Lembaran Hikmah Ied Adha 1433 H

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ 

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Doc.An
"Ku Tunggu Qurbanmu :)"

Hari ini begitu istimewa. Alhamdulillah, bisa menikmati deretan peristiwa yang bisa kutuliskan saat hari raya. Sebuah lembaran hikmah yang bisa dijadikan pelajaran berharga untuk kehidupan selanjutnya. Atmosfer kesyukuran menyelimuti para umat muslim dunia karena merayakan hari Ied Adha bersama usai wukuf Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah kemarin. Tak ada lagi perbedaan hari raya. Semuanya melebur untuk merayakan ied dengan khidmat. Hari raya Ied Adha 1433 H jatuh bertepatan pada saat hari Jum'at, hari yang penuh barokah. Begitu banyak keutamaan ketika waktu hari raya bertepatan dengan hari Jum'at. Penjelasan lebih detail bisa dilihat [di sini].



#Sholat ied
Bacaan takbir, tahlil, dan tahmid terus berkumandang sampai penyembelihan hewan Qurban tiba. Aku memilih jalan kaki untuk menuju ke masjid. Pikirku, cara ini sangat efektif untuk menghayati bacaan takbir dalam hati. Rasanya begitu mendalam saat berjalan sendirian. Aku menolak halus ajakan Ibu untuk menaiki kendaraan. Biarlah rasa kesendirian ini memompaku untuk menciptakan semangat yang baru. Rencananya, masjid akan melaksanakan sholat ied dua rakaat pada pukul 06.15. Aku berangkat mepet jam enam. Sesampai di sana, ternyata deretan shaf di bagian luar masjid sudah penuh. Anehnya, bagian lantai 2 masih tersisa lahan kosong. Aku dan Ibuku sholat terpisah. Aku di lantai 2, Ibuku di halaman masjid. Meski sholat di masjid yang sama, Aku tak bisa berada di samping ibuku. 

#Obrolan Singkat dengan Kakak Ipar
Usai sholat sunnah dhuha, aku sempatkan membuka laptop untuk menulis beberapa catatan di kompasiana.com. Eh, tak tahunya ada kakak iparku yang memulai percakapan di YM. Aku sambut percakapannya dengan rasa bungah. Maklum, dia sekarang jadi pasif ngobrol karena kesibukan perkerjaannya. Topik semula membicarakan kondisi masing-masing sampai agenda lebaran kurban. Aku bilang tak ada istimewa karena Ibu tak masak apa-apa (meski akhirnya aku sadari hari ini ternyata hari istimewa). Ibu malah memilih berjualan karena masakannya belum habis dan sayang untuk dibuang.

Memang sih, tradisi lebaran Ied Adha sangat berbeda dengan Ied Fitri. Lebaran di Indonesia cenderung sepi dan tak ada ritual yang ‘heboh’ seperti Ied Fitri. Berbeda dengan di Baitullah, karena musim haji lebaran Ied Adha cenderung lebih bermakna di mata jamaah haji. Yap, bagiku sama saja. Lebaran itu menyangkut soal hati dan perubahan sikap..Semoga dengan berlebaran, bisa melahirkan sosok manusia yang lebih baik, lebih beriman, dan lebih tangguh dalam kehidupan.

Kakak iparku bercerita bahwa lebaran Ied Adha tahun ini dilalui bersamaan dinas kerja di Pulau Dewata. Ah, tak bisa dibayangkan bagaimana tradisi kurban sapi di sana. Aku membaca artikel yang menyebutkan pelarangan sembelihan sapi di Bali karena dianggap hewan suci. Usai aku konfirmasi ke kakakku, ternyata terdapat toleransi penyembelihan kurban oleh umat Hindhu di sana. Warga Bali bahkan ada pula yang pesta *** (BAB 1) bersama alkohol, dan sudah dianggap biasa pula oleh masyarakat muslim di sana. Wallahu’alam bishowab. Mengenai tradisi itu sepertinya perlu disikapi hati-hati oleh warga muslim Bali. Jangan sampai ada tradisi yang berlainan terus rasa toleransi menjadi terabaikan. Namun, rasa toleransi apa yang sebaiknya diterapkan?

#Ikhtiar Penantian di Bandara
dede', nama panggilan akrabnya
Skenario Alloh Memang selalu unik. Di saat Aku ingin bersilaturahiim langsung dengan kakak SMAku yang sudah lama tak bertemu (kira-kira bulan Feb lalu), aku bertemu dengan adik tingkatku yang baru saja diwisuda. Hyum, pertemuan tak terduga berlangsung seru di Bandara Achmad Yani. Di sana, adik tingkatku bercerita bahwa ia diterima di perusahaan kontraktor Singapore, ditempatkan di bagian epidemiolog. Wah, Subhanallah, sesuatu, yah. Maklum, adekku ini emang udah cap cip cus Englishnya jadinya mungkin mudah mendapatkan koneksi kerja di luar negeri. Yap, suksess terus untuk tahap selanjutnya, dek. Ada Alloh Yang Maha Baik dan Pengatur Rezeki hamba-Nya dengan seadil-adilnya. Yakinlah, tetap berjuang di jalan kebaikan dan terus mengamalkan ilmu yang bermanfaat. Diriku juga sama-sama belajar menerapkan. :D

Aha, penantian di Bandara tak lepas dari genggaman buku IP, ‘Ikhtiar Penantian’ yang ditulis oleh rekan FBku, Lhind Blue akhirnya khatam juga dibaca. Padahal buku tipis itu sudah ku terima sejak minggu lalu. Yap, kesempatan membaca dan menghayatinya dengan hati membutuhkan waktu yang longgar. Begitu banyak hikmah yang diambil dari buku IP. Penantian yang tak sekedar penantian, tetapi membutuhkan konsep ikhtiar yang tepat di dalamnya. Jangan sampai terjatuh dalam kubangan hawa nafsu yang jauuh dari keridhoan-Nya.

Alhamdulillah, akhirnya yang ditunggu dateng juga. Kakak kelasku ini emang wanita karir tenan. Kerja kerasnya. Istiqomahnya. An sangat mengaguminya.. Saat ada waktu luang, beliau sering menceritakan pengalaman kerjanya. Backgroundnya sebagai S.T. Elektro menjadikanya sebagai wanita tangguh di elemen kerja yang mayoritas pria. Hoho.. Pokoknya salut, deh..

#Perjalanan Kota Wali – Kota Atlas
Rencana kedua, mau diajaknya di restoran kawasan pemuda. Eh, ternyata sang restoran belum buka dan warung soto di depannya udah habis-habisan. Maklum, di hari raya kurban banyak orang yang mencari warung makan segar. Okelah, rencana makan tidak berlanjut, dan akhirnya An buat rencana dadakan; SILATURAHIIM ke Demak, tempat kakakku itu. Wah, harus bilang ‘waw’, yah. Karena bisa berkesempatan maen datang ke sana. Perasaan cukup hepi namun perlu dibentur oleh waktu, karena pemotongan hewan qurban dilaksanakan usai sholat Jum’at. So, perlu upaya ekstra untuk datang tepat waktu penyembelihan. 

Alhamdulillah, perjalanan dari Kota Atlas menuju Kota Wali tanpa mengalami hambatan apapun. Begitu pula sebaliknya, An bisa pulang dari Karang Mlati, Demak kembali ke Semarang dengan kondisi sehat wal ‘afiat tanpa mengalami kecelakaan apapun. Kebetulan saat di jalan, menjadi saksi kecelakaan ringan antar dua pengendara motor. Motor yang satu dikendarai dua orang pemuda, sedangkan motor satunya dikendalikan oleh sepasang suami istri. Mereka jatuh bertabrakan karena melintas lampu merah secara bersamaan. Sang Ibu kemudian bangkit dari jatuhnya dan menepi ke jalanan. Kadang ngeri juga, yah. Saat ini banyak pengendara yang kurang hati-hati mengendalikan kecepatan kendaraan. Kalo kondisi sepi sih ga masalah, tapi kalo sebaliknya? =_=’

#Detik-detik Terakhir
Perasaan semakin tak karuan. Penasaran juga, sih, belum pernah melihat hewan qurban amanah disembelih.. Detik-detik terasa berharga, tak peduli sengatan matahari membakar kulit yang tak dilindungi oleh masker dan jaket. Alhamdulillah, rencana kunjungan hewan qurban ini menjadi terlaksana. Ahay, meski sempat kesasar ke sana- ke mari, akhirnya aku temukan lokasi penyembelihan di SMP Alam Ar Ridho. Dan tahukah, sobat, saat aku tiba di sana, si ‘domba’ sedang disembelih. Dan aku tak sadari bahwa itu domba amanahku. Ketahuannya usai disembelih dan mau dikuliti. Tapi tak apalah, hal itu tak menjadi masalah karena belum dipotong-potong kecil dan diurai anggota badannya. Di sana, aku mengabadikan moment spesial itu bersama dombaku yang sudah mati.


Aku lihat darah yang berceceran dari lehernya. Kulit yang tersayat dibelah menjadi beberapa bagian. Kepala domba itu juga sudah dipisahkan. Aih, masa kematian yang mengharukan. Apakah ini yang namanya simbol pengorbanan? Saat belajar dari kisah nabi Ibrahim dan Ismail, mengambil hikmah yang manis bahwa sebuah pengorbanan tak terlepas dari rasa keikhlasan dan kecintaan hamba kepada Sang Pencipta. Perintah untuk berkurban tersirat dalam QS Al Kausar, ayat 1-3.

Dulu tak pernah terbersit bahwa diri ini tak mungkin bisa berkurban. Tapi, Subhanallah, yah, jika ada ikhtiar dan kemauan keras, Alloh pasti memberikan kesempatan dan jalan untuk mencapainya. Semoga saja, keinginan untuk berhaji terpenuhi juga. Meski saat ini antriannya sangat luama sekalii (sekitar 10 tahun) tergantung dengan kuota masing-masing daerah. Yap, disiapkan donasi tabungan, persiapan mental, psikis, dan kesehatan raga agar siap dipanggil oleh Alloh SWT. Usul kakak kelasku, kalo mau berhaji lebih cepat, lebih baik berkerja di Saudi Arabia agar akses ke Baitullah dimudahkan. Kebetulan temannya ada yang membuktikan dan berhasil memboyong keluarganya berhaji bersama di sana. Wah, pengalaman seru, yah..

bedah anatomi hewan qurban

Sunnah Berkurban
Satu hal yang penting untuk kita pahami, bahwa pada asalnya, tempat menyembelih kurban adalah daerah orang yang berqurban. Karena demikianlah yang dipraktekkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Bahkan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah sangat memotivasi masyarakat agar berkurban di daerah di mana dia berada. Meskipun, masyarakat setempat sudah mampu atau tergolong kaya. Karena tujuan utama berkurban, bukan semata-mata mendapatkan dagingnya, tapi lebih pada menerapkan sunah dan syiar kaum muslimin. Allah berfirman,

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
“Dagingnya maupun darahnya tidak akan sampai kepada Allah, namun yang sampai kepada-Nya adalah takwa kalian.” (QS. Al-Haj: 37)

Bagian dari bertakwa kepada Allah ketika berkurban adalah menjaga sunah dan syiar dalam berkurban. Sementara ketika mengirim hewan kurban ke luar daerah, dipastikan akan ada beberapa sunah yang hilang. Diantara sunah yang tidak terlaksana ketika seseorang mengirim hewan kurban ke luar daerah adalah:

Pertama, Dzikir kepada Allah ketika penyembelihan hewan kurban. Allah berfirman, ketika menjelaskan tentang berkurban,

فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا
“Sebutlah nama Allah ketika menyembelihnya.” (QS. Al-Haj: 36)

Sahibul kurban tidak bisa melakukan ajaran ini, jika hewan kurbannya di sembelih di tempat lain.

Kedua, menyembelih hewan kurban sendiri atau turut menyaksikan penyembelihan hewan kurbannya, jika diwakilkan kepada orang lain. Menyerahkan hewan kurban ke daerah lain, tidak akan mendapatkan keutamaan ini.

Ketiga, makan daging kurban dianjurkan bagi sahibul kurban untuk memakan bagian hewan kurbannya. Allah berfirman,

فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

“Makanlah bagian hewan kurbantersebut dan sedekahkan kepada orang yang membutuhkan,”
(QS. Al-Haj: 28)
para domba yang belum dieksekusi mati
Hari tasyrik adalah hari dimana diharamkan untuk berpuasa, hari tasyrik bertepatan dengan tanggal 11,12,13 Dhzuhijjah. Pada hari-hari itu jamaah haji berada di Mina untuk melontar jamrah dan mabit. Pada hari-hari ini umat Islam masih diperbolehkan melakukan penyembelihan hewan Qurban.

Dalam suatu riwayat disebutkan :

 عَنْ أَبِي مُرَّةَ مَوْلَى أُمِّ هَانِئٍ أَنَّهُ دَخَلَ مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَلَى أَبِيهِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ ، فَقَرَّبَ إِلَيْهِمَا طَعَامًا ، فَقَالَ : كُلْ . قَالَ : إِنِّي صَائِمٌ . قَالَ عَمْرٌو : كُلْ ، فَهَذِهِ الأَيَّامُ الَّتِي كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِفِطْرِهَا ، وَيَنْهَى عَنْ صِيَامِهَا . قَالَ مَالِكٌ : وَهِيَ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . صححه الألباني في صحيح أبي داود .

Dari Abi Murrah Maula (bekas budak) Umi Hani, Bahwa ia bersama Abdullah bin Amr datang kepada ayahnya Amru bin Ash, Maka disuguhkanlah kepada mereka berdua makanan. Ia (Amr bin Ash), “Makanlah”. Ia (Abdullah bin Amr) menjawab, “Aku sedang puasa”. Maka Amr bin Ash berkata, “Makanlah, karena hari ini adalah hari dimana Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk berbuka (makan) dan melarang dari berpuasa pada hari ini”. Malik berkata, “(yang dimaksud) Itulah hari-hari tasyriq”

(Dishohihkan Oleh Syeikh al-Albany dalam Shohih Sunnan Abi Daud)


usai H+1 Wisuda S2 mbak Kikim, panitia Qurban
dari podium ke kandang domba, aha ^^
sajian sate uenak from my sister ^^

#Jejak Hikmah Kematian
Masih ingat catatan kematian misterius yang ku tulis di “Catatan Pertama di Kompasiana”? Di sana aku ulas mengenai kejadian mengerikan yang baru saja terjadi di areal perumahanku. Yap. Berita meninggalnya gadis muda, putri dari rekan kantorku  menjadi headline dalam surat kabar kota minggu ini. Tak disangka, kasus pembunuhan terjadi menjelang H-2 lebaran Ied Adha. Kasusnya semakin terungkap saat aku mendapatkan kabar dari uraian kakak kelas si korban. Kebetulan kakak kelas si korban itu adalah panitia Qurban yang hadir bersamaku juga. Dunia menjadi sempit seketika. Dia jelaskan kondisi korban yang mengenaskan dan kronologis cerita yang mendebarkan. Diduga kuat bahwa korban dibunuh oleh mantan kekasihnya. Sang korban memang sangat cantik jelita, namun kondisi kematiannya sangat menyedihkan. Lehernya kebiru-biruan, ada sayatan cukup panjang di leher dan wajahnya. Kalo aku jadi detektif, pengin sekali mengungkap kasus itu ke meja hijau. Gregetan juga, sih, liat respon polisi yang kadang kurang serius menangani suatu pembunuhan, apalagi pencurian yang tak diselesaikan secara bijak. Yap, Aku masih beroptimis, semoga masih ada polisi yang tanggap dan serius menghadapi perkara.

Semoga rekam jejak hikmah Ied Adha ini memberikan hikmah positif bagiku pribadi dan para pembaca semuanya. Tak ada kejadian tanpa terselip hikmah di dalamnya. Oleh karena itu, mari kita belajar dari segala peristiwa dari kehidupan kita, baik yang menyulitkan maupun menyenangkan sekalipun.

All Praise to Alloh,
An Maharani Bluepen
10 Dzulhijjah 1433 H

Read Users' Comments (0)

0 Response to "Lembaran Hikmah Ied Adha 1433 H"

Posting Komentar

Thanks for reading
^________^

 
Free Website templateswww.seodesign.usFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver