak ada gunanya berkeluh kesah, mengingat masih banyak kehidupan orang-orang sekitar yang justru lebih berat, lebih memusingkan.. hehe..

An Maharani 
Sepanjang rel PANTURA 
Syawal 1435 H

Read Users' Comments (0)

0 Response to "A Thank You Note Part #2"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver