Al Kausar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang
( 1 ) Indeed, We have granted you, [O Muhammad],
al-Kawthar.
( 2 ) So pray to your Lord and sacrifice [to Him
alone].
( 3 ) Indeed, your enemy is the one cut off.
Sungguh,
Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakan salat
karena Tuhan-Mu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada
Alloh). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat
Alloh SWT).
Asbabun QS Al Kausar 1-3: Ibnu Jauzi
meriwayatkan bahwa ketiga ayat itu diturunkan berkenan dengan kaum kafir Quraisy
yang bersuka cita saat Rasulullah SAW bersedih karena Ibrahim, putra beliau
wafat. “Sekarang Muhammad menjadi seorang Abtar
(terputus tali keturunannya).” –HR Ibnu Mundzir-
Tiga ayat yang sarat makna kenikmatan yang
diberikan Alloh SWT kepada para hamba-Nya. Meskipun tergolong QS pendek, Al
Kausar memberikan sisi inspirasi dan meletupkan semangat kesyukuran tiada
henti. Mengingat-ingat nikmat yang kadang terlupakan atau kadang terabaikan
begitu saja. Merenungi perbuatan apa saja yang diungkapkan sebagai tanda cinta
kepada Sang Maha Cinta. Seluruhnya memberikan alur pemikiran yang sistematis,
bahwa kenikmatan yang diperoleh baik dalam bentuk kemudahan maupun kesulitan
adalah satu paket yang tak bisa dipisahkan. Manusia mungkin bisa sangat mudah
mensyukuri tatkala ia berada dalam kondisi lapang atau sukses mendapatkan apa
yang diinginkan. Namun, tak selamanya demikian. Nikmat yang banyak tak selalu
menjadikan manusia selalu ingat kepada Tuhannya. Kebanyakan manusia selalu
mengeluh atas ketidaknyamanan terhadap suatu kondisi dibandingkan mencari celah
nikmat yang masih bisa disyukuri.
Contoh sederhananya sebagai berikut. Coba tutup
mata kita sejenak saja (tak lama, hanya semenit saja). Terus bayangkan jika
kita tak bisa melihat cahaya pada menit berikutnya. Apa yang kita rasakan?
Begitukah indah nikmat penglihatan yang diberikan Alloh? Begitu pula tutup
telinga kita hingga tak bisa mendengar apapun juga. Masih bisakah telinga
berkerja normal? Ya, kita masih mendengarkan suara hati bahwa nikmat
pendengaran masih bisa dirasakan. Langkah berikutnya adalah coba tarik nafas
sedalam-dalamnya dan hembuskan nafas sekuat-kuatnya. Apakah sistem pernafasan
kita masih dalam kondisi lancar? Ya, begitu mudahnya kita mengambil udara O2
dan mengeluarkan CO2 dalam sirkulasi pernapasan. Selain itu, mari kita raba
organ di sebelah kiri dada. Coba kita rasakan detak jantung per detik. Masihkah
berjalan normal? :D Itulah secuil nikmat yang mungkin kadang kita lupakan…
Tak tahukah di luar sana, di tempat jauh kita
berada.. Tempat orang-orang sakit dengan aneka penyakit yang diderita. Mereka
tak bisa merasakan kenikmatan yang kita anggap biasa. Setiap hari mereka
mengkonsumsi obat hingga menimbulkan efek samping yang luar biasa (sakitnya).
Bahkan, dalam hidup tak segan itu mereka berusaha menemukan harapan hidup untuk
menikmati cahaya matahari pada pagi berikutnya, atau sekedar melakukan
aktivitas seperti biasanya. Ya, keberadaan nikmat sehat yang dirindukan oleh
para pesakit. Semoga tak menjadi penyesalan karena mengingat nikmat sehat hanya
saat kondisi sakit mendera.
QS Al Kausar mengingatkan kembali tentang
ungkapan kesyukuran hamba terhadap Penciptanya. Makna kesyukuran ternyata tak
cukup diungkap melalui kata-kata melainkan diamalkan dalam bentuk perbuatan mulia.
Di ayat kedua dijelaskan bahwa Shalat dan Berkurban adalah tanda bukti ibadah
nyata untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Ritual shalat bisa dilaksanakan
tiap hari. Itu artinya kita senantiasa dibiasakan untuk mengingat-Nya setiap
hari. Hal apa saja yang kita ingat saat sholat? (Hehe..pernahkah berusaha
khusyuk meskipun pada akhirnya tak bisa khusyuk?) Terus, kalo berqurban, kadang
manusia masih sering memperhitungkan untung-rugi berkurban. Ups, kalo hal ini
saya tak berani menyimpulkan hati sebagian orang, yah. Rasa keikhlasan untuk
berkurban kadang masih dinilai dari segi materi. Jadi keikhlasan yang diberikan
belum sepenuhnya dipancarkan oleh hati. Ada status fb dari penulis Tere Liye (04/10)
yang bisa kita renungkan bersama;
Saya
yakin, kita semua tahu surah ini: (1) Inna a'tayna kal-Kawtsar. (2) Fasalli li
Rabbika wanhar. (3) Inna shani'aka huwal-abtar. Pendek sekali ayatnya. Surah
paling pendek dalam Al Qur'an.
Artinya: (1) Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (2) Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (3) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Artinya: (1) Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (2) Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (3) Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Bukankah kita semua cinta pada agama ini? Ya Rabb, bukankah kami semua cinta pada agama ini? Dan bukankah begitu banyak nikmat yg telah Tuhan berikan? Tidak tergerakkan kita untuk berkurban? Menyembelih seekor kambing pada hari raya idul adha yg harganya paling 1,3 juta, sedangkan kita menghabiskan pulsa sebulan lebih dari 100 ribu? Kita beli gagdet canggih jutaan rupiah, beli buku ratusan ribu, sekali makan di kedai fas food 50.000, sekali beli pakaian 200ribu, bahkan sekali nonton konser jutaan rupiah.
Tidakkah kita tergerak berkurban? Apakah kita hanya dimulut saja cinta pada agama ini. Tapi kenyataannya, kita selalu memberikan sisa2, remah2. Jika kita mampu, maka jangan pura2 tdk mampu, dan cuek bebek dgn perintah agama ini. Masih bersisa beberapa minggu lagi, semoga ada yg berubah pikiran.
*Saya melarang komen di postingan ini. hanya boleh like. dan paling utama: share. repost, copy paste, sebarkan kemana2.
#status fb Tere
Liye (04/10)
Dari status tersebut ada pertanyaan yang masih
mengganjal di perut saya, eh, perasaan saya;
Apa makna keikhlasan?
Apa makna pengorbanan?
Hal berharga apa saja yang sudah diberikan demi kebaikan dan bukti kesyukuran kepada Sang Pencipta?
Sejauh mana bisa berbagi dengan hati,
nilainya tak bisa diukur dengan materi apapun juga..
#status fb saya (16/10)
Apa makna pengorbanan?
Hal berharga apa saja yang sudah diberikan demi kebaikan dan bukti kesyukuran kepada Sang Pencipta?
Sejauh mana bisa berbagi dengan hati,
nilainya tak bisa diukur dengan materi apapun juga..
#status fb saya (16/10)
Adakah dari
pembaca yang bisa memberikan komentar tentang makna keikhlasan dan pengorbanan?
Saya tunggu feed-backnya, yah..
Selamat menunaikan ibadah puasa Arafah, ibadah haji, ibadah qurban, dan
menikmati hari raya Ied Adha 1433 Hijriyah. ^____^
0 Response to "Al Kausar"
Posting Komentar
Thanks for reading
^________^